Aksi Teror Bom Bunuh Diri akibat Kesalahpahaman Agama
![Aksi Teror Bom Bunuh Diri akibat Kesalahpahaman Agama](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/0ba94680cd380d0306c479e42a4deb1f.jpg)
AKTIVIS Gerakan Islam Cinta Habib Husein Ja'far Al Hadar mengatakan aksi teror bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12) lalu, akibat kesalahpahaman dan propaganda atas nama agama yang disalahtafsirkan.
"Aksi teror itu adalah musuh kita bersama, apa pun agamanya," kata Habib Ja'far seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (12/12).
Alasannya, sambung dia, perbuatan pelaku teror sama saja dengan melawan kemanusiaan itu sendiri, bahkan yang paling mendasar melawan kemanusiaan dirinya sendiri.
Di satu sisi, Habib Ja'far mengatakan tatkala pelaku terorisme merupakan korban yang diperdaya kelompok tertentu dengan janji semu,
kemuliaan dunia, dan akhirat sebagai hasil pengorbanannya kepada sang Ilahi sehingga perlu kembali meluruskan narasi keliru tentang esensi jihad.
"Kita tidak ingin mereka dibodohi melalui propaganda seperti itu. Kita sayang kepada mereka (kelompok radikal) maka kita ingin merangkul mereka," ujar dia.
Ia menjelaskan cara yang dilakukan kelompok radikal tersebut adalah salah. Untuk mendapatkan kemuliaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat, maka seharusnya semakin seseorang beragama, maka semakin besar cintanya kepada orang lain.
Pria yang meraih gelar magister bidang Tafsir Quran dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut menjelaskan berbagai upaya nyata yang bisa dilakukan dalam meluruskan kembali nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan kebinekaan yang kerap didistorsi maknanya hingga memicu munculnya bibit radikal dan terorisme.
Baca juga: Kemensos: Paham Ekstremisme Menjalar ke Komponen Keluarga, Termasuk Perempuan dan Anak
"Kenapa mereka bisa menjadi teroris? Karena mereka dipapar terus menerus oleh ideologi teror atas nama agama, suku, dan lain sebagainya," ujar dia.
Oleh karena itu, tugas semua pihak ialah bagaimana memapar balik mereka (kelompok radikal) dengan nilai-nilai cinta dan perdamaian.
Mengutip riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Tahun 2021, Habib Ja'far mengatakan konten yang tidak moderat, kini tiga kali lipat jauh lebih menguasai perbincangan di media sosial daripada konten moderat.
Oleh sebab itu, katanya, menyerang balik narasi radikal kekerasan dengan paparan narasi cinta dan perdamaian harus dilakukan. Ia optimistis Indonesia mampu menang dari radikalisme dan terorisme yang mengancam kedaulatan dan persatuan bangsa.
"Kita melakukan propaganda yang sebaliknya tentang toleransi di antara umat beragama, suku, dan bangsa," katanya.
Menurutnya, paparan konten dan narasi yang dibangun kelompok radikal sejatinya perlu menjadi perhatian, baik dari segi kuantitas konten dan narasi yang didiseminasikan maupun kualitas narasinya yang mampu mengambil hati penerimanya.
Untuk itu, papar dia, perlu perlawanan balik melalui konten dan narasi moderat dengan isi maupun kuantitas yang lebih besar.
Pemerintah dan tokoh masyarakat harus hadir bekerja sama, berperan dalam rangka mencegah, serta membongkar pola pikir maupun pergerakan kelompok radikal di tengah masyarakat karena sekecil apa pun aksi terorisme merupakan masalah besar yang harus menjadi perhatian semua pihak. (Ant/OL-16)
Terkini Lainnya
Polisi Tangkap Anggota ISIS yang Mengancam Serang Pemain Real Madrid di Euro 2024
Komisi 3 DPR RI Apresiasi Capaian BNPT dan Dukung Penuh Penambahan Aggaran Tahun 2025
Pendidikan Pancasila Kekinian Ajak Milenial Hindari Paparan Terorisme
Beragama Maslahat untuk Kesejahteraan Masyarakat
Bunuh 2 Polisi, Malaysia Tangkap 7 Orang Anggota Jemaah Islamiyah
Kebijakan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Harus Dilanjutkan dan Diperkuat
Teror Pesepak Bola Malaysia Berlanjut, Bek Timnas Khuzaimi Piee Jadi Korban Pencurian
Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Guna Dukung Keamanan WWF Ke-10
Antisipasi Teror, BNPT akan Amankan World Water Forum ke-10 di Bali
Waspadai Perubahan Gerak Sel-Sel Teroris
2 Ribu Personel Polisi Amankan Natal dan Tahun Baru di Bali
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap