Indeks Pembangunan Literasi di Indonesia Terus Meningkat
![Indeks Pembangunan Literasi di Indonesia Terus Meningkat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/95723946714ec35ccfb1b55dba04d744.jpg)
INDEKS pembangunan literasi masyarakat Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu diungkapkan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Joko Santoso.
"Perpusnas melakukan pengukuran sendiri, jadi ada namanya indeks pembangunan literasi masyarakat, ada juga tingkat gemar membaca," jelasnya, Kamis (8/9).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa indeks tingkat gemar membaca masyarakat meningkat dari 55,74 pada 2020, kemudian menjadi 59,52 pada 2021. Ditargetkan pada 2024, indeks gemar membaca mencapai 71,3.
Baca juga: Globalisasi dan Tantangan Budaya di Ruang Digital
Sementara itu, indeks pembangunan literasi masyarakat naik dari 12,93 pada 2020, menjadi 13,54 pada 2021, dengan target mencapai angka 15 pada 2024. Menurutnya, tingkat literasi dan kegemaran membaca masyarakat memengaruhi kemampuan dalam mengelola kehidupan.
"Mengapa? Karena mereka tidak dibekali dengan kecakapan yang wajib, yang menjadi syarat sukses di tengah pasar tenaga kerja. Jadi ada korelasi antara pendidikan, literasi dan tingkat kemiskinan," tutur Joko.
"Berdasarkan data, akibat kurangnya literasi secara global kerugiannya mencapai US$1,5 triliun per tahun. Untuk itu, penguatan literasi jadi suatu keharusan, karena menjadi alat ampuh dalam mengatasi kemiskinan," imbuhnya.
Baca juga: Perpustakaan dan Gerakan (Kebudayaan) Literasi yang Mulia
Upaya peningkatan literasi masyarakat mencakup peningkatan frekuensi membaca, kunjungan ke perpustakaan, hingga akses internet untuk pengetahuan. Perpusnas pun melaksanakan program perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang memungkinkan warga ntuk mengembangkan potensi.
"Program perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah mencakup 2.500 desa di kabupaten/kota dan akan terus diperluas," kata Joko.
Selain itu, Perpuspas berupaya menambah koleksi bahan bacaan. Jumlah bacaan yang tersedia secara nasional sebanyak 28 juta eksemplar, atau satu bahan bacaan tersedia untuk 19 orang. Menurut standar UNESCO, semestinya ada satu bahan bacaan untuk dua orang.(OL-11)
Terkini Lainnya
Pemerintah Melaka Lakukan Kajian Penguatan Hubungan Malaysia-Indonesia
Kerja Sama Ketenagakerjaan antara Indonesia dan Albania Dimulai
28.593 Jemaah Haji Telah Pulang ke Tanah Air
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
39 Rekomendasi Film Indonesia yang Dibintangi Rio Dewanto
BMKG: Sejumlah Wilayah di Indonesia Masih Berpotensi Diguyur Hujan
Badan Bahasa Bangkitkan Semangat Membaca di Kalangan Masyarakat
Bangun Budaya Baca melalui 10 Ribu Perpustakaan Desa
Mahasiswa UI asal Jepang dan Korsel Beri Motivasi Anak-Anak Bukit Duri
Membaca Nyaring Tingkatkan Literasi Anak
Hari Anak Jakarta Membaca, Begini Sejarah dan Manfaatnya
Penyandang Disabilitas Gol A Gong Tetap Semangat Tebarkan Literasi
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap