visitaaponce.com

The Changcuters Terus Berkarya Menyesuaikan Konteks Zaman

The Changcuters Terus Berkarya Menyesuaikan Konteks Zaman
The Changcuters(Instagram @thechangcuters)

GRUP band The Changcuters, yang akan memasuki 20 tahun berkarier pada tahun depan, menjadi salah satu band yang terus eksis dan produktif dalam mengeluarkan berbagai karya. Terbaru, band asal Bandung itu akan mengeluarkan single terbaru bertajuk Memang Beda, yang berangkat dari refleksi para anggota menjadi ayah dalam memaknai perbedaan.

Bagi The Changcuters, eksistensi yang masih terjaga hingga saat ini tidak lain karena adanya dukungan dari para penggemarnya yang berasal dari lintas generasi. 

Untuk itu, The Changcuters hendak menghadirkan karya-karya yang relatable dengan berbagai generasi khususnya generasi Z yang dianggap sebagai ‘penguasa zaman’ era kini.

Baca juga: The Changcuters Merilis Single Memang Beda

“Kita juga pernah muda, sekarang kita merasakan jadi bapak-bapak, jadi kita bisa jadi bapak-bapak Gen-Z minimal jadi inspirasi,” ujar sang vokalis, Muhammad Tria, seperti dilansir dari podcast Authenticity, Selasa (20/12).

 

Sejalan dengan hal itu, Gitaris The Changcuters Alda mengatakan salah satu kunci kesuksesan sebuah band bisa terus eksis karena adanya komitmen yang terus dirawat dan komunikasi yang baik dari masing-masing personil band.

“Setidaknya komitmen dan komunikasi itu penting, lalu dengan kita terus mengeluarkan karya, maka band bisa melewati fase setiap generasi. Karena komitmen kami adalah terus berkarya,” ujarnya.

Baca juga: The Changcuters Berencana Rilis Lagu Baru pada Tahun Ini

Menurut Tria, Gen-Z yang hidup di era teknologi dan informasi yang sangat cepat dan mudah ini juga memiliki berbagai potensi namun juga tantangan yang besar. 

“Banyak Gen-Z yang memiliki prestasi hebat, namun ada juga isu kesehatan mental yang kerap dikaitkan dengan mereka,” katanya.

Band pelantun Hijrah ke London itu juga mengatakan akan terus mengikuti perkembangan zaman terutama dengan menyesuaikan tools dalam berkarya lewat penggunaan teknologi digital.

“Jadi kuncinya sekarang tidak perlu harus jadi anak muda di medan perang, melainkan akhirnya bisa melihat situasi dan mensinkronisasikan apa yang dilakukan band selama 19 tahun ini dan bagaimana menyampaikan itu di era sekarang tanpa harus kelihatan terlalu tua,” jelas Tria.

Selain itu, Tria menyatakan pihaknya juga memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan komunikasi dengan para penggemar hingga melakukan promosi yang tepat.

“Komunikasinya sudah berbeda, kalau dulu ketika berkarya ingin menyuarakan ke banyak orang, sistemnya seperti piramida yaitu mengerucut ke medi dan tv supaya penyebarannya massal,” ujarnya.

“Tapi kalau sekarang sistemnya menyebar dari awal sudah sebanyak-banyaknya agar mendapatkan audiens yang ingin kami tangkap, seperti media gathering jujur saya lebih senang, menghayati tapi tetap semua harus dijalani itu yang mungkin agak berbeda,” lanjutnya.

Saat menjalankan strategi marketing untuk mempromosikan dan menjual berbagai karyanya, Band yang digawangi Tria, Qibil, Alda, Dipa, dan Erick itu juga turut melakukan riset di media sosial untuk menarik perhatian Gen-Z. Tria memberi contoh dengan melakukan voting daring mengenai berbagai topik yang akan dijadikan lagu.

“Strategi kami sekarang itu harus digital mau gak mau, bukan melek lagi harus ahli digital sejauh ini kami pun se-update update-nya pasti butuh orang-orang yang jauh lebih ahli, banyak diskusi,” ungkapnya.

Hingga saat ini The Changcuters telah merilis enam album dan berencana mengeluarkan album ketujuh. 

Album pertama mereka Mencoba Sukses (2006) diikuti repackaged Mencoba Sukses Kembali (2008). Berikutnya album kedua bertajuk Misteri Kalajengking Hitam pada pertengahan 2009. Selanjutnya ada Tugas Akhir (2011), Visualis (2013), Binauralis (2016) dan Loyalis (2020).

Tidak hanya itu, The Changcuters juga sukses menjaga loyalitas para penggemar dengan menganggap mereka sebagai teman dan kerabat, begitupun sebaliknya. Sehingga para penggemar mendapat ruang untuk bertemu, ngobrol dan bahkan berfoto bersama.

“Dari awal Changcuters selalu ngomong, kita nggak punya fanbase, punyanya friendbase. Maka ketika para penggemar tersebut berkumpul dengan The Changcuters, yang terjadi adalah saling ngobrol tanpa berbuat anarki,” tandasnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat