visitaaponce.com

Kami ABK Juga Pelajar Pancasila

Kami ABK (Juga) Pelajar Pancasila!
Penampilan kelas D1-D6 SKh Sang Timur.(MI/Denny)

DENGAN lantang penuh percaya diri namun terputus-putus, Josua, 14, siswa kelas 2 SMP Sekolah Khusus Sang Timur, menyanyikan bait per bait lagu Pelajar Pancasila gubahan Eka Gustiwana. Josua tidak sendiri, dia bernyanyi bersama Irene dan Riko di panggung Aula Sekolah Sang Timur, Ciledug, Jumat (22/7).

''Ayo Jo,'' kata guru MC. Jo tampaknya lupa lirik. Iringan musik karaoke dari YouTube sudah mulai.

'Bangunlah dan bukalah matamu. Saatnya meraih mimpimu.'

Di awal memang terdengar putus-putus. Josua tampak celingak-celinguk mencari-cari layar yang menampilkan lirik lagu. Setelah ketemu, suaranya sudah tidak putus-putus lagi. 

'Kita Pelajar Pancasila, kita bernafaskan dalam sila-silanya. Kita Pelajar Pancasila, Ayo Kita Jaga untuk Indonesia.'

Di bagian refrain ini, suara mereka makin kencang. ''Semangat sekali,'' kata ayah seorang anak lainnya, Johan, yang hadir dalam acara performa itu. 

Semangat mereka patut diacungi jempol, pasalnya meskipun mereka berkebutuhan khusus, mereka tetap punya semangat untuk jadi 'Pelajar Pancasila'. Setidaknya itulah cita-cita mereka saat menyanyikan lagu Pelajar Pancasila.

Semangat yang sama juga ditunjukkan anak-anak kelas D1-D6 (SD) yang menarikan tarian diiringi lagu tiktok Bilang Mama. Gerakannya sederhana. Tetapi ketika dilakukan dengan bersemangat, semuanya tampak normal-normal saja.

Memang terlihat asal-asalan, namun semangat yang mereka tunjukkan seakan menggugah untuk tidak 'mengesampingkan' mereka. Zefanya, 7, yang didiagnosa dengan autism spectrum disorder (ASD) sekaligus attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) tampak dengan semangat yang tinggi bergerak sesuai arahan guru tari, Ibu Yunita, yang ada di bawah panggung. Siswa kelas observasi ini tidak peduli tabrak sana sini, setiap sentimeter panggung dengan lebar 6 meter dia kuasai. 

Masih di panggung yang sama, di sisi panggung lainnya, Michaela, 8, menari lebih baik dibandingkan Zef. Seluruh instruksi ibu Yuni dilaksanakan dengan baik. Siswi kelas observasi dengan down syndrome ini tampak sangat ceria. Tetapi sesekali dia berusaha menghindari Zef yang tadi tabrak sana-sini. 

Semangat yang sama juga ditunjukkan anak-anak ABK siswa kelas 1-3 SMP saat membawakan tarian Sluku-Sluku Bathok. Tarian dengan gerakan campuran dari tarian jawa, batak, bali, dibawakan dengan baik. Instruksi ibu Yuni diterima dengan baik oleh mereka meskipun terlihat agak malu-malu. Maklum, ini anak-anak yang sedang beranjak remaja. Masih agak 'jaga image' alias jaim, kata anak-anak zaman now

Seluruh siswa tiap jenjang di SKH Sang Timur, mendapat giliran untuk menunjukkan aksi seni mereka. Terakhir siswa tertua di SKH Sang Timur serta SMK menari diiringi lagu Manuk Dadali.

Jo, Irene, dan Riko, Zef, Michaela, dan anak-anak lainnya ini tampil di acara HUT ke-30 Sekolah Khusus (SKh) Sang Timur, Karang Tengah, Ciledug, Banten. SKh Sang Timur adalah satu dari belasan sekolah khusus yang ada di Jabodetabek. Sekolah ini mengkhususkan diri untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. 

Diberi terapi
Anak dengan autisme, down syndrome, hiperaktif, dididik, diajar, dilatih agar nantinya bisa mandiri. Menurut Kepala Sekolah Suster Rachel Marie, semua anak welcome untuk sekolah di sini. ''Dari manapun, agama apapun, kekhususan apapun, diterima,'' katanya beberapa waktu lalu. 

Anak-anak yang bersekolah di sini, selain dibimbing di kelas, juga diberi terapi sesuai kebutuhannya. Terapi behaviour (perilaku) dan terapi wicara diberikan kepada anak-anak sesuai kebutuhan khususnya. ''Terapi diberikan di saat jam pelajaran,'' kata Fransiska, seorang terapis wicara di SKh Sang Timur. 

Terapis wicara yang akrab disapa Eno ini khusus untuk melatih anak berkomunikasi dua arah, memperbaiki artikulasi, kesulitan menelan, dan lain sebagainya yang terkait. 

Di tengah stigma negatif terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, mereka tetap membutuhkan perhatian dan ingin dianggap ada, dan berdaya guna. Perhatian Pemerintah sangat mereka butuhkan. (OL-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat