Meneruskan Pemikiran Buya Maarif dalam Menjawab Tantangan Intoleransi
![Meneruskan Pemikiran Buya Maarif dalam Menjawab Tantangan Intoleransi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/b8381b8a50a8626e38e66aa14811ee1c.jpg)
PEMIKIRAN tokoh Muhammadiyah almarhum Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Maarif perlu dirawat dan diteruskan. Buya dikenal konsisten menyuarakan pentingnya toleransi serta merawat keberagaman dan keberpihakannya pada kelompok minoritas.
Prinsip dan pemikirannya diharapkan dapat menjawab tantangan terutama politik identitas dan intoleransi yang dikhawatirkan menguat pada tahun politik 2024. Demikian yang mengemuka dalam Halaqah Kebangsaan 'Mengenang dan Melanjutkan Legacy Buya Syafii Maarif' yang diselenggarakan oleh Maa'rif Institute di Jakarta, Selasa (12/7).
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta Prof Siti Musdah Mulia menuturkan bahaya politik identitas pernah diuraikan oleh Buya dalam tulisannya.
Buya menyebut politik identitas dulu merupakan perjuangan kelompok minoritas seperti orang kulit hitam melawan represi kulit putih atau perjuangan perempuan menyuarakan hak-hak mereka. Di Indonesia, ujar Prof Musdah, politik identitas justru digunakan kelompok mayoritas untuk menyingkirkan minoritas.
"Bukan hanya minoritas dari segi agama tapi juga pihak yang tidak sependapat. Politik identitas melahirkan pola intoleransi, kekerasan, serta konflik," ujar Musdah yang menjadi pembicara pada diskusi itu.
Oleh karena itu, imbuhnya, Buya Maarif bersuara dengan tegas menyampaikan melawan politik identitas.
Baca juga: Tanoto Foundation Dukung Pengembangan Kepemimpinan Scholars Lewat TSG
"Beliau sadar betul bahaya fundalimentalisme Islam. Buya mampu memprediksi secara tajam bahwa politik identitas akan digunakan para politisi untuk meraih kekuasaan," imbuhnya.
Prinsip itu, terang Musdah, ditegaskan Buya melalui sikapnya dalam menolak wacana mengubah NKRI menjadi negara Islam.
Direktur Program The Wahid Institute Rumadi yang juga mengisi diskusi itu mengatakan, Buya mencontohkan dengan bijak menyikapi kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang dianggap menistakan agama. Menurut Buya, Ahok tidak menistakan agama Islam dan tidak dapat dipenjara dengan pasal penistaan agama.
Sekretaris Jenderal Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti menambahkan peninggalan (legacy) dari Buya Maarif bukan hanya pemikiran, melainkan tindakan dan keberaniannya melawan arus. Buya, terang dia, orang yang berani menyuarakan pluralisme, keindonesiaan, dan Islam meskipun terkadang pemikiran itu, ujar Mu'ti, tidak sepaham dengan orang-orang di Muhammadiyah.
"Buya berani speak up (bicara), ketika orang-orang diam," ucapnya.
Sosok Buya kini telah pergi, tetapi Buya telah meletakkan prinsip dasar mengenai toleransi dan politik kebangsaan untuk dilanjutkan.
"Buya tidak canggung dalam melintas batas. Buya tidak pernah canggung di kelompok manapun," imbuhnya.
Ia berharap kultur dalam membangun toleransi tidak berhenti pada wacana, melainkan diterapkan secara kelembagaan khususnya di Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendorong kerukunan dengan inklusivitas. (OL-16)
Terkini Lainnya
SBM ITB Dukung Penyelenggaraan Diskusi AACSB di Bali
Dorong Keterlibatan Semua Pihak dalam Pencegahan dan Pengendalian TB
Ariston Goes To Bandung Exhibition Kenalkan Produk Kenyamanan dan Kehangatan di Rumah
Perkuat Kolaborasi dan Bangun Kepercayaan di Industri Jasa Keuangan Pasca Pemilu
JCI Gelar Diskusi Strategi dan Peluang Properti & Investasi di 2024
Bromat Berlebih pada AMDK Bahayakan Kesehatan
Lemhanas Bakal Gembleng Legislator dan Senator Terpilih sebelum Dilantik
Kurban dan Sinergi Kebangsaan
Jusuf Kalla Tekankan Peningkatan Kualitas Bangsa Lewat Pendidikan
Imbangi Pertumbuhan Teknologi dengan Penguatan Nilai-Nilai Budaya dan Kebangsaan
Jokowi Didorong Masuk Partai Berkarakter Terbuka
Gus Miftah Mendorong Dialog Kebangsaan untuk Lawan Radikalisme di Kalangan Pelajar
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap