Ketua MUI Maknai Maulid Nabi untuk Menjaga Ukhuwah Wathaniyah
![Ketua MUI: Maknai Maulid Nabi untuk Menjaga 'Ukhuwah Wathaniyah'](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/10/c987257c1c47770f0f03bd9da695b622.jpg)
KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yusnar Yusuf Rangkuti menuturkan Maulid Nabi dapat dimaknai menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) untuk menjadikan negeri yang aman, damai sebagaimana nabi menjadikan Madinah sebagai negeri madani.
“Sebagaimana Nabi Muhammad masuk ke Madinah, maka Madinah itu menjadi tanah yang madani, aman, damai, dan sebagainya sampai dengan hari ini. Inilah yang mau dicontoh Indonesia. Dengan masuknya Islam di Indonesia maka akan menumbuhkan kedamaian, kebaikan dan penuh toleransi,” kata Ketua Bidang Kerukunan Antar-Umat Beragama MUI Yusnar Rangkuti di Jakarta, Rabu (20/10), dalam keterangan tertulis.
Pria yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar (PB) Al Washliyah ini melanjutkan, adanya perbedaan suku dan agama di Indonesia menambah dinamika perkembangan Islam. Sehingga masyarakat memahami dan menjadi tahu bahwasanya agama-agama lain yang ada di Indonesia juga mengajarkan cinta terhadap perdamaian sehingga semua agama mampu berjalan berdampingan.
“Karena Islam menjadi mayoritas di Indonesia tidak serta merta menjadikan aspek sosiologi-antropologinya mengikuti agama yang kita anut (Islam). Tetapi sebagai mayoritas maka sudah selayaknya kita menaungi dan merangkul saudara-saudara kita sebagai simbol perdamaian antar umat beragama,” ujar Kiai Yusnar.
Dalam tiga konsep ukhuwah yang salah satunya yaitu ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) menjadi hal yang harus didahulukan.
Pada konsep ukhuwah wathaniyah ini seseorang atau sekelompok masyarakat merasa bersaudara dan membina hubungan baik karena merupakan bagian dari satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
“Harus kita tumbuhkan terus wathaniyah (kebangsaan) kita antara kita dengan bangsa yang lain, dengan agama yang lain juga. Kita tunjukkan bahwa Islam itulah yang menjadi pahlawan, Islam di Indonesia ini bisa menjadi motor penggerak apa saja,” ucap pria yang juga merupakan anggota Gugus Tugas Pemuka Lintas Agama BNPT RI itu.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, sejatinya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga ukhuwah wathaniyah. Misalnya dengan memberikan bantuan-bantuan sosial, terlebih ketika pandemi Covid-19 ini, yang sejatinya masyarakat golongan mampu harus peka untuk menolong orang-orang di sekitarnya tanpa mempedulikan perbedaan suku dan agama.
“Jangan lagi kita pikirkan ‘ini pemerintah belum memberi’, jangan kita pikirkan itu. Kita jalan saja. Pemerintah mau mendukung ya silahkan. Kalau belum bisa ya apa boleh buat. Sebagai umat Islam, kita akan tetap jalan untuk kebaikan,” ungkap pria yang juga pernah menjadi Ketua Umum PB Al Washliyah itu.
Ia juga memandang pentingnya peran para tokoh agama, tokoh masyarakat dan ormas-ormas dalam menjaga ukhuwah wathaniyah dengan terus mengajarkan kepada umat atau kepada pengikutnya bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang benar, menyayangi semua umat dan menyayangi semua manusia yang hidup di atas bumi Allah ini.
“Maka pertama kali yang harus kita lakukan semua tokoh agama harus sayang kepada rakyat Indonesia, kepada umatnya dan mengajarkan untuk menyayangi. Sayangilah ini, sayangilah orang lain, karena itu adalah puncak semuanya untuk menjadi wathaniyah kita ini terjaga dengan baik,” ujar Wakil Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini
Terkait peran dari pemerintah dalam menjaga ukhuwah wathaniyah yang ada di masyarakat, Yusnar beranggapan bahwa pemerintah harus bisa mendengar apa yang menajdi keluhan rakyatnya.
Menurutnya, saat ini pemerintah sudah melakukan hal itu dengan baik, karena ia sendiri melihat dengan nyata perhatian pemerintah kepada rakyatnya dengan mengundang alim ulama untuk memberikan pandangan terkait perkembangan dan dinamika yang terjadi di masyarakat.
“Belum ada sebulan ini saya diundang Wantannas (Dewan Ketahanan Nasional) untuk memberikan masukan. Kita harus memberikan masukan yang benar-benar untuk kepentingan rakyat dan untuk kepentingan masyarakat. Artinya pemerintah sudah melakukan itu untuk menjaga ukhuwah wathaniyah ini yang ada di masyarakat,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) tersebut. (Antara/OL-09
Terkini Lainnya
Gereja Katedral Jakarta Sumbang Seekor Sapi Kurban ke Masjid Istiqlal
Fatwa MUI Haramkan Salam Lintas Agama Lemahkan Toleransi dan Kebinekaan
Fatwa Salam Lintas Agama, Menag Yaqut tidak Sepakat dengan MUI
Makna dan Pengamalan Sila Pertama Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Nana Sudjana Ajak Masyarakat Membumikan Nilai-nilai Pancasila
PITI Sesalkan Ceramah yang Melecehkan Islam
Lirik Selawat Mughrom Arab, Latin, beserta Arti dan Maknanya
Bacaan Selawat Jibril dalam Arab, Latin, Arti, dan Lagunya
Sekilas Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Peringati Maulid Nabi, SDG Ajak Warga Mengecat Musala di Karawang
Ini Maksud Larangan Memuji Nabi Muhammad secara Berlebihan
Peringati Maulid Nabi, Sukarelawan Ini Ingatkan Jaga Perdamaian Umat Jelang Pemilu
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap