Kemenkes Sebut Antibiotik sebagai Silent Pandemic
![Kemenkes Sebut Antibiotik sebagai Silent Pandemic](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/a9bf3e217dabbb10650169c5254993ce.png)
WAKIL Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono mengatakan resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR) disebut sebagai silent pandemic. Hal itu diungkapkan Dante karena angka kematian akibat AMR cukup tinggi.
“1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,” ujar Wamenkes Dante dalam keterangannya, pada Rabu (24/8).
Baca juga: Update 24 Agustus: Hari Ini, Kasus Covid-19 di Indonesia Tercatat 5.428 Orang
Resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi, kata Dante karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya infeksi pada pasien bertambah parah dan ini yang menyebabkan angka kematian tinggi.
Indonesia menginisiasi pembahasan aturan penggunaan antibiotik dalam side event AMR karena Indonesia salah satu negara tropis yang angka infeksinya tinggi. Pembahasan ini diperlukan untuk mengatur penggunaan antibiotik yang lebih rasional, sehingga kematian akibat kesalahan penggunaan antibiotik menjadi berkurang.
Selain itu, resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Wamenkes menyoroti pendekatan one health dalam merespons masalah tersebut.
“Melalui pendekatan one health, di mana infeksi itu bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Itu juga penting dilakukan karena ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional yang menyebabkan resistensi pada manusia,” ungkap Dante.
Wamenkes menuturkan, pandemi COVID-19 mengajarkan kita bahwa kegagalan dalam kesiapsiagaan akan mengakibatkan kegagalan di berbagai bidang. Hal yang sama berlaku untuk resistensi antimikroba. Kita harus bersiap secara kolektif untuk mencegah bencana akibat AMR.
“Tidak ada satu industri pun yang dapat menghadapi ancaman ini sendirian. AMR membutuhkan banyak partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan,” ucap Dante.
Di tingkat nasional, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian teknis lainnya dan secara bersamaan melakukan transformasi sistem kesehatan.
“Di antara inisiatif yang dilakukan, kami menawarkan penyelesaian masalah AMR, yakni dengan pembentukan inisiatif sains berbasis genom biomedis pada pengobatan yang bersifat presisi,” ujar dia.
“Kita akan mempercepat upaya penanggulangan AMR terutama di Indonesia. Negara-negara G20 juga memiliki peran strategis untuk mendorong pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat nasional dan global,” tandasnya. (OL-6)
Terkini Lainnya
Uji Klinik Produk Antibiotik Sintetik Pertama di Dunia Digelar di Indonesia
Radang Telinga Tengah tidak Harus Selalu Diatasi dengan Antibiotik
Inggris dan Uni Eropa Menghadapi Kekurangan Obat yang Signifikan
Pengunaan Antibiotik Secara Sembarangan Bisa Fatal Bagi Tubuh Manusia
Artis Sarwendah Berbagi Tips Berkomunikasi Efektif Hindari AMR di ICU
Ini Cara Cegah Batuk Selama Cuaca Panas
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap