visitaaponce.com

Voice of Baceprot Bicara Soal Stereotipe Perempuan

Voice of Baceprot Bicara Soal Stereotipe Perempuan
Voice of Baceprot(Instagram @voiceofbaceprot)

GRUP band metal Voice of Baceprot (VoB) menceritakan kisah mereka saat melawan stereotip tentang perempuan.

Menurut Marsya, vokalis VoB, awalnya mereka kerap menerima kritikan bahkan diminta berhenti bermusik karena dianggap tidak cocok dengan penampilan mereka.

"Paling banyak adalah yang menyuruh berhenti bermain musik. Kebanyakan orang berpikir kita kurang cocok untuk main musik yang keras dengan penampilan berhijab. Jadi orang-orang menyarankan untuk berhenti bermusik atau tetap bermusik tapi lepas hijab," kata Marsya saat acara virtual bersama Google, dikutip Senin (14/3).

"Banyak juga yang menyarankan untuk fokus di rumah saja. Hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita," lanjutnya.

Baca juga: Aaliyah Massaid Ingin Bisnis Fesyen

Komentar-komentar negatif tersebut, kata Marsya, datang dari berbagai arah, termasuk keluarga dan lingkungan sekitar mereka.

"Kalau dari keluarga, mereka menganggap profesi sebagai pemusik itu enggak bisa menjamin masa depan. Di lingkungan juga disangkanya kita mau menyebarkan pengaruh buruk," ujar Marsya.

Meski demikian, Marsya dan rekan satu bandnya, Sitti dan Widi, tidak menghiraukan komentar negatif tersebut karena merasa telah menemukan diri mereka di musik.

"Seiring berjalannya waktu, kita menemukan diri kita di musik. Kita memang sempat takut mengambil langkah, tapi kita akhirnya tetap yakin pada diri sendiri," tutur Marsya.

"Kita memutuskan tetap jalan, karena kalau berhenti, justru itu yang mereka inginkan. Kita enggak mau menyerah karena ketakutan," imbuhnya.

Meski musik metal terdengar keras, Marsya mengatakan yang terpenting dalam bermusik adalah pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya.

Menurut Marsya, musik metal banyak menyuarakan keadilan, isu kesetaraan, isu lingkungan, hingga isu kemanusiaan. Hal itulah yang membuat Voice of Baceprot tetap konsisten dengan musik tersebut.

"Kami berniat memasukkan pesan-pesan baik termasuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di musik kami. Kami percaya musik memiliki bahasa sendiri yang bisa menyentuh semua usia dan kalangan," pungkas Marsya. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat