IDI Vaksin di Indonesia Masih Efektif untuk Varian Delta B.1617.2
![IDI: Vaksin di Indonesia Masih Efektif untuk Varian Delta B.1617.2](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/06/41638018c2b7ae4c8254a3fefd76bbe5.jpg)
RATUSAN mutasi virus Delta B.1617.2 asal India telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Apakah efikasi vaksin yang digunakan di Indonesia masih ampuh untuk cegah virus yang sudah mutasi tersebut?
Dalam menanggapi perihal itu, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Adib Khumaidi mengatakan berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing (WGS) terkonfirmasi bahwa di indonesia, juga ada varian varian Delta. Sehingga vaksinasi AstraZeneca masih efektif untuk menghadapi varian tersebut.
"Data yang kami dapatkan baru AstraZeneca dan masih efektif untuk varian Delta. Untuk Sinovac bukan saya katakan tidak efektif tapi kita belum ada referensi datanya," kata Adib dalam dialog virtual Selasa (21/6).
Dia menambahkan pada prinsipnya dari para pakar menyampaikan bahwa vaksinasi yang saat ini masih efektif untuk menghadapi varian Delta. Meskipun kemampuan penularan varian itu lebih cepat bahkan meningkatkan perawatan sampai 2,6 kali perawatan.
"Jadi kemampuan virus ini, saat ini dari referensi yang saya temukan lebih ke arah kemampuan penularannya lebih cepat, jadi varian Delta contohnya, kemampuan lebih cepat dan untuk tingkat keparahan meninggal belum ada datanya," sebutnya.
Dia tak memungkiri bahwa virus ini sebagai makhluk hidup akan beradaptasi dengan kondisi lingkungannya, kondisi hostnya seperti pada manusianya, sehingga akan lebih stabil hingga spike proteinnya kuat kuat.
"Lebih stabil, lebih kuat sehingga nggak gampang juga, yang dulu itu katakan bisa bertahan itu cuma 2 jam, sekarang lebih dari 4 jam," ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan virus-virus varian baru itu seperti hasil yang didapat dari penelitian ilmiah di berbagai negara tentunya virus yang berbahaya.
"Kejadian itu di suatu negara juga harus diteliti. Apakah betul sebuah varian tertentu yang di negara lain berbahaya itu juga berbahaya di negara lainnya lagi?," kata Prof Wiku.
Prof Wiku menegaskan bahwa yang utama harus dilakukan adalah menjalankan protokol kesehatan, menjaga jarak, cara mencuci tangan dan menggunakan masker. (H-2)
Terkini Lainnya
Positif Covid-19, Pepe Absen Bela Portugal di Playoff Piala Dunia
Dua Lagi Pemain Bayern Positif Covid-19
Ferran Torres dan Pedri Positif Covid-19
Lagi, Empat Pemain Real Madrid Dinyatakan Positif Covid-19
Turki Panggil Dubes Yunani Terkait Insiden Galatasaray
Ratu Bertemu Langsung dengan PM Inggris untuk Pertama Kali Sejak Maret 2020
Ketahanan Kesehatan Global
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Lonjakan Kasus Myopia pada Anak, Dokter Sarankan Cara Ini Agar Berkurang
Jemaah Haji Diingatkan Tetap Waspada Kasus Mers di Arab Saudi
Aturan Kesehatan Internasional yang Baru
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap