visitaaponce.com

Gendang Jadi Sarana Perilaku Stimming Bagi Penyandang Down Syndrome

Gendang Jadi Sarana Perilaku Stimming Bagi Penyandang Down Syndrome
Penampilan Rumah Ceria Down Syndrome di Goethe Institut, Selasa (18/10).(MI/Mesakh Ananta Dachi)

PENYANDANG down syndrome memiliki gejala stimming atau perilaku melakukan aktivitas secara repetitif (berulang). Stimming dilakukan sebagai cara bagi para penyandang down syndrome untuk mengurangi kelebihan sensorik, mengurangi kecemasan , dan emosi yang kurang stabil. 

Salah satu sifat stimming pada indera pendengaran dan peraba penyandang autisme adalah senang mendengar dan memukul objek dengan suara yang berulang. Misalnya bertepuk tangan.

Rumah Ceria Down Syndrome adalah salah satu komunitas yang mencoba menyalurkan sifat itu dalam karya, yaitu dengan penampilan perkusi (alat musik pukul).

Baca juga: Kami ABK (Juga) Pelajar Pancasila!

“Saya percaya sama teman teman down syndrome ini bahwa mereka bisa menyalurkan sifat ini (stimming) dalam sebuah bakat di bidang perkusi. Makanya, saya salurkan di berbagai alat musik perkusi, seperti jimbe, tamborin, dan perkusi lainnya,” ujar guru Rumah Ceria Down Syndrome Mumu, di Goethe Institut, Selasa (18/10).

Mumu mengaku pelatihan alat musik perkusi terhadap para pengidap autisi awalnya susah, namun pada akhirnya mereka bisa.

“Di tahun pertama, saya bingung, bagaimana. Karena, kalau untuk anak yang spesial, saya tidak ada basic. Mungkin, untuk anak sekolah umum, saya biasa dan bisa, tapi kalau ini susah. Karenanya, saya coba untuk belajar, karena ini kan saya coba pelajari dulu karakter dari anak masing masing. Karena tiap anak kan karakternya beda beda,” ungkap Mumu.

“Saya coba ajarkan mereka seperti orang normal. Dengan ritme yang bisa mereka hitung dan dari mulut mereka bisa sampaikan,” lanjutnya.

Namun, meskipun sudah tampil di beberapa tempat hingga ke luar negeri, Mumu mengaku perhatian pemerintah terhadap karya anak down syndrome masih minim.

“Kami sudah tampil di Singapura di pentas pertukaran pelajar, bukan hanya itu saja, juga di berbagai festival lainnya seperti Festival Jazz. Namun, perhatian dan bantuan dari pemerintah terhadap komunitas seperti kami, sangat minim. Jadi, kami harapkan bahwa pemerintah terus menjunjung tinggi nilai kesetaraan di tengah komunitas,” tegas Mumu. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat