Diagnosa Dini Neuropati Bisa Cegah Kerusakan Saraf
KETUA Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Manfaluthy Hakim mengatakan diagnosa neuropati sedini mungkin dapat mencegah kerusakan saraf yang irreversible atau tidak dapat diubah.
"Serabut saraf bisa melakukan regenerasi jika didiagnosa lebih awal atau lebih dini," ujar Manfaluthy saat konferensi pers virtual, Senin (20/6).
Manfaluthy mengatakan bila diagnosa dilakukan terlambat, ditakutkan akan ada satu titik kerusakan serabut saraf lebih dari 50%, yang disebut sebagai point of no return atau tidak bisa kembali normal lagi.
"Maka, pasien tersebut akan menjalankan sisa hidupnya dengan neuropati," kata Manfaluthy.
Baca juga: Telinga Kemasukan Serangga, Apa Yang Harus Dilakukan?
Neuropati adalah sebutan untuk kerusakan pada sistem saraf tepi. Kerusakan bisa mengenai sistem saraf sensorik atau perasa, sistem saraf motorik, sistem saraf otonom, ataupun kombinasi dari ketiga sistem saraf tersebut.
Manfaluthy mengatakan banyak pasien neuropati baru datang dan terdata di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) pada tahapan atau stadium lebih lanjut.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di International Journal Endocrinology pada 2019, sebanyak 55% pasien neuropati datang ke faskes dalam keadaan yang berat. Hanya 19% sampai 26% yang memeriksakan diri dalam keadaan ringan sampai sedang.
"Tentunya ini akan menjadi masalah karena neuropati semakin berat semakin sulit diatasi," kata Manfaluthy.
Ia mengatakan neuropati pada tahap awal bisa diobati. Menurut data penelitian yang ia himpun, pemberian vitamin neurotropik pada pasien selama 12 minggu menunjukkan penurunan angka total symptom score (TSS) yang progresif dan signifikan.
"Neuropati itu bisa dicegah dan diobati bila masih stadium awal sampai sedang. Bagaimana dengan mencegahnya? Yaitu dengan istirahat yang cukup, gizi seimbang, dan olahraga secara teratur," kata Manfaluthy.
Ia menekankan penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala-gejala neuropati sehingga dapat melakukan pencegahan sejak dini mengingat gejala penyakit ini tidak hanya ditemukan pada kelompok lanjut usia melainkan juga kelompok usia muda.
Adapun sejumlah gejala neuropati antara lain kesemutan, kram, rasa terbakar, kaku-kaku, kulit kering atau mengkilap, dan mati rasa.
Apabila gejala kesemutan mulai cenderung terjadi secara terus-menerus dan intensitasnya meningkat, Manfaluthy menganjurkan agar pasien segera datang memeriksakan diri ke dokter.
Kesemutan yang normal, kata Manfaluthy, biasanya terjadi saat bagian tubuh menekuk dan segera hilang jika beberapa waktu kemudian. Namun kesemutan pada neuropati tidak dipengaruhi posisi tubuh yang menekuk serta berlangsung secara lama dan berulang ulang.
Neuropati menimbulkan berbagai dampak pada penderita mulai dari luka atau mudah terluka, penurunan berat badan, penurunan kekuatan motorik, penurunan sensasi rasa sehingga mudah terluka, impotensi, serta depresi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas.
"Terdapat banyak penyebab timbulnya neuropati, seperti adanya kekurangan vitamin B serta penyakit diabetes dan penyakit-penyakit lain. Neuropati juga dapat terjadi akibat cedera dari aktivitas rutin sehari-hari," jelas Manfaluthy.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan semua orang berisiko terkena neuropati, namun terdapat pula orang-orang dengan risiko paling tinggi yaitu pada kelompok lanjut usia, penderita diabetes, riwayat neuropati di keluarga, hipertensi, perokok, pengonsumsi alkohol, penderita penyakit-penyakit pembuluh darah, penderita kanker, orang yang terpapar bahan kimia, orang yang terinfeksi penyakit tertentu, atau orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan neuropati. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
6 Hewan yang Mampu Deteksi Penyakit di Tubuh Manusia
Cegah Risiko dan Komplikasi Cacar Air pada Anak dengan Imunisasi
Tak Banyak Diketahui, Kenali Penyakit Langka 7+ Syndrome
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Bye Bye Laptop, Terlalu Lama Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi?
Dokumenter Celine Dion Ungkap Kehidupan dan Perjuangan Melawan Penyakit Langka
Kombinasi Obat dan Vitamin B Bisa Kurangi Dampak Neuropati perifer
Neuropati Perifer Perlu Ditagani Sedini Mungkin
Penderita Diabetes Diingatkan Cegah Neuropati Perifer
Ini Cara Mengenali Gejala Neuropati
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap