Masyarakat Harus Paham Gajala Awal Kanker Prostat
KANKER prostat menjadi salah satu penyakit yang sulit dideteksi karena pada stadium awal kanker prostat sulit dilihat karena benjolan sulit teraba.
Pada stadium 2 tumor dapat teraba hanya di bagian prostat dan mulai menyebar di beberapa bagian prostat pada stadium ketiga sel kanker mulai mengenai selaput pembungkus kelenjar prostat dan pada segiempat tersebut dapat menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening tulang hati dan paru-paru
"Secara gambaran jika masih di stadium 1 maka benjolan masih di satu tempat tapi kalau sudah di banyak tempat berarti sudah stadium lanjut," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M-Epid,Mpid,Mpd.Ked dalam webinar Sambut Cek Fakta Kanker: Hari Kanker Sedunia 2022, Sabtu (15/1).
Masyarakat harus paham terkait gejala kanker prostat yakni aliran urin lemah atau tidak lancar, lebih sering berkemih pada malam hari, terasa nyeri saat berkemih, nyeri saat ejakulasi, terdapat darah di urin ataupun sperma, dan adanya rasa nyeri di punggung panggul atau pun pinggang.
Pemeriksaan prostat dengan cara dokter dapat meraba ada tidaknya pembesaran prostat terkait ukuran, kontur, dan nyeri atau tidak saat dilakukan penekanan terhadap prostat. Pada kanker prostat maka prostat akan teraba seperti nodul keras, berbenjol-benjol dan asimetri.
"Dokter dapat memasukkan jari ke dalam dubur dan menyentuh prostatnya karena posisi prostat berada di saluran pencernaan. Selain itu dengan cara Prostate Specific Antigen (PSA)," ujarnya.
Saat pemeriksaan PSA terdapat kenaikan 10ng/MI disertai gejala klinis dapat dicurigai adanya kanker prostat. Kepastiannya dapat didukung dengan pemeriksaan MRI prostat dan biasanya MRI akan ditemukan kelainan yang mendukung adanya kanker prostat.
Pencegahan kanker prostat seperti kurangi makanan berlemak. Boleh mengonsumsi makanan dengan lemak baik yang mengandung omega 3 seperti kacang, biji, dan ikan.
"Kalau dia gemuk juga berisiko untuk terjadinya kanker ini, jaga berat badan. Kemudian merokok dan minum alkohol ya konsumsi harus dihentikan," ujar Ikhwan.
Konsumsi lebih banyak sayur dan buah kadar antioksidan yang tinggi pada tomat, brokoli, dan bunga kol yang mengandung sulforaphane memiliki efek baik untuk mencegah terjadinya kanker.
Kemudian konsumsi teh hijau dan kedelai studi membuktikan bahwa kedua hal ini dapat menurunkan kadar PSA. Kurangi konsumsi makanan yang dibakar dikarenakan memasak pada suhu yang sangat tinggi dapat menghasilkan zat kimia yang memicu terjadinya kanker. (Iam/OL-09)
Terkini Lainnya
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Atasi Krisis Air Perkotaan, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Ciptakan Teknologi Pengolah Air Hujan
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Tiga Pendekatan Pencegahan Kejahatan Judi Online
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Korea Selatan Perintahkan Dokter yang Mogok kembali Bekerja
Masuk UGM Lewat SNBT, Persaingan Terketat Ternyata bukan di Prodi Kedokteran
Kabupaten Indramayu Jalankan Program Dokter Masuk Desa
Wakil Indonesia Jadi Pembicara Tamu Kehormatan dalam Profound Health Summit 2024 di Inggris
Tingkatkan Pendidikan Kedokteran, Holding RS BUMN Bersinergi dengan IJN Malaysia
DPR Minta Mobilisasi Dokter Asing Diatur Ketat
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap