Pemprov Papua Barat Gandeng Mitra Global Pulihkan Populasi Hiu Belimbing di Raja Ampat
BADAN Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat bekerja sama dengan sejumlah pihak guna memulihkan populasi hiu belimbing di perairan Kepulauan Raja Ampat.
Tujuh telur hiu belimbing yang secara genetik sesuai dengan populasi di Raja Ampat tiba di Sorong pada Rabu (10/8). Saat ini telur-telur tersebut sedang dalam proses pemeliharaan di tempat pembesaran lokal untuk nantinya dilepasliarkan di Kawasan Konservasi di Perairan Kepulauan Raja Ampat untuk meningkatkan populasi asli yang hampir punah sebagai bagian dari upaya global untuk pelestarian spesies tersebut.
Telur-telur tersebut yang sebelumnya dirawat dalam akuarium penangkaran di luar negeri merupakan inisiatif pertama di dunia, dan telah dikoordinasikan secara intensif dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat nasional dan provinsi. Teermasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (BRIN).
Upaya ini didukung oleh ReShark, sebuah upaya kolektif konservasi internasional yang beranggotakan lebih dari 60 institusi-institusi akademik, kebun binatang dan akuarium, organisasi-organisasi nirlaba, dan lembaga-lembaga pemerintah.
Upaya konservasi tersebut dinamai dengan “Proyek StAR" (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) yang diambil dari nama ilmiah hiu belimbing (Stegostoma tigrinum).
Proyek ini secara resmi dimulai sekitar tiga tahun lalu oleh sebuah kelompok yang terdiri dari pemerintah nasional, pemerintah provinsi, lembaga pengelola akuarium, LSM konservasi, lembaga pendidikan di Indonesia. Pada Mei 2021, Pemprov Papua Barat memperkuat komitmen dari kelompok tersebut dengan menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung proyek ini. Termasuk KKP, BRIN LSM, Komite Pengarah StAR Proyek, dan Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Billy Mambrasar.
Pejabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw menegaskan, upaya pemulihan populasi hiu belimbing merupakan bentuk komitmen pihaknya salam implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
“Upaya pemulihan populasi hiu belimbing (StAR Project) ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan di Papua Barat sesuai Perdasus Nomor 10 Tahun 2019. Proyek ini dalam jangka panjang selain akan menunjang kegiatan ekowisata di Papua Barat juga menjadi bagian dari peningkatan kapasitas pemuda-pemuda di lokasi proyek," tandas Paulus.
Ia menambahkan, Pemprov Papua Barat akan terus mendukung kegiatan ini dan akan tetap membuka diri untuk bekerja sama dengan Konsorsium ReShark. Bukan hanya untuk hiu belimbing saja tetapi juga terhadap hewan-hewan terancam baik di terestrial maupun aquatik lainnya agar dapat dipulihkan populasinya.
“Ini menjadi kebanggaaan kita semua karena keberhasilan uji coba pengiriman telur ini bertepatan dengan momen spesial bagi bangsa Indonesia, menjadi kado pada peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia," tandas mantan Kapolda Papua itu.
Adapun Profesor Charlie D. Heatubun sebagai Kepala BRIDA ProvinsiPapua Barat, mengatakan proyek ini merupakan sebuah pendekatan inovatif untuk mengembalikan hiu belimbing sebagai spesies penting di Raja Ampat yang merupakan jantung keanekaragaman hayati dunia.
“Proyek ini menunjukkan komitmen kuat Pemprov Papua Barat untuk menjaga kesehatan lingkungan dan perlindungan spesies, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua Barat lewat pariwisata berkelanjutan. Sebagai spesies kharismatik, upaya pemulihan populasi hiu ini akan membangkitkan pariwisata penyelaman (diving) yang telah berkembang baik di Raja Ampat," tandasnya.
Upaya untuk membangun kembali populasi hiu belimbing merupakan agenda nasional dalam rangka melestarikan spesies terancam punah yang memiliki nilai ekonomi dan ekologi yang penting.
Konservasi hiu, termasuk konservasi hiu belimbing telah dilakukan di tingkat nasional melalui rencana aksi nasional konservasi hiu dan pari. Termasuk pengelolaan Kawasan Konservasi Kepulauan Waigeo dan Kawasan Konservasi Kepulauan Raja Ampat .
"Proyek ini merupakan kolaborasi multipihak untuk memulihkan populasi hiu belimbing, khususnya di perairan Kepulauan Raja Ampat. Selain berdampak bagi konservasi, kegiatan ini juga akan membuka peluang bagi peneliti dan akademisi untuk kajian terkait berbagai aspek. Model restorasi hiu belimbing ini baru pertama kali di Indonesia bahkan di dunia, sehingga diharapkan dapat mengangkat profil Indonesia tentang upaya konservasi dan inovasi ilmiah terkait hiu belimbing di mata internasional”, ujar Dr. Fahmi, Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Oseanografi, BRIN.
Sebagai pengelola kawasan konservasi nasional di Raja Ampat, Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Imam Fauzi menjelaskan, hiu belimbing merupakan salah satu spesies hiu yang masih sering ditangkap dan diperdagangkan di Indonesia. Secara global, hiu belimbing ditetapkan sebagai spesies terancam punah.
"Karena itu, upaya pelestarian hiu belimbing ini akan mendukung pemulihan populasi mereka di Kawasan Konservasi Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan Laut Sekitarnya yang pada akhirnya membawa efek limpahan ke seluruh ekosistem perairan di Kepulauan Raja Ampat," tandasnya.
Dalam beberapa dekade terakhir, sejumlah kebun binatang dan lembaga pengelola akuarium yang terakreditasi telah sukses mengembangbiakkan hiu belimbing secara eksitu. Tujuan untuk mengembangkan populasi yang berkelanjutan. Dedikasi dan pengelolaan ilmiah ini memungkinkan lembaga-lembaga tersebut untuk mengembalikan telur-telur hiu belimbing ke alam dengan harapan untuk memulihkan populasinya.
“Kedatangan tujuh butir telur hiu belimbing di Raja Ampat Research and Conservation Centre (RARCC) merupakan kerja keras selama bertahun-tahun yang melibatkan ratusan ahli dari 13 negara – yang semuanya memiliki tujuan sama yaitu mengembalikan populasi hiu belimbing di Raja Ampat,” ujar Dr. Erin Meyer, Direktur Program Konservasi dan Kemitraan dari Seattle Aquarium dan Ketua Steering Committee Proyek StAR. (OL-8)
Terkini Lainnya
Pondok Pesantren Darul Muszni Kembangkan Teknologi Digital Budidaya Ikan Gabus
Pelaku Perikanan Tangkap di Timika Diimbau Perhatikan Rute Kabel Laut
Tuna Talks Bahas Praktik Berkelanjutan Pengelolaan Sumber Daya Laut
Kolaborasi Dukung Budidaya Perikanan Terpadu Topang Ketahanan Pangan
Membangun Teknologi Industri untuk Tulungagung
Budi Daya di Laut: Masa Depan Perikanan Indonesia
Libur Telah Tiba, Yuk Bikin Rencana Mau ke Mana
Deretan Tempat Wisata di Indonesia Cocok untuk Turis Lokal dan Internasional
Pelindo Lanjutkan Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan Raja Ampat
Kapal Nelayan Bermuatan Tujuh Ton Ikan dan 4 ABK Sudah 3 Hari Hilang di Raja Ampat
Pelindo dan 11 BUMN Kolaborasi Dukung Peningkatan Kesejahteraan Warga di Raja Ampat
KM Pinisi Indosiren Terbakar di Perairan Raja Ampat, 30 Penumpang Selamat
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap