Menristek Indonesia tak Lakukan Nasionalisasi Riset Covid-19
MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19, Indonesia tidak melakukan nasionalisasi riset. Pasalnya, dunia riset dan sains pada umumnya memiliki ruang lingkup yang luas serta harus terbuka untuk bisa mengatasi krisis saat ini.
"Kalau menggunakan istilah Merah-Putih atau nasional dan segala macam atau istilahnya kita ingin mensubstitusi impor itu sebenarnya tidak mengarah kepada nasionalisasi dalam pengertian hanya produk Indonesia yang bisa dipakai," ungkapnya dalam webinar Pandemi Covid-19 Ubah Riset Sains di Indonesia?, Kamis (4/3).
Baca juga: Menristek Minta Hasil Riset dan Inovasi Berbasis Ekonomi Sirkular
Menurutnya, penamaan atau istilah yang digunakan dalam riset tersebut berawal dari keprihatinan terhadap perkembangan riset Tanah Air. Artinya, pandemi ini sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat riset di Indonesia. Sementara, untuk kerja sama atau pun kolaborasi dengan dunia internasional tetap harus dilakukan.
Lebih lanjut, Bambang menyoroti industri kesehatan Indonesia yang selama ini selalu melakukan impor alat kesehatan hingga mencapai 94%. Begitu pula dengan impor bahan baku obat yang sangat tinggi, padahal Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang kaya.
"Kita sudah punya pabrik farmasi, demikian banyak tapi ternyata kebanyakan hanya di produk akhirnya, bahan bakunya masih impor," terangnya.
Untuk itu, sejal awal pandemi Kemenristek pun sudah berinisiastif membentuk konsorsium riset. Bagaimana pun, Indonesia dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia harus mampu memcapai kemandirian riset di sektor kesehatan.
Bambang pun mengakui bahwa riset sains dalam negeri berubah karena Covid-19. Sebelumnya riset dilakukan sacara mandiri atau dari berbagai universitas dan lembaga penelitian mengembangkan risetnya masing-masing, sekarang arah top down. Artinya, pemerintah serius mengerahkan semua sumber daya pada tujuan yang sama. Hal itu tidak terlepas dari harapan untuk segera mengakhiri krisis saat ini.
Pada tahun-tahun sebelumnya riset hanya berakhir pada publikasi dan prototipe, tapi saat ini riset harus bisa dihilirisasi dan manfaatnya dirasakan masyarakat. (OL-6)
Terkini Lainnya
Soal Mundur dari Jabatan, Standar Etika Menteri Berbeda-beda
Mundur dari Menteri, Bambang Brodjonegoro Jadi Komisaris Bukalapak
Menristek Sampaikan Salam Perpisahan di Unhas
Ekonomi Sirkular Solusi Bauran Energi Nasional 2025
Biar Lambat Vaksin Merah-Putih Tetap Harus Dikembangkan
Jaga Marwah Iptek, Menristek Serukan Perangi Predatory Journals
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap