visitaaponce.com

Lima Lokasi Melawat Pemikiran Kebangsaan Bung Karno di Bandung

Lima Lokasi Melawat Pemikiran Kebangsaan Bung Karno di Bandung
Gedung Indonesia Menggugat terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No 5, Kota Bandung. Gedung ini bersejarah ketika digunakan sebagai Pengadi(MI/Ardi T Hardi)

KOTA Bandung, Jawa Barat selama ini dikenal dengan wisata fashion dan kuliner. Namun, Bandung ternyata juga memiliki tempat-tempat menarik untuk melawat pemikiran Bung Karno.

Pamong Budaya Ahli Muda pada UPTD PKDJB Disparbud Jabar, Iwan Hadiwijaya menyebut, paling tidak ada tempat-tempat yang wajib dikunjungi untuk menziarahi pemikiran Bung Karno di Bandung. "Tempat-tempat itu adalah Gedung Indonesia Menggugat, Penjara Banceuy, ITB, dan Rumah Inggit Ganarsih," kata Iwan saat menerima kunjungan wartawan komplek DPRD DIY, di Bandung Jumat (17/2/2023).

Gedung Indonesia Menggugat

Gedung Indonesia Menggugat terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No 5, Kota Bandung. Gedung ini bersejarah ketika digunakan sebagai Pengadilan Negeri pada zaman Belanda.

Pada 18 Agustus sampai 22 Desember 1930, tempat itu menjadi saksi peristiwa pengadilan Soekarno, Gatot Mangkoepraja, Soepriadinata, dan Maskoen.

Di tempat itu, Masyur dikenal sebagai tempat Soekarno membacakan pleidoinya yang berjudul Indonesia Menggugat. Lewat pleidoinya yang ditulis di dalam penjara itulah, Soekarno mampu menggelorakan semangat perjuangan menghadapi kolonialisme dan kapitalisme penjajah.

Penjara Banceuy

Penjara Banceuy dibangun oleh arsitek Belanda pada tahun 1877 di jalan Banceuy No 8, Kota Bandung. Penjara ini menjadi penting dalam melawat pemikiran Bung Karno, karena Bung Karno pernah ditahan di penjara ini bersama tiga rekannya dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yaitu Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja.

"Di penjara ini, Bung Karno menulis pledoinya, Indonesia Menggugat," jelas Iwan.

Kampus ITB

Kampus Institut Teknologi Bandung tidak dapat dilepaskan dalam diri Soekarno. Di kampus itulah, Soekarno mengenyam pendidikan yang dulu bernama Techniche Hoogeschool (T.H.S.).

Di THS, Soekarno tercatat mendaftar pada tanggal 1 Juli 1921 pada Fakultas Bangunan Jalan dan Air (Weg-en waterbouwkunde). Soekarno lulus dengan gelar insinyur pada 3 Juli 1926.

Rumah Bersejarah Inggit Ganarsih

Sosok Inggit Ganarsih menjadi bagian penting dalam pemikiran Bung Karno. Sebuah rumah yang pernah yang pernah ditinggali Bung Karno dan Inggit di Jalan Inggit Garnasih Nomor 8, Kota Bandung menjadi saksi bisu Bung Karno dan sang istrinya tersebut sering menjamu rekan-rekannya untuk mendiskusikan pemikiran-pemikiran menuju kemerdekaan sejak 1926-1934.

Rumah Bersejarah tersebut telah menjadi bangunan cagar budaya, heritage bagi bangsa Indonesia. "Kami sedang mengusulkan agar gelar pahlawan nasional disematkan kepada Inggit Ganarsih," kata dia.

Museum Konferensi Asia Afrika (KAA)

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menyebut, ada satu tempat yang penting dalam pemikiran Presiden Soekarno, yaitu Museum KAA di Jl. Asia Afrika No.65, Kota Bandung.

Museum tersebut menjadi saksi perjuangan Bung Karno dalam mewujudkan pleidoinya dalam Indonesia Menggugat untuk melawan praktik kolonialisme dan kapitalisme. "Kita semua ingat di tahun 1955 di Bandung ini ada Konferesi Asia Afrika yang melahirkan banyak kemerdekaan bangsa Asia dan Afrika," kata Eko.

Karena keterbatasan waktu, napak tilas pemikiran Bung Karno di Bandung hanya mengunjungi Gedung Indonesia Menggugat dan Penjara Banceuy. Eko mengapresiasi pengelolaan bangunan-bangunan bersejarah oleh Pemprov Jawa Barat.

Pemda mengelola destinasi sejarah dengan baik. Kepedulian pemerintah daerah sangat penting dalam melestarikan bangunan-bangunan bersejarah," kata dia.

Ia menyampaikan, kunjungan ke Gedung Indonesia Menggugat dan Penjara Benceuy merupakan bagian dari upaya menghikmati perjalanan sejarah Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebelumnya, kunjungan serupa telah dilakukan ke tempat lahirnya Soekarno dan rumah HOS Tjokroaminoto, rumah
Ketua BPUPKI dr Radjiman Wediodiningrat di Bali, hingga Perpustakaan dan Makam Bung Karno di Blitar.

Kunjungan yang dilakukan pun telah menginspirasi DPRD DIY untuk membuat Perda tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Perda Nomor 1 tahun 2022 tersebut telah ditetapkan pada 22 Februari 2022. (OL-13)

Baca Juga: Kapolda Banten Terima Hibah Wayang Kulit Ki Manteb Soedarsono

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat