Transformasi Digital Sekolah, Cita Cita Pendidikan Indonesia
![Transformasi Digital Sekolah, Cita Cita Pendidikan Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/c23191351a4184e231b5466fa3d8d9ff.jpg)
PENDIDIKAN di era pascapandemi mengalami suatu perubahan dalam sistem pembelajarannya. Pendidikan yang terintegrasi dengan teknologi digital kini menjadi haluan dari sistem edukasi yang ada di Indonesia.
President International Council for Open and Distance Education (ICDE) Tian Belawati mengungkapkan transformasi digital sekolah, pada dasarnya, diusahakan untuk menciptakan efektivitas dan efisien.
“Transformasi digital sekolah merupakan integrasi teknologi dalam persekolahan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, efisiensi, serta efektivitas dalam pembelajaran di sekolah. Maka, transformasi digital sekolah itu harus direncanakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek sosial - budaya dan ekonomi. Serta, melibatkan pemangku kepentingan, yaitu anak dan juga orang tua,” ujar Tian dalam acara Acer Education Summit di Jakarta, Selasa (31/01).
Baca juga: PGRI: Peningkatan Skor PISA Sulit Dicapai Lewat Merdeka Belajar
Lebih lanjut, Tian juga mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek yang dapat membantu transformasi digital sekolah dapat berjalan, yaitu: teknologi berupa perangkat teknologi, pedagogi atau model pembelajaran yang sesuai, manajemen dan SDM pihak terkait berupa guru, siswa, dan orangtua, serta penguasaan konten digital.
“Kalau teknologi semaju apapun atau alat bantu yang sehebat apa, guru itu tetap tidak tergantikan. Jadi, yang diubah itu cara kerja dan cara pikir. Bapak/Ibu guru itu tidak tergantikan. Karena, teknologi itu ada 2 tujuannya dalam rangka proses belajar mengajar, yaitu: guru dan siswa nyaman menggunakan teknologi, serta perluasan ruang dan waktu pembelajaran,” lanjut mantan rektor Universitas Terbuka, ini.
Tian juga menambahkan model pembelajaran yang sesuai juga merupakan taktik untuk menciptakan transformasi digital sekolah yang ada.
“Untuk kurikulum dan konten, yaitu perluasan sumber pembelajaran dan mencoba untuk menyediakan materi pembelajaran yang menarik menyenangkan dan mudah dicerna oleh siswa,” ungkap Tian.
“Jadi, kalau sebelumnya di kelas itu yang bicara itu hanya guru, dan yang tahu itu hanya guru dan siswa. Sekarang, kita perluas, bahwa sumber belajar itu luas dan global. Namun, jangan memiliki pemikiran bahwa guru itu tidak dibutuhkan, tetap dibutuhkan menjadi guide bagi hutan belantara internet,” tutupnya. (OL-1)
Terkini Lainnya
Kebutuhan Data Center di Indonesia Terus Meningkat
CLIK Komitmen Perkuat Investasi untuk Dorong Produktivitas
Dukung Transformasi Digital di Indonesia, Pegadaian Hadir di Event Tech In Asia Product Development Conference 2024
Tingkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Bisnis Lewat SAP Terintegrasi
Pemetaan Guru Madrasah Acuan Kesesuaian Standar Kompetensi
Transformasi Digital Indonesia melalui Inovasi Startup
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap