visitaaponce.com

Distraksi Perangkat Elektronik saat Anak Makan, Ini Dampak Buruknya

Distraksi Perangkat Elektronik saat Anak Makan, Ini Dampak Buruknya
Ilustrasi anak makan(Dok.Freepik)

SANGAT disarankan agar orangtua agar tidak menampilkan distraksi perangkat elektronik saat memberi makan anak. Hal itu disampaikan Dokter Anak Subspesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Winra Pratita.

"Lingkungan dan prosedur menjadi aturan makan yang harus diterapkan. Lingkungan makan harus menyenangkan, jangan ada paksaan dan distraksi seperti mainan, televisi, perangkat elektronik saat makan, dan jangan memberikan makanan sebagai hadiah," kata Winra dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Winra saat menghadiri Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) seri kelima yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Baca juga : Perbaikan Jadwal Makan Bisa Atasi Anak Susah Makan

Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya mengatur jadwal makan, dan sebaiknya waktu makan anak tidak boleh lebih dari 30 menit.

"Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan yang teratur. Susu dapat diberikan dua sampai tiga kali sehari untuk anak di atas satu tahun, maksimal 600 ml per-hari. Durasi makan tidak boleh lebih dari 30 menit, dan hanya boleh mengkonsumsi air putih di antara waktu makan," ucapnya.

Ia juga menegaskan agar orangtua atau pengasuh anak tidak membujuk atau memaksa anak kembali makan, apabila sudah lebih dari 10-15 menit berhenti makan.

Baca juga : Ingin Anak Pintar Makan? Kenali Dulu Gaya Makan Anak Anda

"Dorong anak untuk makan. Jika anak tidak mau, berikan kembali makanan secara netral tanpa membujuk dan memaksa, dan jika setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan," ujar dia.

Winra juga mengingatkan bahwa 80 persen perkembangan otak anak terjadi pada dua tahun pertama kehidupannya.

"Nutrisi dalam 1.000 hari pertama kehidupan penting dalam perkembangan otak anak, baik kognitif, motorik, maupun kemampuan sosio-emosional pada masa anak-anak dan selanjutnya pada masa remaja," ujarnya.

Baca juga : Nutrisi Dipastikan Punya Efek Langsung pada Otak Anak

Ia juga menekankan bahwa kekurangan nutrisi bisa berdampak jangka panjang di kehidupan anak saat dewasa.

"Kekurangan nutrisi pada masa anak-anak berhubungan dengan gangguan kognitif dan tingkah laku pada masa anak-anak dan remaja, serta berpengaruh pada produktivitas masa dewasa, termasuk masa sekolah yang pendek dan pendapatan yang rendah," tuturnya.

Winra juga mengatakan pentingnya anak mengkonsumsi protein hewani setiap hari atau sesering mungkin untuk mencegah stunting.

"Berdasarkan penelitian, konsumsi protein hewani, salah satunya ikan, ternyata angka skor tinggi badannya itu lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi ikan apapun. Contohnya ikan kembung, tidak perlu ikan mahal," katanya. (Ant/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat