visitaaponce.com

Simak Asal Usul Rabu Abu, Makna dan Pantangan Puasa

Simak! Asal Usul Rabu Abu, Makna dan Pantangan Puasa
Umat menerima abu dengan simbol salib saat Misa Rabu Abu di Gereja Katedral Tiga Raja, Timika(ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding)

RABU Abu merupakan hari pertama pra-paskah. Rabu Abu ditandai dengan penerimaan abu di dahi ataupun di kepala, itu merupakan tanda pertobatan. Rabu Abu juga merupakan hari pertama memasuki masa puasa dan berpantang.

Rabu Abu di tahun ini jatuh pada Rabu (22/2). Umat katolik berumur 18-60 tahun wajib untuk mengikuti puasa di Rabu Abu tersebut.

Pengertian abu dalam Rabu Abu berarti debu yang dipercaya digunakan Tuhan untuk menciptakan manusia. Abu juga melambangkan kesedihan umat yang telah berbuat dosa dan menyebabkan perpecahan dari Tuhan.

Pada perayaan Rabu Abu, abu berasal dari daun palma yang telah diberkati di hari Minggu Palma pada tahun sebelumnya yang dibakar. Abunya yang berbentuk tanda salib di kening tidak perlu dipakai sepanjang hari, boleh dibasuh setelah Misa. 

Rabu Abu diperingati sebagai persiapan kita sembari menyadari kesalahan serta bertobat dengan berpantang dan berpuasa.

Asal-Usul Rabu Abu

Pada Perjanjian Lama, abu digunakan sebagai lambang perkabungan, rasa penyesalan dan pertobatan umat manusia. Saat itu, setelah Yunus berseru agar orang-orang kembali kepada Tuhan dan melakukan pertobatan, Kota Niniwe kemudian melakukan puasa dan mengenakan kain kabung lalu duduk di atas abu.

Yesus juga sudah menyinggung pemakaian abu yang ditujukan untuk kota yang menolak melakukan pertobatan dari dosa. Gereja Perdana juga menggunakan abu sebagai simbolis yang serupa.

Kemudian pada abad pertengahan, gereja memakai abu sebagai tanda dimulainya masa pertobatan Pra-Paskah. Hal itu juga sebagai tanda bahwa kita sudah menyesali segala dosa yang telah diperbuat.

Pantangan Puasa Rabu Abu

Dalam puasa tersebut, pantang untuk makan daging ataupun makanan lain. Puasa dalam umat Kristen berarti hanya makan kenyang sekali dalam sehari dan bisa disesuaikan masing-masing orang seperti kenyang, tidak kenyang dan tidak kenyang ; tidak kenyang, kenyang dan tidak kenyang ; tidak kenyang, tidak kenyang dan kenyang.

Selain itu, pantang yang juga wajib dilakukan umat Katolik pada Rabu Abu serta setiap hari Jumat sampai Jumat Suci yakni berjumlah 7 kali selama masa Pra-Paskah. Pantang ini memiliki arti pantang daging, pantang garam, pantang rokok, pantang gula, pantang hiburan seperti televisi, film, dan sebagainya.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat