visitaaponce.com

Universitas Belgia Hadirkan Mata Kuliah tentang Sastra di Lirik Lagu Taylor Swift

Universitas Belgia Hadirkan Mata Kuliah tentang Sastra di Lirik Lagu Taylor Swift
Penyanyi Taylor Swift di konser tunggalnya, Eras Tour, California, AS.(AFP)

Dari "Alice in Wonderland" hingga "The Great Gatsby", "Rebecca" hingga "Jane Eyre", lagu-lagu dari Taylor Swift penuh dengan referensi literatur yang jelas dan halus. Seorang profesor sastra di Belgia terinspirasi menghadirkan mata kuliah yang membahas soal kesusastraan dalam lirik-lirik lagu milik superstar asal Amerika Serikat (AS) tersebut.

Menurut Elly McCausland, seorang asisten profesor di Universitas Ghent, lagu-lagu Swift menawarkan kesempatan untuk menjelajahi feminisme. Misalnya melalui lagu "The Man", dan trope anti-pahlawan melalui lagu yang bernama tepat "Anti-Hero" dari albumnya tahun 2022, "Midnights"

Elly memutuskan pada awal tahun ini untuk merancang mata kuliah yang akan dimulai pada bulan September ini. Ide tersebut terinspirasi setelah mendengarkan lagu "The Great War", juga dari album "Midnights" milik Taylor Swift.

Baca juga: Taylor Swift Segera Rilis Album 1989 (Taylor's Version)

"Cara dia menggunakan perang, seperti metafora untuk hubungan, membuat saya agak tidak nyaman dan membuat saya berpikir tentang puisi Sylvia Plath yang berjudul 'Daddy', yang melakukan hal serupa dan juga pembacaannya sangat tidak nyaman," kata akademisi tersebut dalam sebuah pernyataan yang dilansir, Sabtu, (19/8)

Elly sangat mengenal kekuatan karya penyanyi tersebut karena dia sendiri adalah "Swiftie" sejati dan ia menegaskan bahwa mata kuliah "Literature (Versi Taylor)" adalah cara untuk menjadikan sastra lebih mudah diakses dan bukan untuk menciptakan klub penggemar Swift.

"Intinya adalah untuk membuat orang berpikir bahwa sastra Inggris bukan hanya sekumpulan buku-buku tua dari waktu yang lama dan membusuk di perpustakaan. Tetapi ini adalah sesuatu yang hidup, bergerak, dan terus berkembang dan berubah," katanya.

Baca juga: Taylor Swift Berikan Bonus US$5 Juta kepada Para Kru The Eras Tour

Akademisi ini menekankan bahwa seniman dan media lain juga bisa digunakan untuk tujuan yang sama, misalnya Beyonce atau bahkan platform berbagi video TikTok.

Mata kuliah ini menggunakan lirik-lirik Swift sebagai pintu gerbang untuk membaca beberapa karya besar dalam dunia sastra seperti William Shakespeare, Charlotte Bronte, Geoffrey Chaucer, dan William Thackeray.

Swift merujuk pada karya-karya beberapa penulis lain, termasuk Charles Dickens dan Emily Dickinson, dan Elly mencatat bahwa karya Taylor juga paralel dengan gaya penulisan penulis lain termasuk penyair romantis Inggris awal abad ke-19.

Dalam lagu-lagu "Wonderland" dan "long story short", Swift menyebutkan pergi ke "lubang kelinci", referensi kepada novel tahun 1865 karya Lewis Carroll, "Alice's Adventures in Wonderland".

Dalam percakapan tahun 2020 dengan Paul McCartney yang diterbitkan oleh Rolling Stone selama pandemi covid-19, penulis lagu ini menjelaskan cintanya pada kata-kata dan bagaimana dia membaca jauh lebih banyak daripada yang pernah Ia lakukan termasuk "Rebecca" karya Daphne du Maurier.

Baca juga: Taylor Swift. Penyanyi Perempuan dengan Album Nomor Satu Terbanyak

Mata kuliah ini sangat populer dan Elly telah menerima permintaan untuk bergabung dari luar universitas, bahkan melalui pesan pribadi di Instagram.

Terdapat sikap merendahkan dan kritik online terhadap mata kuliah tersbut yang mempertanyakan nilai penggunaan karya Taylor dalam pendidikan tinggi. Elly membuat perbandingan dengan keraguan yang dihadapi oleh penyanyi-penulis lagu Bob Dylan setelah memenangkan Hadiah Nobel sastra tahun 2016.

Puncak Karir Taylor Swift

Taylor Swift telah mengalami kemajuan sejak album debutnya pada tahun 2006, mencapai puncak karirnya tahun ini dengan Tur Era, yang saat ini bersaing dengan Renaissance Beyonce untuk menjadi tur pertama yang menghasilkan satu miliar dolar.

Pada usia 33 tahun, Swift juga menjadi wanita pertama yang memiliki empat album dalam 10 besar tangga lagu AS pada saat yang sama.

Swift tidak menunjukkan keinginan untuk melambat saat dia bersiap untuk bagian Amerika Latin dari tur-nya yang akan dimulai minggu depan sebelum Asia, Australia, Eropa, dan Amerika Utara pada tahun 2024, semua sambil bersiap untuk merilis rekaman ulang album tahun 2014 miliknya yakni, "1989," pada bulan Oktober ini.

Meskipun mata kuliah Elly mungkin merupakan yang pertama jenisnya di Eropa, di seberang Samudra Atlantik, Institut Clive Davis di Universitas New York diyakini telah meluncurkan mata kuliah pertama yang berfokus pada penyanyi-penulis lagu tersebut tahun lalu.

Sementara itu di London, ada sekolah musim panas di Queen Mary University pada bulan Juli yang berjudul "Taylor Swift and Literature." Kelas tersebut melihat karya-karya Taylor melalui lensa sastra.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat