Penanganan Pasien Kardiovaskular dan Paru Terpapar Covid-19
![Penanganan Pasien Kardiovaskular dan Paru Terpapar Covid-19](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/06973d91fd7e1b4f03285596f588984d.jpg)
HAL yang penting dalam tindak pasien kardiovaskular yang mengidap covid-19 adalah menyembuhkan terlebih dahulu pasien dari covid-19. Ini perlu dilakukan sebagai langkah awal karena virus korona akan memperberat kondisi pasien apabila dipaksakan melakukan operasi.
Jantung merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh dan memiliki pembuluh darah yang sering terjadi penyumbatan sehingga dinamakan penyakit jantung koroner. Operasi yang dilakukan ada 2 macam yakni noninvasif seperti pemasangan ring, selanjutnya yakni operasi bypass.
"Operasi seperti mengangkat sebagian paru yang terinfeksi atau membersihkan. Kaitannya dengan covid-19 memiliki akibat atau komplikasi pada pasien-pasien di mana mengganggu penyerapan oksigen di paru-paru dan mengganggu pembekuan di pembuluh darah," kata Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler dr David Hutagaol, Sp.BTKV(K)-VE dalam dialog Tindakan Operatif Jantung dan Paru pada Pasien Covid-19, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Rektor UIII: Lahirkan Pemikir dari Untidar Magelang
Baca juga: Pembangunan Sekolah Sukma Bangsa Sigi Tahap Kedua Sudah 75%
Oleh karena itu, pasien mengeluhkan sesak napas dan pembekuan pembuluh darah sehingga banyak mendapatkan obat pengencer darah. Ketika melakukan tindakan operasi pada pasien tersebut diperlukan kepastian infeksi di paru-paru dan proses pembekuan darah sudah teratasi karena kalau tidak akan mengganggu operasi. Setidaknya dibutuhkan waktu 2-3 hari agar dinyatakan bebas covid-19, kemudian dilanjutkan penurunan infeksi selama 10-12 pekan karena perbaikan jaringan tubuh bagi pasien covid-19 agak lebih berat.
"Pasien yang mengalami covid-19 bila dipaksakan untuk operasi maka angka kematiannya naik 6 persen. Atau pascaoperasi di ICU akan mengalami waktu yang sangat lama atau bisa terkena infeksi paru-paru, atau pembekuan darah kurang bagus dan berakhir kematian," ujar David.
Jika pasien sudah ada sumbatan koroner, diharapkan sumbatan tersebut tidak menjadi lebih berat. Karena itu, pasien tidak boleh melakukan aktivitas yang terlalu berat, meminum obat pengencer darah, mengurangi stres, dan kurangi makanan berlemak. (H-3)
Terkini Lainnya
Produk Inovasi Ring Jantung dari UGM Siap Masuk Tahap Uji Klinis
Hati-hati 6 Jenis Makanan Ini Bisa Bikin Kamu Berumur Pendek
Pembiayaan BPJS Kesehatan untuk Penyakit Jantung Tembus Rp23 Triliun
Paparan Polusi Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
7 Tips Berolahraga Aman Bagi Penderita Penyakit Jantung
Kelelahan Kronis Tanpa Sebab? Bisa Jadi Ini Gejala Penyakit Jantung
Rudal Rusia Hantam Rumah Sakit Anak di Ukraina
Mobil Tabrak Empat Orang di Grogol Petamburan
Muhammadiyah: Terjebak Klaim Ahlussunnah Tuduh Syiah tidak Bikin Rumah Sakit
Belanja Asuransi Kesehatan Sosial Naik, Mayoritas ke Rumah Sakit
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
BRIN-Korea Selatan Jajaki Kerja Sama Pengembangan MRI di Indonesia
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap