visitaaponce.com

5 Target dalam Program Arsitektur Kesehatan Global G20, Ini Progresnya

5 Target dalam Program Arsitektur Kesehatan Global G20, Ini Progresnya
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat pembukaan pertemuan G20 3rd Health Working Group di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (22/8).(ANTARA/Fikri Yusuf)

MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memaparkan progres dari sejumlah target pada isu arsitektur kesehatan global yang menjadi salah satu agenda pada Presidensi G20 Indonesia.

Budi menjelaskan, tujuan dari diangkatnya isu tersebut ialah untuk menata ulang arsitektur kesehatan global setelah pandemi, seperti bagaimana dunia menata ulang arsitektur keuangan global setelah Perang Dunia Kedua dengan memunculkan Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF).

Dalam hal ini, Indonesia mengusulkan lima target. "Pertama, kita akan mendirikan institusi seperti IMF dan World Bank, namanya Pandemic Fund. Tujuannya agar pandemi selanjutnya kita punya dana yang cukup," papar Menkes dalam acara Instagram Live G20 Indonesia, Kamis (13/10).

Menurut Budi, Indonesia sudah mengajukan hal tersebut kepada Bank Dunia dan sudah menyetujui dibentuknya Financial Intermediary Fund (FIF). "Sekarang sudah sekitar US$1.4 billion, sejumlah institusi termasuk negara masuk, tapi juga ada kayak The Bill & Melinda Gates Foundation, The Rockefeller Foundation," ungkap Menkes.

Target kedua, lanjutnya, ialah membangun mekanisme formal secara global. Tujuannya, pandemic fund tadi bisa digunakan dengan adil untuk akses emergency medical countermeasures. Di antaranya vaksin, obat-obatan, alat-alat diagnostik, terutama untuk negara-negara berkembang.

Dalam hal ini, WHO dan beberapa institusi internasional telah membentuk The Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator. Budi menyebut mekanisme ini sifatnya informal.

"Ini yang sedang kita finalisasi. Ada tim yang bekerja dipimpin oleh teman-teman dari Afrika Selatan dan Norwegia. Kita sebagai presidensi sedang berusaha kalau bisa di Oktober ini kita ketok formalisasi dari tim ini. Jadi gimana cara pakai uangnya terutama untuk menjaga keadilan dan kerataan dari akses obat-obatan, vaksin, dan sebagainya," jelasnya.


Baca juga: Wabah dan Perubahan Iklim Mengancam, ASEAN Perkuat Kerja Sama Lingkungan


Ketiga ialah membangun jaringan genome sequence di dunia. Budi menjelaskan, patogen bisa muncul di negara mana saja. Karena itu, katanya, harus ada sistem surveilans yang sama rata di seluruh dunia yang dinamakan lab genome sequence.

"Kayak radar lah, kalau diserang makhluk luar angkasa, kita tahu (misalnya) nyerang dari Rusia, China, kita tahu. Di sini kita baru sampai pada agreement of the uses of very diplomatic world. Kita masih struggling, kita lagi instense diplomacy untuk mencapai kesepakatan itu tapi kayaknya agak susah. Negara maju inginnya only data sharing, negara berkembang maunya data sharing and benefit sharing," tuturnya.

Keempat ialah membangun global health protocol standard. "Contohnya pada saat ini (pandemi) terjadi, semua negara lockdown. Begitu lockdown, essentials goods and services and people gak bisa bergerak. Ekonomi mati," kata Budi.

"Jadi kita ingin bikin, kalau lockdown, jangan lockdown semua. Ada orang-orang tertentu, pilot misalnya, kelasi kapal, yang ngangkut barang, itu boleh muter," imbuhnya.

Menurutnya, poin keempat ini sudah berprogres. "Kita sudah bikin standard health protocols berbasis QR code standard-nya WHO. Jadi kayak health pasport-nya orang," katanya.

Terakhir adalah memastikan vaccine manufacturing dan medical manufacturing bisa terdistribusi merata. Terutama di negara-negara global south.

Dalam hal ini, Budi menyebut anggota G20 di bagian dunia selatan setuju untuk membuat technical working group on vaccine development and therapeutic. Tujuannya supaya bisa berbagi pengetahuan dalam riset dan manufaktur untuk pandemi di masa mendatang.

"Lima agenda utama itu yang menjadi komponen the new global health architecture yang terinspirasi dari the global leaders yang duduk bersama untuk membangun global finance architecture sesudah Perang Dunia Kedua, yang menjadi inspirasi Pak Jokowi," ujar Budi.

"Ini waktunya Indonesia, negara berkembang, (saat) Presidensi G20 kita ada krisis besar dan ini waktu dan kesempatan terbaik untuk kita mereformasi arsitektur kesehatan global," pungkasnya. (OL-16)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat