visitaaponce.com

Anak Down Syndrome Kerap Dilecehkan

Anak Down Syndrome Kerap Dilecehkan
Kontroversi Tes Dini Down Syndrome(ANTARA/M RISYAL HIDAYAT)

ANAK dengan down syndrome (ADS) tidak boleh dipandang sebagai nomor dua. Dengan pola asuh yang baik, mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri dan bahkan berprestasi. Sayangnya, pelecehan terhadap mereka masih banyak terjadi di masyarakat.

Hal itu disampaikan Ketua Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (Potads) Noni Fadhilah saat acara perayaan Hari Sindroma Down Dunia bertema Loving down syndrome, mencintai dan memandirikan anak dengan sindroma down di Monas, Jakarta, kemarin.

Dia menyampaikan pelecehan yang sering terjadi yaitu pengolokan dari orang sekitar kepada anak penyandang down syndrome. "Dari dulu sampai sekarang perlakuannya mengolok-olok, terutama di daerah-daerah. Tidak hanya pada anak, orangtua juga amat merasakan ketika membimbing anak (penyandang down syndrome) dipandang sebagai sesuatu hal yang aneh,'' ungkap Noni.

Padahal, jelas Noni, anak penyandang down syndrome juga merupakan anak biasa yang akan tersinggung bila dilecehkan. Pelecehan itu, menurutnya, berawal dari kesalahpahaman masyarakat yang menduga anak dengan down syndrome itu merupakan kutukan.

"Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk mengenal dan lebih peduli kepada ADS agar mereka tidak dilecehkan dan masyarakat dapat menerima keberadaan mereka sehingga anak-anak tersebut bisa berkembang secara optimal," jelasnya.

Plt Direktur Bina Ketahanan Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiyatna menyampaikan keteguhan keluarga diperlukan untuk membimbing anak-anak mereka yang memiliki keterbatasan.

"Peran orangtua sangat penting untuk membimbing mereka pada hal positif. Kalau pengasuhannya benar, anak penyandang down syndrome pun bisa berprestasi," ujarnya.

Sugiyatna menambahkan, BKKBN sudah melakukan upaya untuk mengedukasi masyarakat agar mereka lebih mengenal ADS sehingga bisa peduli untuk membangun kebersamaan. "BKKBN juga mendukung penyandang down syndrome melalui pendekatan program pembangunan keluarga sejahtera," tukas dia.

Berikan semangat
Maria Yustina, orangtua ADS Stephanie Handojo senada. Menurut dia, anak-anak dengan down syndrome mempunyai hak yang sama dengan anak-anak dan masyarakat pada umumnya. Yang mereka butuhkan ialah penerimaan dari orang-orang di lingkungan sekitar.

"Bukan olok-olok yang dia ingin dapat, dia ingin berbuat sesuatu agar nantinya bisa membuat kehidupannya lebih berarti. Jadi di sini butuh dukungan masyarakat agar anak dengan down syndrom punya semangat,'' terangnya.

Ia menjelaskan orangtua ialah orang yang bisa membangkitkan semangat mereka. "Tugas orangtua melakukan pengarahan stimulasi serta memberikan semangat dan kesempatan," kata dia.

Terbukti, anaknya, Stephanie Handojo, telah tercatat sebagai pembawa obor pada Olimpiade London 2012 serta salah satu dari 12 anak yang dipilih dari 180 negara sebagai duta global messenger oleh Special Olympics International di AS. Stephanie juga memiliki bisnis laundry (penatu) dengan nama Dress Care.

"Karena itu, saya berharap orangtua makin banyak mencari informasi pengasuhan agar anak mereka yang memiliki kekurangan bisa berprestasi dan mandiri," tukas Maria. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat