Menuju Kawasan Industri Net Zero Pertama di Asia Tenggara
![Menuju Kawasan Industri Net Zero Pertama di Asia Tenggara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/b10e6b3e01f82c210430e16ef8df5103.jpg)
PEMBANGKIT Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap mulai diresmikan berbarengan dengan pembentukan Jababeka Net Zero (JNZ) Forum. Ini merupakan implementasi PT Jababeka Tbk (Jababeka) usai penandatangan komitmen menuju klaster industri net zero dalam B20 Summit pada rangkaian KTT G20 November 2022 lalu.
Wakil Direktur Utama Jababeka Tjahjadi Rahardja menyampaikan, kawasan Industri Jababeka-Cikarang saat ini tergabung ke dalam grup Kawasan Industri Net Zero yang diprakarsai oleh World Economic Forum (WEF). Kawasan ini menjadi klaster industri pertama di Asia Tenggara bersama dengan 11 klaster di berbagai belahan dunia yang sudah berkomitmen mewujudkan net zero emission.
“Aksi nyata untuk mewujudkan dekarbonisasi industri menjadi tantangan kita bersama. Sebuah gerakan besar dimulai dari satu langkah, dan momentum seremoni PLTS Atap Jababeka dan pembentukan Jababeka Net Zero Forum merupakan langkah awal dalam mewujudkan visi dekarbonisasi menuju Kawasan Industri Net Zero,” ungkap Tjahjadi dalam keterangan resmi yang diterima.
Ia menjelaskan, tujuan pembentukan JNZ Forum adalah sebagai wadah bagi perusahaan-perusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri Jababeka. Forum ini bisa dijadikan wadah sharing knowledge, membangun partnership dan mengadvokasi policy untuk mewujudkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka.
Sebab, menurut dia, untuk mencapai dekarbonisasi dibutuhkan sinergi yang kuat dengan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam Kawasan Industri Jababeka. Pertemuan berkala di JNZ Forum akan dilakukan untuk bisa menjalin sinergitas antara pengelola Kawasan dan Tenant sehingga pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Kawasan Industri Jababeka bisa meningkat.
“Kami akan menggandeng para tenant untuk menyusun peta jalan (roadmap) bersama-sama untuk Kawasan Industri Jababeka mencapai net zero di tahun 2050. Saat ini sudah terdapat 8 perusahaan di kawasan industri Jababeka yang telah mengaplikasikan PLTS Atap dengan total kapasitas lebih dari 3,2 MWp, dan paling tidak lebih dari 4 MWp di dalam proses pembangunan,” jelas dia.
Baca juga: Kesehatan Mental Adalah Fondasi untuk Masa Depan Anak
Tjahjadi juga mengajak para tenant dan perusahaan utilitas pemegang wilayah usaha di kawasan industri Jababeka mulai dari PLN, Cikarang Listrindo hingga Bekasi Power untuk berkontribusi dan bersama-sama mewujudkan klaster Jababeka Net Zero.
Managing Director PT Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono meyampaikan, PLTS Atap Jababeka adalah komitmen dari Jababeka yang berkolaborasi dengan Pertamina.
“PLTS yang dibangun merupakan tahap satu yang telah dibangun dan akan masih banyak pengembangunan selanjutannya dan teknologi dekarbonisasi lainnya di (Kawasan) Jababeka,” tambah Agung.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur dan CEO Pertamina Nicke Widyawati mengampaikan, penggunaan solusi energi terbarukan seperti PLTS dapat menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri. Namun, perusahaan industri atau industrialis tidak bisa mendeklarasikan renewable energy 100% jika mereka berada di dalam kawasan industri, karena pengelola kawasanlah yang harus mengubahnya.
“Untuk itu, saya ingin mengucapkan selamat kepada Jababeka sebagai motor penggerak yang pertama di Asia Tenggara, yang mendeklarasikan kawasan net zero,” kata Nicke.
Chief Executive Officer Pertamina New and Renewable Energy Dannif Danusaputro menambahkan, pihaknya berharap tenant-tenant di Jababeka ini aware atau memiliki kesadaran untuk menurunkan emisi karbon. Karena, Indonesia yang sudah mencanangkan target net zero emission dan juga berambisi (mencapai) nol emisi karbon.
“Sebagai ebagai pelaku usaha dan industrialis yang menghasilkan produk, saya sangat mengharapkan seluruh tenant kawasan memiliki roadmap untuk memerangi emisi karbon,” tambah dia. (R-3)
Terkini Lainnya
Kebijakan HGT untuk 7 Sektor Dilanjutkan, dari Pupuk hingga Karet
DPR: Tarif Bea Masuk 200 Persen Sebaiknya Tidak Berlaku untuk Semua Jenis Industri
APSyFI: Penetapan Bea Masuk 200% untuk Beberapa Produk Impor bukan Kebijakan yang Paten
Ini Dampak Bea Masuk 200 Persen untuk Beberapa Produk Impor
Pelarangan Truk Sumbu 3 saat Libur Hari Besar Keagamaan Diminta Ditinjau Kembali
APPBI Sesalkan Peraturan Pemerintah tidak Mampu Selesaikan Impor Ilegal
Intip Keseruan TikTok Awards, Buzzohero Raih Silver Agency of The Year
Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik di ASEAN, PLN Diapresiasi
PBVSI Bakal Bentuk Tim Voli Putri untuk Bersaing di Proliga
Pentingnya Solusi Berbasis Teknologi untuk Cegah Pandemi Baru
Ini Negara Asia Tenggara yang tidak Pernah Dijajah
Ini Dia 10 Negara di Asia Tenggara Lengkap dengan Data Terkait
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap