Voice of Baceprot Bicara Soal Stereotipe Perempuan
![Voice of Baceprot Bicara Soal Stereotipe Perempuan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/32c9338710d5365e0596ad97c92aefd2.jpg)
GRUP band metal Voice of Baceprot (VoB) menceritakan kisah mereka saat melawan stereotip tentang perempuan.
Menurut Marsya, vokalis VoB, awalnya mereka kerap menerima kritikan bahkan diminta berhenti bermusik karena dianggap tidak cocok dengan penampilan mereka.
"Paling banyak adalah yang menyuruh berhenti bermain musik. Kebanyakan orang berpikir kita kurang cocok untuk main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Jadi orang-orang menyarankan untuk berhenti bermusik atau tetap bermusik tapi lepas hijab," kata Marsya saat acara virtual bersama Google, dikutip Senin (14/3).
"Banyak juga yang menyarankan untuk fokus di rumah saja. Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita," lanjutnya.
Baca juga: Aaliyah Massaid Ingin Bisnis Fesyen
Komentar-komentar negatif tersebut, kata Marsya, datang dari berbagai arah, termasuk keluarga dan lingkungan sekitar mereka.
"Kalau dari keluarga, mereka menganggap profesi sebagai pemusik itu enggak bisa menjamin masa depan. Di lingkungan juga disangkanya kita mau menyebarkan pengaruh buruk," ujar Marsya.
Meski demikian, Marsya dan rekan satu bandnya, Sitti dan Widi, tidak menghiraukan komentar negatif tersebut karena merasa telah menemukan diri mereka di musik.
"Seiring berjalannya waktu, kita menemukan diri kita di musik. Kita memang sempat takut mengambil langkah, tapi kita akhirnya tetap yakin pada diri sendiri," tutur Marsya.
"Kita memutuskan tetap jalan, karena kalau berhenti, justru itu yang mereka inginkan. Kita enggak mau menyerah karena ketakutan," imbuhnya.
Meski musik metal terdengar keras, Marsya mengatakan yang terpenting dalam bermusik adalah pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya.
Menurut Marsya, musik metal banyak menyuarakan keadilan, isu kesetaraan, isu lingkungan, hingga isu kemanusiaan. Hal itulah yang membuat Voice of Baceprot tetap konsisten dengan musik tersebut.
"Kami berniat memasukkan pesan-pesan baik termasuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di musik kami. Kami percaya musik memiliki bahasa sendiri yang bisa menyentuh semua usia dan kalangan," pungkas Marsya. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Sean “Diddy” Combs Kehilangan Gelar Kehormatan dari Universitas Howard
Kelly Osbourne Berharap Dijauhkan Dari Kanker
Miley Cyrus tidak Yakin Ingin Punya Anak
Selena Gomez Kemungkinan tidak akan Adakan Tur Konser dalam Waktu Dekat
Riri Antoni Jajal Peruntungan di Dunia Musik
Melanie Putria, Kecanduan Lari Hingga ke Luar Negeri
Voice of Baceprot akan Jadi Band Indonesia Pertama yang Tampil di Festival Musik Glastonbury
Supaya Musisi tidak Terus Rugi, Aturan Royalti Mesti Direvisi
Kemenpora Gulirkan Dukungan untuk Voice of Baceprot
Voice of Baceprot Rilis Video Live The Other Side of Metalism
Voice of Baceprot Mengaku Sempat Terganjal Restu Orangtua
Voice OF Baceprot Masuk Daftar 100 Penakluk 2023 Versi NME
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap