visitaaponce.com

BRIN-Korea Selatan Jajaki Kerja Sama Pengembangan MRI di Indonesia

BRIN-Korea Selatan Jajaki Kerja Sama Pengembangan MRI di Indonesia
Ilustrasi(AFP)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) menjajaki kerja sama dengan ISOL Technlogy Inc, perusahaan asal Korea Selatan, dalam upaya pengembangan Magnetic Resonance Imaging (MRI) 0.6T. MRI merupakan alat pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan teknologi magnetik dan gelombang radio untuk mengetahui kondisi tubuh berupa gambar organ, jaringan, dan sistem kerangka beresolusi tinggi.

Saat ini, ketersediaan fasilitas tersebut masih terbatas karena biayanya yang mahal dan harus menggunakan sistem pendingin gas Helium (He) yang hanya banyak tersedia di kota-kota besar.

Kepala OREI Budi Prawara mengungkapkan ada peluang untuk mengembangkan MRI dalam skala yang lebih kecil sehingga dapat diproduksi dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Nantinya, itu dapat digunakan di rumah sakit kecil di daerah bahkan hingga di fasilitas kesehatan masyarakat yang kecil seperti puskesmas.

Baca juga : 2024, Menkes Berupaya Penuhi Alat Penunjang Kesehatan di Daerah

Persoalan lainnya, bagaimana produk ini tidak bergantung pada gas He untuk sistem pendingin magnet MRI superkonduktor yang terdiri dari kumparan berbentuk selenoid yang terbuat dari paduan niobium/titanum yang dikelilingi tembaga.

"Paduan ini mempunyai sifat resistansi nol terhadap arus listrik bila disusun di bawah 10 K (kilo volt ampere) atau 10.000 watt," kata Budi dalam keterangan resmi, Selasa (2/7).

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko berharap agar pengembangan MRI ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak.

Baca juga : Perusahaan Korsel Bantu Penanganan Pasien Luka Bakar di Tanah Air

“Pengembangan MRI ini tidak hanya bentuk pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga dapat bermanfaat dalam pengembangan ekonomi. Kami berharap agar periset kami dapat memberikan kontribusi yang baik dalam melakukan riset dan inovasi pengembangan MRI sehingga dapat saling menguntungkan para pihak,” ucap Handoko.

Handoko juga berharap agar pengembangan MRI yang telah disesuaikan dengan keadaan Indonesia dapat memanfaatkan beberapa skema pendanaan di BRIN.

“BRIN memiliki beberapa skema pendanaan riset yang dapat dimanfaatkan oleh periset BRIN untuk mendukung rencana pengembangan MRI ini sehingga dapat pula meningkatkan kompetensi periset BRIN,” tutup Handoko.

Baca juga : Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas

Direktur ISOL Technology Inc. Heung Kyu Lee, sebagai rekan kerja sama pengembangan MRI ini berharap agar kerja sama ini dapat menyelaraskan pengembangan teknologi medis dan masyarakat.

“Kebutuhan produk medis di Asia Tenggara berkembang dengan pesat namun memiliki hambatan yang tinggi. Dengan kolaborasi ini tentunya akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pelayanan kesehatan dan pembangunan industri di Indonesia,” harap Lee.

Pengembangan MRI 0.6T ini akan melibatkan beberapa pihak di BRIN, diantaranya Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi dengan dukungan regulasi dengan Kementerian Kesehatan serta pada saat proses pengujian. Diharapkan produk hasil pengembangan MRI ini tidak hanya dapat dipasarkan di Indonesia tetapi juga di luar negeri seperti ASEAN, Timur Tengah, Bangladesh, India dan negara berkembang lainnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat