visitaaponce.com

Upaya Menarik Pasien Bayi Tabung Dalam dan Luar Negeri

Upaya Menarik Pasien Bayi Tabung Dalam dan Luar Negeri
Ade Gustian Yuwono.(DOK Pribadi.)

INDONESIA memiliki sekitar puluhan klinik yang melayani kelahiran melalui bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Sayangnya, masih banyak warga Indonesia terbang ke luar negeri untuk memperoleh layanan bayi tabung, tepatnya Singapura dan Malaysia. Karena itu, penting bagi klinik-klinik pelayanan bayi tabung untuk berkolaborasi agar mampu menjangkau pasar dalam negeri bahkan luar negeri.

"Sekitar 8.000 warga Indonesia mengambil program bayi tabung ke luar negeri per tahun. Padahal kita punya 42 klinik yang siap melayani kebutuhan bayi tabung. Sedangkan klinik-klinik tersebut melayani sekitar 11.500 pasien bayi tabung setiap tahun. Morula sendiri melayani sekitar 60% dari keseluruhan pasien tersebut atau sekitar 6.000 orang," papar Managing Director Morula IVF Indonesia Ade Gustian Yuwono, Jakarta, Jumat (3/6).

Menurut Ade, banyak pasien bayi tabung pergi ke luar negeri karena biayanya yang lebih murah. Ia mencontohkan pemerintah Malaysia yang memberikan subsidi obat-obatan terkait bayi tabung dengan tidak mengenakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Sedangkan pemerintah Indonesia memasukkan obat-obatan tersebut sebagai barang mewah yang dikenakan pajak. Walhasil, harga obat di Malaysia sepertiga lebih rendah daripada Indonesia. Morula mengenakan biaya per paket mulai dari Rp60 jutaan sampai dengan Rp95 jutaan.

Untuk menyiasati tantangan itu, Morula dengan klinik lain yang tergabung dalam Perfitri (Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia) akan menjalankan sejumlah strategi. Salah satunya, Morula bersama anggota Perfitri akan mendirikan klinik terpadu di Bali, tepatnya Nusa Dua. "Pendirian klinik kolaborasi itu ditargetkan terwujud pada akhir tahun ini atau kuartal I 2023," ungkap Ade yang bergabung dengan Morula sejak Februari 2018.

Ia berharap dengan kehadiran klinik di Bali banyak pasien dari luar negeri mau datang untuk memperoleh layanan program bayi tabung sekaligus berwisata. Pasalnya, biaya jalan-jalan pasien bayi tabung di Malaysia bisa lima kali lebih besar daripada biaya program tersebut. Apalagi, imbuhnya, ada sekitar 400 ribu pasien bayi tabung dari Tiongkok setahun yang mencari klinik di luar negeri akibat negaranya sendiri tidak sanggup menampung semua kebutuhan itu. Begitu pun ada pasar dari Australia karena layanan sejenis di Negeri Kanguru itu sangat mahal sehingga banyak yang ke luar negeri mencari biaya yag lebih murah.

Selain itu, alumnus Universitas Tarumanegara Master Marketing itu mengembangkan bisnis baru Morula dari hulu ke hilir agar dapat memberikan layanan komprehensif kepada pasien yaitu food, art & wellness, serta pharmaceuticals. Jika sebelumnya pasien yang datang hanya menjalani program bayi tabung secara langsung, kini Morula mulai menawarkan makanan bernutrisi yang tepat untuk pasangan tidak subur. Ada pula penggabungan kelas seni dan perawatan kesehatan sebagai satu paket holistik yang bisa dinikmati masyarakat, tetapi baru tersedia di Pulau Bali. Konsumen dapat memanjakan diri dengan program 4 hari 3 malam yang terdiri dari fertility yoga, fertility spa, fertility meditation, fertility food. Tak ketinggalan, pihaknya pun menyediakan obat-obatan khusus terkait fertilitas.

Pada 2022, Ade mengatakan pihaknya akan menyediakan executive lounge di Morula IVF Jakarta yang akan diimplementasikan terhadap cabang-cabang lain secara bertahap. "Ini merupakan komitmen kami untuk menciptakan layanan ekosistem yang mumpuni untuk para pasien, sehingga kami berharap dapat tercipta satisfied patients along the clinical journey," pungkas Ade. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat