Lewat Film Memanusiakan Manusia
![Lewat Film Memanusiakan Manusia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/0e9775915ff3f38358619e565c099114.jpg)
KREASI Prasasti Perdamaian (KPP) transmedia storytelling organization mengadakan bedah film dan talkshow di Universitas Pamulang Kampus Viktor dengan judul dan synopsis Ahmadiyah’s Dilemma dan Film Puan Hayati: Threads of Faith.
Dalam Ahmadiyah’s Dilemma, kehidupan rapper Malik Ross menjadi lensa kala dia mengeksplorasi tantangan identitas dan trauma dalam komunitas Ahmadiyah.
Film ini menjelajahi lebih dalam mengulik perjuangan yang dihadapi pengikut Ahmadiyah. Sedangkan dalam Film Puan Hayati: Threads of Faith, Dwi Utami dan Nata Hening berkomitmen pada keyakinan Puan Hayati di Jawa Tengah.
Baca juga : Film Laga Bonnie Akan Hadirkan Alur Drama, Nuansa Sastra, dan Soroti Ketangguhan Perempuan
Melalui narasi mereka, film itu mengungkap tantangan yang dihadapi agama-agama lokal di Indonesia, menyoroti ketahanan dan pencarian pemahaman.
Menurut sutradara film sekaligus Founder KPP Noor Huda Ismail, film ini dibuat untuk memanusiakan manusia yang lain walaupun secara teologis berbeda keyakinan. Namun, secara sosiologis, kita sesama manusia walaupun berbeda keyakinan.
Sehingga negara dapat memastikan teman teman minoritas mendapatkan hak haknya.
Baca juga : Glenn Fredly The Movie Kenalkan Empat Perempuan di Hidup Glenn Fredly
"Film ini bertujuan sebagai awerness campain atau membangun kesadaran publik agar bisa menerima aliran keyakinan lain yang secara sosiologis bagian dari negara yang harus dilindungi," ucap Noor Huda Ismail di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (2/4).
Sementara Ketua Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Andy Yentriyani mengatakan Indonesia sesungguhnya adalah negara yang besar, karena banyak keberagaman.
Sayangnya, informasi tidak cukup merata untuk diketahui. Sehingga banyak hal yang tidak perduli soal keberagamaan, dan itulah sebetulnya yang menjadi titik berangkat peristiwa intoleransi.
Baca juga : Perempuan Dalam Film Hadir di Denpasar
Sementara peristiwa kekerasan yang dialami orang yang dianggap berbeda dari kebanyakan. Dengan adanya dua film ini, Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan ingin memastikan bahwa ada ruang berdampingan dengan damai dan tentram
"Karena hidup berdampingan sangat penting karena dari peristiwa intoleransi, pasti ada perempuan yang jadi korbannya, dengan persoalan yang dia harus hadapi, langsung pada dampak peristiwa itu," ungkap Andy.
Agar tidak terulang peristiwa kekerasan perempuan dan agamanya minoritas, kata dia, pihaknya sudah berulang kali menyerahkan pemantauan tentang kondisi perempuan dalam berbagai peristiwa intoleransi di Indonesia.
Baca juga : Putri Ayudya Dambakan Ruang Aman Bagi Industri Kreatif
"Kami telah melakukan dialog dengan kementerian agama, dalam negeri, pendidikan dan kebudayaan inilah tiga kementrian yang langsung terlibat ,serta menteri koordinator politik hukum dan ham untuk memastikan agar tidak terulang peristiwa tersebut," jelasnya.
Andy Yentriyani berharap pemerintah yang baru dalam pengelolaan keberagaman di Indonesia, isu seluruh tata kelola negara, termasuk memperbaiki sistim pendidikan.
"Itu supaya kita bisa merayakan perbedaan itu, serta baru akan ada upaya yang lebih sistemik, yang mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan ditebalkan ditengah kebahagian kita merayakan kebhinekaan Indonesia," pungkasnya. (RO/Z-1)
Terkini Lainnya
Beautysity, Pameran Produk Kecantikan dan Wellness Terkurasi
Peluncuran Kanal Jelita Bukti Media Indonesia Konsisten Memuliakan Kaum Perempuan
ENCHORIA FESTIVAL: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UBM Gelar Konser dan Talkshow Perdana
Langkah Awal di BSD, PPM Manajemen Ajak Industri Diskusi Dunia Kerja
Toleransi dalam Keberagaman ala Warga Rusun Gading Nias
Green Ramadan KLHK: Gen-Z, Agen Perubahan untuk Pelestarian Lingkungan di Masa Depan
Komnas Perempuan Kecam Tindakan Intoleransi dan Kekerasan terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang
Kasus Kekerasan di Pamulang, Kemenag Apresiasi Farhan Rizky Romadon
Ketua RT Tersangka Pembubaran Doa
4 Tersangka Kasus Pembubaran Ibadah Doa Rosario Mahasiswa di Tangerang Terancam 10 Tahun Penjara
Polisi Tetapkan Empat Tersangka Kekerasan terhadap Mahasiswa sedang Ibadah
Polisi Selidiki Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Alami Kekerasan saat Ibadah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap