visitaaponce.com

Indonesia Darurat Sampah Styrofoam

Indonesia Darurat Sampah Styrofoam
SAMPAH STYROFOAM: Warga membersihkan sampah styrofoam yang mencemari Kali Licin, Mampang, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.(ANTARA /SIGID KURNIAWAN)

PENELITIAN yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di 18 kota Indonesia, ditemukan sebanyak 0,27 hingga 0,59 juta ton sampah masuk ke laut sepanjang 2018. Salah satu sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah styrofoam.

Sampah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500 sampai 1 juta tahun untuk dapat terurai oleh tanah. Namun, styrofoam tak dapat terurai sempurna, tapi berubah menjadi mikroplastik dan dapat mencemari lingkungan.

Kondisi tersebut membuat Indonesia dalam keadaan darurat sampah styrofoam. Melihat hal itu, sekelompok anak muda yang tergabung dalam Antheia Project mengajak masyarakat untuk serukan Say No To Styrofoan untuk meminimalisir sampah khususnya sampah styrofoam.

Co-Founder of The Anteia Project Ruhani Nitiyudo mengungkapkan, pihaknya ingin menngajak seluruh lapisan masyarakat , mulai dari pemangku kepentingan hingga masyarakat untuk bisa merawat alam dalam kehidupan keseharian, agar bisa menciptakan kehidupan yang sehat dan harmonis dengan alam.

"Kami juga menyerukan kepada pelaku indistri yang masih menjalankan bisnis yang tidak berkelanjutan, misalnya perusahaan Indofood CPB Sukses Makmur, di mana salah satu produknya Pop Mie tidak pernah absen dari tumpukan sampah yang kami temukan," ucap dia, Kamis (24/11).

"Ke depan kami akan mengirimkan surat terbuk kepada perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan styrofoam untuk menghentikan penggunaan wadah makanan tersebut dengan menggantinya dengan wadah yang ramah lingkungan," imbuh dia.

Ia menyatakan, The Antheia Project juga akan terus mengajak anak muda untuk lebih menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan dari rumah, yatu dengan mulai membiasakan diri memisahkan sampah.

Selanjutnya, pihaknya juga akan melaksanakan kegiatan bersih-bersih dengan tema Anteia Beach Clean Up Vol.4, Di mana dari kegiatan tersebut adalah turun langsung ke lapangan sehingga para peserta aksi bersih-bersih dapat melihat realitas problem sampah, khsuusnya sampah styrofoam yang merusak lingkungan. "Mari kita ciptakan lingkungan yang bebas dari sampah untuk kehidupan generasi muda di masa mendatang," tutup dia.

Pada kesempatan itu, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengungkapkan, kampanye dan edukasi besar yang dilakukan anak-anak muda dapat memberikan pengaruh yang besar pula kepada masyarakat luas.

"Anak-anak milenial ini jadi agent of change. Kalau banyak milenial yang memiliki kesadaran seperti ini, kita bisa lihat 10, 20 sampai 30 tahun ke depan Indonesia akan menjadi lebih baik," ucap dia. Pemerintah sendiri telah memiliki kebijakan untuk pengurangan sampah ke laut. Di antaranya yakni target pengurangan sampah ke laut sebesar 75% pada 2025 yang upayanya tengah berjalan saat ini.

"Sekarang sebenarnya Indonesia itu terjadi perubahan yang sangat besar sekarang ini. Ekosistem mengalami perubahan. Mari kita tingkatkan bersama dari hulu ke hilir termasuk individu untuk medorong pengruangan sampah plastik ke laut," pungkas Novrizal. (H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat