Ribuan Pasien di Korsel Masih Terbengkalai Akibat Mogok Kerja Nasional Dokter
![Ribuan Pasien di Korsel Masih Terbengkalai Akibat Mogok Kerja Nasional Dokter](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/e4961c848d841b09019e6155d86fe32d.jpg)
RIBUAN pasien di Korea Selatan (Korsel) masih terbengkalai dan tak mendapatkan layanan kesehatan akibat mogok kerja nasional yang dilakukan para dokter. Para dokter umum hingga spesialis melakukan mogok nasional sebagai aksi protes atas peningkatan kuota masuk sekolah kedokteran di Korsel.
Diberitakan sebelumnya oleh media-media Korsel, dokter di berbagai wilayah menutup klinik mereka selama sehari sebagai bentuk partisipasi dalam aksi mogok satu hari yang diadakan Asosiasi Kedokteran Korea. Sebelumnya, aksi serupa juga telah beberapa kali dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
Kementerian Kesehatan Korsel menyebutkan hanya 4% dari 36.371 klinik masyarakat di negara itu, tidak termasuk praktik kedokteran gigi dan oriental, yang melakukan penangguhan operasional pada Selasa, 18 Juni 2024.
Baca juga : Dokter Mogok Kerja Massal, Layanan Kesehatan di Inggris Tersendat
Namun, gangguan layanan kesehatan bagi pasien meningkat ketika pemogokan berlangsung di tengah berkurangnya layanan di rumah sakit umum di seluruh negeri secara signifikan akibat pemogokan selama berbulan-bulan oleh para dokter magang.
Hari sebelumnya, Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul di pusat Seoul dan tiga rumah sakit afiliasinya juga melakukan pemogokan tanpa batas waktu. Mereka menuntut pemerintah mempertimbangkan kembali menaikkan kuota sekolah kedokteran dan mencabut tindakan hukum terhadap para dokter magang.
Selain itu, klinik dokter anak yang biasanya sibuk dan terletak di kawasan padat apartemen di Suwon, selatan Seoul, juga menghentikan layanan pada hari itu.
Baca juga : Korea Selatan Perintahkan Dokter yang Mogok kembali Bekerja
Pemberitahuan yang dipasang di pintu masuknya berbunyi, “Rumah Sakit ditutup karena situasi internal. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.”
Tiga dari empat klinik dokter anak di kawasan padat apartemen lainnya di Yongin, selatan Seoul, juga tutup. Hal itu membuat daftar tunggu panjang bagi lebih dari selusin pasien di klinik yang masih tetap buka.
“Saya telah mendengar banyak tentang konflik medis dan pemerintah,namun saya belum pernah terkena dampak langsung seperti yang saya alami saat ini,” kata seorang warga Seoul kepada Kantor Berita Yonhap.
Baca juga : Pasien di Korea Selatan Khawatir Menjelang Pemogokan Satu Hari Dokter
Gangguan pada pasien juga dilaporkan terjadi di berbagai wilayah lain selain Seoul. Termasuk kota Chuncheon di bagian timur dan pulau resor Jeju di bagian selatan.
“Kami sering datang ke klinik karena mereka sedang flu, tapi kami tidak mendapat informasi tentang penutupannya. Saya tidak yakin apakah sebuah klinik, terutama klinik anak, bisa menghentikan layanannya begitu tiba-tiba,” kata seorang ibu bermarga Koh.
Rumah sakit umum universitas di seluruh negeri, yang telah mengalami gangguan karena tidak adanya dokter magang, mengalami kemunduran berlanjut karena para dokter senior mengambil cuti untuk mengikuti pemogokan umum.
Namun, tidak ada situasi medis darurat kritis yang dilaporkan akibat pemogokan satu hari tersebut, karena hanya sebagian kecil dari klinik lingkungan di seluruh negara yang berpartisipasi dalam aksi kolektif pada Selasa itu.
(Ant/Z-9)
Terkini Lainnya
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Kemenkes Dinilai belum Siap Implementasi SKP
Ini Dampak Buruk Alergi Susu pada Anak
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Ajarkan Anak Cara Tidur Berkualitas, Ada Tiga Tahapan
Ini Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan Terkini Diseksi Aorta
Pemerataan Bidan Juga Perlu Bukan Hanya Dokter Umum dan Spesialis
Relaksasi SKP untuk Perpanjang Izin Praktik untuk Keringanan Bukan Pemutihan
Perbaikan Fasyankes di Indonesia Timur Harus segera Dilakukan
Menkes: Pengurusan STR Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Gratis
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap