visitaaponce.com

When The Day Is Done, Lagu Teranyar Grentperez

When The Day Is Done, Lagu Teranyar Grentperez
Grentperez(MI/HO)

GRENTPEREZ, bintang muda berdarah Australia, awal pekan ini, mengumumkan EP terbarunya yang sudah dinantikan berjudul When We Were Younger, yang akan segera rilis pada Juni mendatang. 

Untuk memperingati perilisan tersebut, musisi bergenre bedroom pop asal Sydney ini juga merilis single baru dengan nuansa disko-pop berjudul When The Day Is Done.

Dipenuhi dengan nuansa disko dan juga soul, Grentperez menjelaskan lagu terbarunya, "Sebagai lagu klasik dan juga timeless, yang dapat didengarkan oleh seluruh anggota keluarga. Seperti yang dikatakan oleh ayahku, 'Lagu ini bisa saya jogetkan'." 

Baca juga: Grentperez Rilis Video Klip untuk Us Without Me

Mengambil tempo yang jauh lebih cepat dari lagu sebelumnya, Us Without Me, di lagu When The Day Is Done, bagian akhir lagu terbarunya terdengar berbeda drastis dari bagian awalnya. 

 

Secara perlahan, lagu ini membangun melodi ke arah pre-chorus yang kuat sebelum melepaskan ritme yang rasanya siap dimainkan di sebuah arena roller-skate. 

"Lagu ini mencerminkan frasa 'tidak ada tempat seperti rumah' dan ketika semuanya sudah selesai, aku hanya ingin pulang dan merasakan dukungan keluarga di mana pun aku berada." ujar Grentperez. 

Baca juga: Grentperez Rilis Balada Us Without Me

Setiap detail dirancang dengan penuh rasa cinta, mulai dari harmoni yang ditumpuk pada bagian bridge hingga suara kongga yang berbunyi sampai suara delay yang ada sebelum beat drop pada bagian akhir chorus. Semua ini memancarkan rasa kegembiraan.

Selain itu, Grentperez juga mengumumkan EP barunya yang dinanti-nantikan, When We Were Younger, yang akan dirilis pada 2 Juni mendatang. 

Dibuat sebagai cara untuk keluar dari kebuntuan dalam menulis lagu, When We Were Younger terdiri dari tujuh lagu yang terpusat pada konsep nostalgia yang dipicu oleh keinginan untuk menghindari sikap sinis dan merangkul kreativitas tanpa beban seperti masa kecil.

"Kami sering mengadakan sesi menulis lagu di luar yang menyenangkan saat kami merakit proyek ini," katanya. 

"Menghubungkan diri dengan kenangan indah masa kecilku, membuat aku merasa terhubung dengan dunia nyata dan terus memikirkan pentingnya teman-teman dan keluarga dalam hidupku. Ini membuat aku tidak terlalu memikirkan masa depan," lanjut Grentperez.

Musisi pendatang baru berdarah Filipina ini membawa pendengar  musiknya  kepada serangkaian detour sonik yang tidak terduga namun intuitif, memadukan berbagai nuansa nostalgia pada EP ini yang menjadi momentum ia menggabungkan genre bossa nova kesayangannya dengan soul ala Philadelphia yang bersemangat, serta gesekan orkestra era emas Hollywood yang terinspirasi dari soundtrack film romantis komedi tahun 90-an.

Untuk memperingati rilisan terbarunya, Grentperez juga telah meluncurkan pre-order resmi untuk album fisik vinyl When We Were Younger, yang menampilkan vinyl berwarna biru. 

Seratus pembeli pertama akan mendapatkan pembatas buku eksklusif yang ditandatangani dengan gambar custom oleh grentperez. 

Seniman multimedia, penyanyi sekaligus penulis lagu, dan produser Grentperez dengan musik pop ala DIY-nya telah membantunya berhasil mendapatkan dukungan dari berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.

Single debutnya Cherry Wine, yang dirilis pada September 2021, langsung meroket di tangga lagu viral Spotify di seluruh dunia, termasuk Filipina, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan merebut posisi #1 di Singapura tidak lama setelah dirilis. 

Dalam kurang dari dua tahun, katalog Grentperez telah mencapai lebih dari 200 juta stream hingga saat ini, dan lebih dari 2 juta pendengar bulanan di Spotify, dengan ratusan penggemar baru yang menemukan musiknya setiap hari.

Lahir di Australia, Grentperez tumbuh sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dalam keluarga Filipina. 

Dibesarkan dengan mendengarkan musik The Eagles, The Beatles, dan Queen berkat ayahnya sebelum beralih ke musik seperti Musiq Soulchild. 

Begitu ia menerima gitar akustik pertamanya, ia belajar otodidak lagu Lemonade dari Jeremy Passion, mempelajari chord, bentuk, dan pola petikannya. Pada akhir tahun 2013, ia meluncurkan saluran YouTube-nya yang kini memiliki lebih dari setengah juta subscriber. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat