visitaaponce.com

Sejarah Barongsai, Tarian Pengusir Roh Jahat

Sejarah Barongsai, Tarian Pengusir Roh Jahat
Ilustrasi.(Antara/Muhammad Adimaja.)

SETIAP menjelang perayaan Imlek, para penari tradisional Tiongkok jauh-jauh hari sudah menyiapkan diri dalam pertunjukan barongsai untuk menyambut tahun baru Imlek. Pasalnya, pertunjukan seni tari tradisional ini sering dihadirkan untuk menyemarakkan suasana tahun baru tersebut.

Namun, tahukah kamu dari mana asal kata barongsai tersebut dan bagaimana sejarah kemunculannya? Agar tidak semakin penasaran, simak informasinya berikut. 

Sejarah barongsai

Dalam budaya tradisional Tiongkok, singa yang mirip seperti naga merupakan hewan yang hanya ada dalam mitos. Hewan-hewan semacam ini tidak pernah ada di daratan Tiongkok.

Sebelum Dinasti Han sekitar 202 SM sampai 220 M hanya ditemukan ada beberapa singa yang mampu mencapai Dataran Tengah di wilayah barat Tiongkok kuno yang kini dikenal dengan nama Xinjiang. Singa-singa itu dipercaya muncul karena ada perdagangan Jalur Sutra.

Saat itu, banyak orang yang menirukan gerakan singa di suatu pertunjukan. Tiruan penampilan inilah yang kemudian berkembang menjadi tari barongsai di periode tiga kerajaan pada 220 M sampai 280 M. Tarian satu ini kemudian mendadak populer dengan munculnya agama Buddha pada Dinasti Utara dan Selatan di 420 M-589 M.

Tari barongsai juga dikenal sebagai tarian istana pada masa Dinasti Tang sekitar 618 M-907 M. Hingga kini, tari barongsai merupakan salah satu contoh budaya Tiongkok yang berkembang pesat sampai menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, ada banyak sekali klub khusus tari barongsai yang selalu jadi sajian menarik, terutama di perayaan Tahun Baru Tiongkok.

Sebenarnya ada banyak cerita dan legenda yang berkisah tentang asal-usul tari barongsai. Salah satu yang paling populer di kalangan masyarakat Tiongkok ialah kisah Nian yang berupa makhluk mengerikan di awal musim semi atau Tahun Baru Imlek untuk mengganggu manusia di muka bumi.  

Masyarakat kuno Tiongkok saat itu kerap melakukan berbagai hal untuk menakut-nakuti Nian, seperti bermain petasan dan kembang api hingga melakukan tari barongsai yang meriah. Ada juga versi lain yang menceritakan asal-usul barongsai sebagai senjata untuk menakuti roh jahat yang dipercaya lebih ganas di awal Tahun Baru Imlek. Pasalnya, dewa-dewi sedang kembali ke kayangan untuk menghadap ke Kaisar Langit.

Gerakan tarian barongsai

Tari barongsai umumnya diperagakan dalam dua gaya, yaitu gaya bebas dan gaya koreografi yang ditentukan sebelumnya. Terdapat delapan elemen dasar tari Barongsai yaitu shuijiao (tidur), dakai (membuka), wan (bermain), sousuo (pencarian), zhandou (berkelahi), chi (makan), gai (penutup), dan shuijiao (tidur).

Satu gerakan utama dalam tari barongsai yaitu lay see (singa memakan amplop yang berisi uang). Di atas amplop biasanya diberi sayuran selada air chai chin bermakna sebagai hadiah untuk sang singa.

a. Tari Hok San.

Gerakan pada tari Hok San (singa betina), antara lain:

1. Sing li (penghormatan).

Sing li adalah gerakan awal pada setiap pertunjukan barongsai.

2.  Cing hua to.

Cing hua to adalah gerakan singa yang mengekspresikan semangat dan kesenangan

3. Ming tian dan Ting tian.

Ming tian dan Ting tian adalah gerakan singa yang sedang ragu-ragu.

4. Cun can.

Cun can adalah gerakan variasi kaki singa yang bersemangat.

5.  Tan pu.

Tan pu adalah gerakan singa yang sedang berjaga-jaga.

6.  Pan tan.

Pan tan adalah gerakan singa yang siap menghadapi rintangan.

7. Pan can dan Shia can.

Pan can dan Shia can adalah gerakan singa yang memakan makanan.

8. Man cik sing dan Koi cik sing.

Man cik sing dan Koi cik sing adalah gerakan singa yang melihat keadaan sekitar kemudian membuang atau mengusir energi negatif atau roh jahat.

9.  Ge sik.

Ge sik adalah gerakan penutup.

b. Tari Fat San.

Gerakan pada tari Fat San (singa jantan), antara lain:

1. Pai (penghormatan).

Pai adalah gerakan awal pada setiap pertunjukan barongsai.

2. Gerakan angkat tinggi pemain depan kemudian kepala barongsai digoyangkan.

3. Gerakan kiri kanan yang berarti singa melakukan lompatan kaki dari kiri melompat ke kanan.

4. Gerakan ogo dan cuci.

5. Gerakan mengambil makanan.

Gerakan pada tari Fat San (singa jantan) sebagian besar sama dengan tari Hok San (singa betina), tetapi gerakannya lebih tegas.

Barongsai di Indonesia

Seni barongsai masuk ke-Indonesia pada abad ke-17. Saat itu terjadi migrasi besar-besaran dari Tiongkok selatan. Di Indonesia, barongsai mengalami masa kejayaaan pada zaman masih ada perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan.

Semua Tiong Hoa Hwe yang berada di Indonesia hampir semua memiliki perkumpulan barongsai. Pada 1965 ketika kejadian G30S/PKI, perkembangan barongsai sempat berhenti.

Situasi politik yang waktu itu sedang memanas menjadi faktor segala kebudayaan Tiongkok di indonesia dilarang. Terkhusus barongsai yang dimusnahkan dan dibungkam pada waktu itu.

Di zaman Presiden kedua RI Soeharto, pertunjukan atau kesenian barongsai sempat dilarang. Satu-satunya tempat yang biasanya menampilkan barongsai di Indonesia yakni kota Semarang, tepatnya panggung besar klenteng Sam Poo Kong (Klenteng Gedong Batu). Di Klenteng Gedong Batu, barongsai biasanya disebut dengan istilah Sam Sie yang dimainkan bersama Liong dan Say. Setelah 1998 dengan perubahan situasi politik, barongsai mulai bangkit kembali dan banyak perkumpulan barongsai kembali hadir bermunculan. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat