Surveilans Ambruk, Pemerintah Perlu Tingkatkan Testing dan Tracing
![Surveilans Ambruk, Pemerintah Perlu Tingkatkan Testing dan Tracing](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/3b4b02dc46ec0d24dea7a0c2241b7c4c.jpg)
EPIDEMIOLOG dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai saat ini surveilans di Indonesia sedang ambruk.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat mulai tidak peduli dengan covid-19, banyak lokasi yang telah menutup kegiatan PCR atau antigen sehingga sulit melakukan pemeriksaan di provinsi atau kabupaten/kota tidak semasif sebelumnya. Kemudian kontak tracing masih sangat lemah sehingga jika ada kasus tidak dilakukan kontak tracing.
"Dengan lemahnya surveilans tersebut sulit menyatakan kasus yang tepat untuk saat ini berapa, jika kasus hari bertambah 1.000 orang maka tidak valid. Karena itu jika pemerintah mau memutuskan untuk wabah covid-19 maka harus melakukan survei antigen dulu," kata Tri saat dihubungi, Selasa (27/12).
Baca juga: Sejuta Manfaat Vitamin K dan Bahaya Kekurangannya
Survei antigen ini sekaligus untuk melihat varian yang ada di Indonesia. Kemudian setelah itu diatur apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk dihentikan di beberapa provinsi atau di seluruh wilayah.
Selain itu melihat situasi covid-19 dunia saat ini, Tri menilai pemerintah jangan terlalu terpaku dengan situasi di Tiongkok. Namun harus memiliki dasar yang kuat seperti survei antigen, melihat varian apa saat ini, dan sebagainya. Sehingga kita tidak lagi melihat kondisi di Tiongkok.
"Pemerintah bisa menetapkan PPKM dihentikan di provinsi tertentu saja dan dilanjutkan di provinsi yang kasusnya masih tinggi, jika diberlakukan di semua provinsi maka covid-19 bisa dijadikan sebagai penyakit umum dengan catatan orang yang tervaksinasi dosis lengkap sudah 98% sehingga kalaupun ada kasus selanjutnya sudah ringan," ujarnya.
"Dengan demikian pemerintah bisa menetapkan bahwa covid-19 sebagai penyakit umum. Kemudian mengikuti PPKM dihentikan di beberapa provinsi yang memiliki tingkat surveilans tinggi," pungkasnya. (H-3)
Terkini Lainnya
Masa PCR Jemaah Haji jadi 72 Jam
Lapor Covid-19: Data Covid-19 Daerah Masih Minim
BNPB Bagi Pengalaman Tangani Covid-19 pada Auditor Intern Pemerintah
Aplikasi PeduliLindungi Jadi Syarat Perjalanan Internasional
Mulai 12 Juli, Hasil Tes PCR untuk Terbang Hanya Bisa dari 742 Lab Ini
Kasus Aktif Covid-19 Naik, Fasyankes Diimbau Tingkatkan Testing
Alami Gejala Covid-19 Arcturus? Lakukan Tes Antigen dan Isolasi Diri
Lima Hal yang Perlu Dilakukan Pemerintah Usai Cabut PPKM
Liburan Nataru Tetap Prokes dan Vaksin, Pakar : Segera Tes saat Bergejala
RS Premier Bintaro Gelar Tes Swab Antigen di SMA Kolese Kanisius
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap