Pakar Bahasa Butuh Terus Berkembang Sesuai Zaman
![Pakar: Bahasa Butuh Terus Berkembang Sesuai Zaman](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/e1ea851c2879081c611b04f1c9794a39.jpeg)
Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Perkamusan dan Peristilahan, Adi Budiwiyanto mengatakan bahasa sebagaimana zaman memang butuh untuk terus berkembang. Terutama di era digital yang seluruh padanan kata yang digunakan menggunakan istilah sains atau bahasa teknologi.
Adi mengungkapkan sejak menerbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, setiap tahunnya badan bahasa melakukan pemutakhiran sebanyak dua kali, pada April dan Oktober.
“Kita butuh untuk terus menyelaraskan bahasa dengan menyerap bahasa-bahasa asing, istilah sains, mengikuti perkembangan IPTEKS. Bisa karena kebutuhan istilah dalam bidang ilmu tertentu, bisa juga karena frekuensi penggunaannya tinggi dan pesebarannya luas,” kata Adi kepada Media Indonesia, Jumat (19/8).
Pada pemutakhiran KBBI daring April 2022 lalu, Adi menyebut setidaknya ada 1.138 entri baru dan 1.172 makna kata baru. Dalam pemutakhiran terbaru itu, kata-kata baru yang dimasukkan berasal dari serapan bahasa Mandarin, Hokkien, Kanton, Ningpo dan Hakka. “Contohnya bisa dilihat di KBBI Kemendikbud, ada fengsui, angpau, puyunghai, dacin, micin,” ujar Adi.
Dikutip dari laman KBBI Kemendikbud, penambahan entri baru juga meliputi singkatan dan akronim (BLT, dapodik); istilah olahraga (apit kanan, gol perak); kata budaya (aluk todolo, wayang menak); nama diri dan geografis (Borobudur, Danau Toba, Einstein); nama makanan (bomboloni, ebi furai, mipan); istilah militer dan pangkat (brigpur, brigpol); kata atau ungkapan kiasan (cari angin, tutup mata); istilah teknologi informasi (metamesta, bot); dan sebagainya.
Meski banyak serapan bahasa asing dan istilah teknologi, Adi menyampaikan bahasa Indonesia tidak akan mengalami degradasi. Jati diri bahasa Indonesia tidak akan hilang. Karena, kata Adi, sebelum memutuskan untuk menjadikan kata tertentu menjadi kata dalam bahasa Indonesia, badan bahasa melakukan runding dalam sidang Komisi Istilah.
“Kita tidak akan kehilangan jati diri. Kita ada kaidahnya untuk melakukan penyerapan. Semua diatur dalam PUPI (Pedoman Umum Pembentukan Istilah). Misalnya metaverse, itu kata gabungan dari meta dan universe. Kita tidak menyerap begitu saja, dipadankan menjadi metamesta, meta semesta,” jelas Adi.
“Upaya untuk mengumpulkan kata-kata baru dari istilah bahasa asing dan teknologi juga tetap dilakukan setiap tahun, dan itu proses pembakuannya melalui sidang Komisi Istilah,” tandasnya. (OL-12)
Terkini Lainnya
Kamus Merriam-Webster Jadikan Authentic Sebagai Word of the Year
Rekomendasi Kamus Bahasa Inggris Indonesia Terbaik
Kata 'AI' Terpilih Sebagai Kata Tahun Ini oleh Collins
Greatpedia Bantu Nasabah Pahami Konsep Asuransi
Ambigu Adalah: Pengertian, Jenis dan Contoh Kalimat
Kata Pele Masuk ke Kamus Bahasa Portugis
Kekayaan Bahasa bukan Ditentukan Jumlah Kata
Pengertian, Ciri, Kaidah Bahasa, dan 5 Contoh Teks Eksposisi
Berkomunikasi dengan Sandi Morse
Homogen Adalah: Pengertian, Ciri, dan Contoh Campuran
Adibasa, Adiwangsa Jadi Slogan Kongres Bahasa Indonesia 2023. Apa Artinya?
Lebih dari 6.000 Entri Bahasa Daerah Masuk KBBI, Bahasa Sunda Terbanyak
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap