Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas
![Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/2775b1d42beb77b5b3a5a33f84bf0c7a.jpg)
PARA profesor medis di tiga rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Korea berjanji, Senin, untuk memulai mogok kerja sukarela yang tidak terbatas mulai akhir bulan ini, di tengah ketegangan berkepanjangan antara dokter dan pemerintah mengenai rencana reformasi medisnya.
Komite darurat para profesor yang bertugas sebagai dokter senior di universitas tersebut mengumumkan mogok kerja yang dimulai pada 12 Juli, dengan pengecualian pelayanan ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif, sambil menyerukan kepada pemerintah untuk "menarik tekanannya terhadap mahasiswa medis dan dokter pelatihan" serta terlibat dalam dialog.
"Komunitas medis telah berusaha meluncurkan dialog dengan menawarkan solusi dan kompromi, tetapi pemerintah sama sekali mengabaikan semua upaya tersebut dan menyalahgunakan perintah administratifnya," kata komite dalam pernyataannya.
Baca juga : Kekhawatiran Korea Selatan Terhadap Potensi Eskalasi Mogok Dokter
Pengumuman ini menyusul keputusan para profesor di Rumah Sakit Severance, Rumah Sakit Severance Gangnam, dan Rumah Sakit Severance Yongin yang mulai menghentikan perawatan pasien rawat jalan, operasi non-darurat, dan layanan lainnya mulai Kamis minggu lalu.
Diperkirakan para dokter senior di Pusat Medis Asan juga akan meluncurkan mogok kerja selama satu minggu mulai Kamis mendatang.
Meski mendapat penolakan keras dari kalangan dokter, pemerintah pada bulan Mei lalu menetapkan kenaikan kuota penerimaan sekitar 1.500 mahasiswa untuk sekolah kedokteran sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan dokter.
Baca juga : Ancaman Mogok Kerja Dokter Korea Terbesar karena Perselisihan Reformasi Medis
Bulan lalu, pemerintah meminta rumah sakit untuk segera menerima pengunduran diri dokter pelatihan yang telah meninggalkan tempat kerja mereka sebagai bentuk protes terhadap reformasi medis pemerintah, sebagai langkah untuk meredakan ketegangan dengan dokter junior.
Sekitar 12.000 dokter pelatihan telah meninggalkan pekerjaan mereka sejak akhir Februari sebagai bentuk protes terhadap kenaikan jumlah mahasiswa kedokteran. Sebagai langkah hukuman, pemerintah memerintahkan rumah sakit untuk tidak menerima pengunduran diri dokter pelatihan agar mereka tidak dapat mencari pekerjaan di klinik lain.
Minggu lalu, sebuah komite yang dibentuk oleh komunitas medis untuk merespons konflik berbulan-bulan dengan pemerintah mengenai rencana reformasi medis memutuskan untuk mengadakan debat nasional pada 26 Juli mengenai reformasi medis pemerintah. (Yonhap/Z-3)
Terkini Lainnya
Prabowo Apresiasi Tim Medis yang Operasi Kaki Kirinya
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Ibu dan Bayi Meninggal di Indekos Diduga Korban Pembunuhan
Infeksi Paru, Jemaah Haji asal Aceh Nasrun Meninggal di Mekah
Pengembangan Wisata Kesehatan Terus Digencarkan
Ancaman Mogok Kerja Dokter Korea Terbesar karena Perselisihan Reformasi Medis
Ribuan Pasien di Korsel Masih Terbengkalai Akibat Mogok Kerja Nasional Dokter
Korea Selatan Perintahkan Dokter yang Mogok kembali Bekerja
Pasien di Korea Selatan Khawatir Menjelang Pemogokan Satu Hari Dokter
Pengatur Lalu Lintas Udara Prancis Mogok, Mengancam Kekacauan Penerbangan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap