visitaaponce.com

Transformasi Digital Sekolah, Cita Cita Pendidikan Indonesia

Transformasi Digital Sekolah, Cita Cita Pendidikan Indonesia
President ICDE Tian Belawati saat menyampaikan paparan di Acer Education Summit di Jakarta, Selasa (31/01).(MI/Mesakh Ananta Dachi)

PENDIDIKAN di era pascapandemi mengalami suatu perubahan dalam sistem pembelajarannya. Pendidikan yang terintegrasi dengan teknologi digital kini menjadi haluan dari sistem edukasi yang ada di Indonesia.

President International Council for Open and Distance Education (ICDE) Tian Belawati mengungkapkan transformasi digital sekolah, pada dasarnya, diusahakan untuk menciptakan efektivitas dan efisien.

“Transformasi digital sekolah merupakan integrasi teknologi dalam persekolahan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, efisiensi, serta efektivitas dalam pembelajaran di sekolah. Maka, transformasi digital sekolah itu harus direncanakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek sosial - budaya dan ekonomi. Serta, melibatkan pemangku kepentingan, yaitu anak dan juga orang tua,” ujar Tian dalam acara Acer Education Summit di Jakarta, Selasa (31/01).

Baca juga: PGRI: Peningkatan Skor PISA Sulit Dicapai Lewat Merdeka Belajar

Lebih lanjut, Tian juga mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek yang dapat membantu transformasi digital sekolah dapat berjalan, yaitu: teknologi berupa perangkat teknologi, pedagogi atau model pembelajaran yang sesuai, manajemen dan SDM pihak terkait berupa guru, siswa, dan orangtua, serta penguasaan konten digital.

“Kalau teknologi semaju apapun atau alat bantu yang sehebat apa, guru itu tetap tidak tergantikan. Jadi, yang diubah itu cara kerja dan cara pikir. Bapak/Ibu guru itu tidak tergantikan. Karena, teknologi itu ada 2 tujuannya dalam rangka proses belajar mengajar, yaitu: guru dan siswa nyaman menggunakan teknologi, serta perluasan ruang dan waktu pembelajaran,” lanjut mantan rektor Universitas Terbuka, ini.

Tian juga menambahkan model pembelajaran yang sesuai juga merupakan taktik untuk menciptakan transformasi digital sekolah yang ada.

“Untuk kurikulum dan konten, yaitu perluasan sumber pembelajaran dan mencoba untuk menyediakan materi pembelajaran yang menarik menyenangkan dan mudah dicerna oleh siswa,” ungkap Tian.

“Jadi, kalau sebelumnya di kelas itu yang bicara itu hanya guru, dan yang tahu itu hanya guru dan siswa. Sekarang, kita perluas, bahwa sumber belajar itu luas dan global. Namun, jangan memiliki pemikiran bahwa guru itu tidak dibutuhkan, tetap dibutuhkan menjadi guide bagi hutan belantara internet,” tutupnya. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat