Mal Grand Indonesia Olah Limbah Minyak Jelantah Berbagai Tenant
![Mal Grand Indonesia Olah Limbah Minyak Jelantah Berbagai Tenant](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/1a2a819cedd50bb61ad3fddb57f33317.jpeg)
Mal Grand Indonesia mengklaim telah mengolah limbah minyak jelantah hasil dari bekas penggorengan berbagai tenant menjadi produk biodiesel sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan.
Manajer Komunikasi Korporat Grand Indonesia Dinia Widodo mengatakan inovasi itu merupakan usaha dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui upaya mengurangi pencemaran limbah jelantah.
"Tahun 2021, kami mengumpulkan 9.242 liter jelantah yang kemudian diubah menjadi 4.621 liter biodiesel," ujarnya dalam dialog konservasi misi lestari laut di West Mall Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (28/9).
Dinia menjelaskan pihaknya mengumpulkan limbah jelantah dari tenant-tenant restoran di mal Grand Indonesia. Jumlah yang terkumpul tahun lalu berasal dari 30 persen tenant.
Menurutnya, limbah jelantah yang sudah terkumpul itu dikirim ke Belanda untuk diolah menjadi biodiesel. Program pengolahan jelantah menjadi produk biodiesel sudah berlangsung cukup lama sejak tahun 2019, tapi karena pandemi tidak banyak tenant yang ikut, bahkan ada tenant yang sempat berhenti mengumpulkan jelantah.
"Ini kalau enggak salah baru 30 persen dari tenant kami yang joint. Bisa dibayangkan kalau semuanya bisa ikut jumlahnya akan lebih banyak," terang Dinia.
Berdasarkan hasil penelitian Agonne National Laboratory di Illinois, Amerika Serikat, biodiesel menghasilkan 78 persen lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar minyak jenis solar.
Bahan bakar alternatif itu hanya menghasilkan 2.661 gram karbondioksida per galon ukuran 3,78 liter, sedangkan solar menghasilkan 12.360 gram karbondioksida per galon.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Indonesia termasuk salah satu negara pengguna minyak sawit terbanyak di dunia yakni 16,2 juta kiloliter per tahun, sehingga mampu menghasilkan potensi minyak jelantah 3 juta kiloliter untuk memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional.
Pemanfaatan jelantah menjadi biodiesel dipandang sebagai cara yang tepat untuk memperkuat ketahanan energi nasional, menyelamatkan lingkungan dari bahaya limbah, serta memangkas kuota impor bahan bakar fosil. (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
Pemprov DKI Diminta Segera Sosialisasikan Perda Pengelolaan Limbah
Buang Limbah Sembarangan di Jakarta Terancam Sanksi Pidana
Wapres : Pengolahan Limbah Jadi Kunci Keberlanjutan Lingkungan
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Masyarakat Diminta Peduli Pengelolaan Limbah B3
DLH DKI Imbau Penyelenggaraan Kurban Secara Ramah Lingkungan
Eastvara Mall BSD Gandeng AEON Supermarket Buka Akhir 2024
Artotel Living World Kota Wisata Cibubur Integrasi Mal dan Hotel
Kinerja Keuangan Solid, BSBK Siap Prelaunching Apartment Sapphire
Pelacakan Polisi Terhadap Penyerang Pembunuhan yang Menargetkan Perempuan di Mal Sydney
Sambut Idul Fitri, Living World Kota Wisata Cibubur Hadirkan Beragam Brand
Luxury Goods Bisa Jadi Sarana Investasi yang Menguntungkan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap