visitaaponce.com

Kasus Covid-18 Aktif Naik, Perlu Tahu Ciri Omikron dan Pencegahannya

Kasus Covid-18 Aktif Naik, Perlu Tahu Ciri Omikron dan Pencegahannya
Juru Bicara Satgas Penanganan Cobid-19 Prof. Wiku Adisasmito.(FOTO/Dok.MI/Youtube)

INDONESIA kembali dihadapkan pada lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omikron. Per 29 Januari 2022, diketahui total pasien Omikron mencapai sebanyak 11.588. Dengan demikian, total konfirmasi positif di Indonesia menjadi 4.330.763 orang.

Adapun, kasus aktif covid-19 di Indonesia saat ini bertambah 8.981 sehingga total menjadi 52.555. pasien meninggal bertambah 17 kasus transmisi lokal dengan kumulatifnya mencapai 144.285 kasus (3,3%).

Selain itu, dari hasil uji laboratorium per hari, spesimen selesai diperiksa (RT-PCR/TCM dan rapid test antigen) per hari sebanyak 383.401 spesimen dengan jumlah suspek sebanyak 11.112 kasus. 

Baca juga : Korea Selatan Catat Rekor dengan 49.567 Kasus Covid-19 Per Hari

"Kita perlu mengetahui ciri-ciri Omikron supaya bisa mencegahnya. Beberapa ciri varian Omikron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tapi tingkat keparahannya rendah," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Cobid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangannya Minggu (30/1).

Omikron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam, bahkan tanpa gejala, sehingga tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah dibanding varian delta, walaupun risikonya tetap ada.

"Mari cegah Omikron dengan disiplin protokol kesehatan dan segerakan vaksinasi jika giliran kita sudah tiba," sebut Prof Wiku.

Baca juga : Prokes, Vaksinasi, dan Testing Secara Ilmiah Terbukti Tekan Penularan Covid-19

Diketahui peningkatan kasus dalam seminggu terakhir didominasi tiga provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Secara nasional, kasus dalam seminggu terakhir sebanyak 14.729 kasus, dan 13.316 kasus atau 90,4% berasal dari 3 provinsi tersebut.

Meski tren kenaikan kasusnya konsisten meningkat, namun jumlah kasus hariannya masih jauh dibawah kenaikan saat lonjakan kasus kedua akibat varian Delta pada bulan Juli 2021 lalu.

Kenaikan pada 1 minggu terakhir adalah sebesar 14.729 kasus, sedangkan pada puncak kedua lalu mencapai 350.273 kasus dalam 1 minggu.

Baca juga : DPR: Hadapi Gelombang Omikron, Masyarakat Diminta Saling Menjaga

"Namun kenaikan yang sudah terlihat konsisten saat ini terus menjadi perhatian pada penanganan covid-19," ujar Prof Wiku.

Pemerintah atau Satgas daerah di provinsi yang mengalami kenaikan kasus perlu melakukan strategi mitigasi untuk menekan laju kasus selama dua minggu kedepan.

Untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih tinggi lagi Pemda setempat dimohon segera mengevaluasi dan kembali menegakkan implementasi protokol Kesehatan.

Baca juga : Ada Arcturus, Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Didominsi Omicron BA.4

Baik di sektor perkantoran, fasilitas publik serta transportasi publik. Pemerintah pusat akan berkoordinasi dan mengevaluasi upaya mitigasi daerah secara rutin.

"Saya juga mengimbau bagi masyarakat pada 3 provinsi tersebut terutama bagi kategori rentan yaitu orang yang tidak dapat divaksin, anak-anak, dan lansia yang memiliki komorbid untuk menghindari aktivitas serta tempat dengan risiko penularan yang tinggi," pesan Prof Wiku.

Pemerintah telah melakukan upaya antisipasi dengan menyediakan penambahan tempat tidur Wisma Atlet untuk Tower 4 dan 7, penyediaan rumah sakit dan hotel isolasi untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sebanyak 949 tempat tidur dan total wisma karantina ada 18.759 tempat tidur dan hotel sebanyak 16.021 tambahan.

Baca juga : 11 Maret 2023 Satgas Catat 324 Orang Terinfeksi Covid-19

Penyediaan lebih dari 20 Hotel karantina untuk jemaah umrah dan penyiapan lebih dari 75.000 tempat isolasi terpusat di seluruh wilayah Indonesia, serta penyediaan stok obat-obatan dan oksigen dengan mendatangkan 16.000 Oksigen konsentrator yang dikirimkan ke seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia.

Dan penting bagi daerah yang sedang mengalami kenaikan kasus untuk memperketat implementasi protokol kesehatan dan menekan mobilitas ke daerah lain.

Agar mencegah transmisi antar daerah terutama pada tiga provinsi dengan penyumbang kasus terbanyak yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

"Jika kasus pada 3 provinsi ini terkendali,  maka daerah lain pun akan bisa terkendali. Kita tetap harus bisa menjaga agar daerah yang kasus yang masih rendah untuk tetap kondusif dan tetap rendah kasusnya," pungkas Prof Wiku. (Fer/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat