visitaaponce.com

Epidemilog Rencana Penghapusan PPKM Sudah Tepat

Epidemilog: Rencana Penghapusan PPKM Sudah Tepat
Sejumlah anak menaiki wahana di ruang publik, Taman Merdeka, Depok, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

AHLI Epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada Riris Andono Ahmad menilai rencana pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah tepat. Hal itu karena menurut Riris rencana itu sudah tepat dan PPKM yang berlaku saat ini tidak berbeda jauh dengan kondisi sebelum adanya pandemi.

“PPKM yang ada sekarang itu secara de facto kan tidak ada bedanya dengan sebelum pandemi. Artinya hampir tidak ada hal-hal yang kemudian menyebebkan ada limitasi mobilitas. Jadi aktivitas, mobilitas, kerumunan itu sudah kembali seperti normal. Jadi secara de facto memang ya sudah tidak ada PPKM,” ucap Riris kepada Media Indonesia pada Senin (26/12).

Ia juga melihat setelah melewati tiga kali gelombang kasus yang cukup besar, cakupan vaksinasi di Indonesia di dosis satu dan dosis dua sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 86.92% untuk dosis pertama dan 74.45% untuk dosis kedua. Berdasarkan cakupan vaksin tersebut, Riris menilai masyarakat di Indonesia secara populasi telah mencapai level imunitas tertentu.

“Maka sebenarnya secara populasi di Indonesia itu sudah punya level imunitas tertentu. Tidak berarti bahwa transisinya akan berhenti, tetapi bahwa lonjakan kasus yang mungkin terjadi seperti di Cina saat ini kemungkinannya menjadi sangat kecil,” jelasnya.

Meski begitu, ia pun tidak menampik tidak akan terjadi kenaikan kasus. “Tidak berarti juga tidak akan ada kenaikan kasus. Tetapi bahwa lonjakan kasus seperti gelombang sebelumnya kemungkinannya menjadi sangat kecil,” tambahnya.

Baca juga: Upaya Presiden Jokowi Merawat Toleransi Diapresiasi

Ia juga menyampaikan agar masyarakat tetap berhati-hati. Meskipun secara level populasi tidak terlihat ada lonjakan kasus, namun perlu diingat bahwa setiap orang memiliki tingkat keamanan yang berbeda-beda.

“Bagi sebagian besar, itu bisa dikatakan aman, tapi tergantung individunya. Jadi dia mungkin tidak tervaksinasi, dia punya komorbiditas, dia high risk. Ya bagi individu-individu tersebut ya relatif resikonya lebih tinggi. Jadi tidak ada status yang sifatnya dekotomis. Aman tidak aman. Tetapi kita bicara derajat resiko,” kata Riris.

Ia mengatakan, meskipun varian covid yang ada saat ini cenderung lebih ringan dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya, namun pemerintah perlu juga memperhatikan kelompok beresiko tinggi, seperti orang yang memiliki komorbid dengan memberikan booster tambahan. Selebihnya, ia menilai sudah saatnya PPKM dihentikan.

“Jadi fokus pemerintah saat ini sejatinya memang memproteksi high risk group yang seperti ini, misalnya dengan kalau yang pemerintah lakukan sekarang kan untuk booster yang kedua itu juga difokuskan pada mereka kelompok resiko tinggi. Jadi itu secara umum yang saya katakan kenapa memang sudah saatnya kita tidak mempunyai PPKM,” Kata Riris.

Riris berharap, jika kemungkinan terburuknya akan ada kembali lonjakan kasus, pemerintah telah mempersiapkan sistem layanan kesehatan yang terbaik. “Ekspektasi saya, pemerintah tetap mempersiapkan sistem layanan kesehatan agar bisa siap apabila ada lonjakan kasus,” pungkasnya.(OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat