visitaaponce.com

Anak dengan HIV Mudah Sakit Berat

Anak dengan HIV Mudah Sakit Berat
Seorang anak yang terinfeksi HIV/AIDS (ODHA) dalam pengasuhan Rumah Singgah Aira, Semarang, Jawa Tengah.(Antara)

ANAK yang tertular HIV (human immunodeficiency virus) akan mudah sakit berat. Padahal penyakit yang datang hanya batuk dan pilek bisa berubah menjadi pneumonia.

Ketua Satgas HIV IDAI Dr Endah Citraresmi, SpA(K) menjelaskan virus HIV menyerang berbagai sel salah satunya sel CD 4 yang menyerang sistem imun. Sehingga anak yang terserang HIV akan mudah sakit. Bahkan jika anak lain terserang batuk dan pile, anak dengan HIV penyakit tersebut bisa menjadi pneumonia.

Kemudian juga terinfeksi kuman yang ringan, contohnya jamur, parasit, atau mungkin paling sering Toxoplasmosis dari parasit, hingga Tuberkulosis berat.

"Patokannya adalah anak sering sakit dengan penyakit yang tidak lazim dengan penyakit lain itu harus curiga. Akibatnya sering banget terkena gizi kurang atau gizi buruk. Anak itu masuk dengan masuk dengan kondisi lebih berat, lebih mudah dipahami karena kekebalan tubuhnya menurun," kata dr Endah dalam konferensi pers secara daring, pada 2 September 2022.

Sehingga sebelum lahir, ibu bayi harus diperiksa dulu apakah mengidap HIV atau tidak. Kemudian bayi ketika sudah lahir pun juga diperiksa. Ketika deteksi sudah diketahui sejak dini maka terapi pasien HIV bisa dilakukan secara cepat dan konsisten.

Anak dengan HIV sering terjadi dan terlihat saat memasuki masa sekolah adanya gangguan motorik sehingga harus tinggal kelas, atau kelas khusus. Berbeda dengan dewasa yang baru tertular HIV, karena orang dewasa itu otaknya sudah jadi. Neurologi dari manifestasi HIV ini juga jadi yang jadi perhatian bersama.

"Pemantauan yang sama seperti dewasa, karena virusnya masih ada di dalam tubuh, teorinya akan menimbulkan peradangan di pembuluh darah meningkatkan risiko jantung, itu yang jadi concern," ujarnya.

Dengan terapi yang konsisten sel CD 4 pada bayi akan menjadi lebih baik tentu bayi bisa berkembang dan normal seperti biasa.

"Sayangnya beberapa kasus pasien datang ketika sudah lanjut, artinya sudah ada gangguan dan ini bukan kasus yang jarang," pungkasnya. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat