visitaaponce.com

Puncak Kasus Covid-19 tak Bisa Diprediksi Jika Testing Masih Rendah

Puncak Kasus Covid-19 tak Bisa Diprediksi Jika Testing Masih Rendah
Positif covid-19(Ilustrasi)

KEPALA Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menilai peningkatan kasus covid-19 belum termasuk puncak, selama angka testing masih rendah maka puncak kasus belum diketahui.

Diketahui, peningkatan kasus covid-19 saat ini disebabkan karena triple mutant yakni Varian Omikron BA.4, BA.5, dan BA.2.75.

"Sekarang sudah Agustus tetapi masih tetap naik, jadi saya menyarankan tidak usah memprediksi. Namun yang utama itu adalah bagaimana mengendalikannya," kata Masdalina saat dihubungi, Jumat (5/8).

Peningkatan kasus tersebut juga tentu tidak didukung dengan angka testing, karena jumlah testing sangat sedikit dibandingkan 2021 yang sekitar 350 ribu orang dan sekarang hanya 60 ribu test.

Baca juga: Pfizer Uji Coba Tahap Menengah Vaksin Subvarian Omikron

Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 4 Agustus 2022 uji PCR hanya 60.935 test.

"Jadi tidak perlu memprediksi puncak karena testing kita tidak kuat. Puncak baru bisa diprediksi kalau testing bagus, berapa testing yang bagus? seperti yang diumumkan Menkes sendiri 400-500 ribu per hari," ungkapnya.

Angka konfirmasi per kemarin 4 Agustus 2022 naik 6.527 kasus. Sementara kasus per minggunya bisa mencapai 38 ribu kasus, angka ini meroket dibandingkan dengan awal Juni 2022 yang hanya sekitar 2 ribu kasus per pekan.

"Kemudian testing di Indonesia juga masih banyak yang antigen padahal yang paling efektif dan standar adalah PCR," pungkasnya.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat