visitaaponce.com

Herd Immunity Harus Berdasarkan Vaksinasi bukan Infeksi

Herd Immunity Harus Berdasarkan Vaksinasi bukan Infeksi
Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffi th University, Australia(Dok. Pribadi)

EPIDEMIOLOG dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan antibodi masyarakat saat ini yang mencapai 80% merupakan hasil kombinasi dari 3 kategori yakni orang yang sudah divaksin, penyintas kemudian divaksin, dan orang yang terinfeksi.

"Namun bicara pandemi covid-19 ini namanya imunitas yang terbentuk baik yang dari vaksinasi ataupun terinfeksi keduanya pasti mengalami penurunan," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (11/3).

Jadi bukan hanya satu kekebalan yang sifatnya terus menerus yang menetap. Dicky mencontohkan adanya penyakit cacar yang bisa menetap dan ada seumur hidup.

Ini berbeda dengan covid-19, karena pada orang yang sudah divaksin kekebalannya menurun setelah 6-7 bulan kemudian dan mudah terpapar virus ini lagi. Sehingga pemerintah menggencarkan vaksinasi booster terutama pada lansia.

Baca juga: 23 Ribu Vaksin di Bengkulu Segere Kedaluwarsa

"Dan namanya mencapai kekebalan yang diinginkan kekebalan threshold bukan herd immunity, karena mencapai herd immunity masih panjang banget dan dinamis banget, itu bisa puluhan tahun tercapainya," ujar Dicky.

Saat ini yang diusahakan untuk tercapai namanya threshold immunity atau ambang batas imunitas yang tentunya tidak berbasis orang yang terinfeksi harusnya divaksinasi.

Dalam hal ini, angka terakhir dari total populasi sesuai target global yakni 70%. Dan bukan berdasarkan penyintas melainkan vaksinasi. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat