visitaaponce.com

Menristek Minta Hasil Riset dan Inovasi Berbasis Ekonomi Sirkular

Menristek Minta Hasil Riset dan Inovasi Berbasis Ekonomi Sirkular
Menristek Bambang PS Brodjonegoro(MI/Ramdani)

EKONOMI sirkular yang ramah lingkungan digadang-gadang menjadi model perekonomian di masa depan. Karena itu, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro menginginkan agar kerja riset juga mengarah pada optimalisasi ekonomi sirkular.

“Ekonomi sirkular penting diperkenalkan, di mana dari ekonomi linier (buat, gunakan, buang) menjadi sirkuler (restoratif dan regeneratif), sehingga limbah yang muncul harus bisa diolah kembali. Jadi limbah yang tadinya menjadi residu, harus kita kembalikan menjadi input untuk kemudian diolah lagi menjadi output,” jelas Menristek saat meninjau fasilitas produksi PT Bio Konversi Indonesia (PT BKI) di Desa Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (3/3). PT BKI merupakan produsen dari pupuk hayati/organik cair Biokonversi dan Bionature.

Menristek mengatakan, ekonom kebanyakan akan selalu berpegangan kepada fungsi produksi, dimana begitu output didapat maka itu menjadi menjadi hasil akhir. Tanpa memperhatikan bahwa dari input ke output (proses produksi) pasti menghasilkan limbah yang tidak berguna. Dan hal tersebut tidak dihitung sebagai residu yang sebenarnya bisa dihitung sebagai input yang produktif.

Ke depan, imbuhnya, cara-cara semacam itu diyakini akan makin ditinggalkan seiring dengan implementasi pembangunan rendah karbon yang terkait erat dengan ekonomi sirkular. Sebaliknya, mereka yang usahanya cepat merespons ekonomi sirkular akan menjadi pemenangnya.   

Menristek menyontohkan, PT Bio Konversi Indonesia yang merupakan produsen pupuk organik hayati cair dengan merk dagang Biokonversi. Pupuk cari ini diolah dari 150 ton sampah setiap harinya dan telah menyerap 150 tenaga kerja lokal.

Formula dan teknologi produksi pupuk organik hayati cair PT BKI merupakan hasil riset dan pengembangan dari anak bangsa yang peduli akan kesejahteraan petani, masalah sampah di perkotaan dan kelestarian lingkungan. Melalui inovasi ini sampah organik perkotaan diubah menjadi pupuk organik ramah lingkungan dalam skala ekonomi yang cukup besar.

“Pemerintah mendukung inovasi ini karena bagi saya ini adalah inovasi ekonomi sirkular, yang melahirkan alternatif kebutuhan pupuk di Indonesia, kita adalah negara yang perlu mengoptimalkan sektor pertaniannya. Di sisi lain berbicara konteks yang lebih besar yaitu harga, yang memungkinkan untuk mengurangi subsidi pupuk selama ini, meskipun harga berkurang bukan berarti kualitas juga berkurang jadi harus sama bahkan lebih baik,” papar Menristek.

Saat itu, teknologi produksi pupuk Biokonversi telah dipatenkan pada Ditjen HAKI Kementerian Hukum dan HAM, dan telah mendapat pengakuan mutu baik dari lembaga sertifikasi organik lokal (LESOS), maupun internasional, yaitu Control Union di Belanda.

Pupuk organik hayati cair Biokonversi telah digunakan di lebih 23 provinsi di Indonesia, dan telah diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman. Penggunaan pupuk hayati berperan besar untuk menghasilkan tanaman yang subur dan sumber makanan bergizi, yang nantinya diharapkan dapat berkontribusi menanggulangi masalah stunting atau kekurangan asupan gizi. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat