visitaaponce.com

LIPI Bangun Konektivitas Kerja Sama Riset Indonesia-Korea Selatan

LIPI Bangun Konektivitas Kerja Sama Riset Indonesia-Korea Selatan
KOREA FESTIVAL: Pengunjung mencoba mengenakan pakaian khas Korea saat Korea Festival di Surabaya, Jawa Timur.(ANTARA / Zabur Karuru)

JEJAK panjang hubungan Indonesia dan Korea Selatan telah terjalin dalam beberapa bidang kerja sama bilateral, di antaranya ekonomi, politik dan sosial-budaya. Potensi hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan pun semakin besar dengan merebaknya Korean Wave secara masif di Indonesia.

K-POP, K-movies, K-Drama, K-Foods dan K-Beauty saat ini telah diterima secara luas oleh masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bahwa ketertarikan masyarakat terhadap K-Drama telah meningkat secara signifikan pada selama masa pandemi covid-19 di 2020.

"Ini sebagai kesempatan baik untuk mengajak Korea Foundation dalam memperluas jaringan kerja sama di Indonesia. Saya yakin LIPI akan menjadi mitra yang tepat dan hub dari Korea Foundation di Indonesia dan wilayah," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam Webinar Internasional Enhancing Indonesia-South Korea Connectivity, Senin (22/3).

Handoko menyebut bahwa langkah LIPI membuat skema untuk mempromosikan kegiatan pertukaran dan mobilitas peneliti dan asisten peneliti, mahasiswa magang riset, profesor tamu, dan aktivitas pasca doktoral, merupakan hal yang tepat.

“Semua skema terbuka untuk peneliti dari dalam dan luar negeri. LIPI juga memiliki program penelitian sampingan bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi doktoral di universitas,” jelasnya.

Laksana yakin manajemen LIPI dapat menggabungkan skema yang ada di kedua pihak untuk mendorong lebih banyak aktivitas pertukaran dan mobilitas peneliti antara kedua negara.

Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti pun menekankan komitmen LIPI untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi dengan Korea Selatan, dalam hal ini melalui Korea Foundation. “Webinar ini sebagai salah satu fondasi strategis untuk memperluas hubungan dan kerja sama jangka panjang Indonesia-Korea Selatan, serta meningkatkan people-to-people connectivity antara Indonesia dan Korea Selatan,” kata Nuke.

Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan, H.E Umar Hadi, yang turut hadir dalam Webinar Internasional “Enhancing Indonesia-South Korea Connectivity” mengungkapkan optimismenya akan kolaborasi Indonesia-Korea Selatan yang mampu melahirkan kerja sama strategis sesuai dengan kebutuhan masyarakat dunia.

“Kita membutuhkan global leadership yang bertanggung jawab, inovasi di bidang politik dan iptek, serta pandangan yang jelas yang mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat. Dan saya percaya, kemitraan strategis Indonesia-Korea Selatan dapat mewujudkan itu semua,” ungkap  Umar.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia H.E Park Tae-sung menyatakan bahwa pertemuan itu adalah kesempatan yang berharga untuk mendiskusikan hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan.

“Indonesia dan Korea Selatan telah secara berkelanjutan berkolaborasi dalam kerja sama strategis di berbagai bidang industri. Kerja sama Indonesia dan Korea di antaranya pada bidang inovasi industri, penanganan perubahan iklim, serta penanganan covid-19,” paparnya.

“Saya pun sangat senang dengan perkembangan budaya Korea, seperti K-Pop, K-Drama, K-Food dan K-Beauty, yang dapat dinikmati di Indonesia terutama generasi muda,” ungkap Park Tae-sung. Dirinya pun mengapresiasi kedekatan Indonesia dan Korea Selatan. “Indonesia dan Korea Selatan adalah sahabat, seperti saudara kandung,” tuturnya.
 
The International Webinar “Enhancing Indonesia-South Korea Connectivity”  juga dihadiri oleh the President of the Korea Foundation dan Direktur Korea Foundation Jakarta, serta menghadirkan narasumber antara lain Santo Darmosumarto (Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia), Youngmee Jee (the Chief Executive Officer of the Institute Pasteur Korea), Andrew Eungi Kim (Akademisi bidang Studi Internasional di Universitas Korea), dan  Nanto Sriyanto (Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI).(H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat