visitaaponce.com

Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah

Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah
Seorang pedagang memberi makan sapi kurban yang dijual di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (7/6/2024).(Antara/Bayu Pratama S)

ADA sejumlah dalil yang memuliakan 10 hari pada bulan Zulhijah. Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, baik salat, puasa, sedekah, maupun yang lain, selama hari-hari tersebut. Ternyata, ada sejarah dan keutamaan dalam 10 hari pertama Zulhijah. 

Apa saja dalil Al-Qur'an, hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan hikmah dari para ulama yang saleh terkait sejarah peristiwa dan keutamaan 10 hari pertama Zulhijah? Berikut paparannya. Oh iya, pada tahun ini, 1 Zulhijah jatuh pada Sabtu 8 Juni sampai 9 Zulhijah pada Minggu 16 Juni.

Dalil Al-Qur'an dan Hadis Nabi

Firman Allah subhanahu wata'ala di Surat Al-Hajj ayat 28.

Baca juga : Kapan Puasa Arafah dan Tarwiyah 2024? Cek Jadwal di Sini

"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan (yaitu 10 hari pertama dalam bulan Zulhijah) atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagiannya lagi) berikanlah kepada orang-orang yang sengsara dan fakir agar dimakan (oleh mereka)."

Dari (sahabat) Ibnu 'Abbas ra berkata, "Yang dimaksud dengan hari yang telah ditentukan yaitu 10 hari pertama dalam bulan Zulhijah."

Dalam suatu hadis riwayat Imam Ath-Thabrani, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada amalan di hari-hari apapun yang lebih utama daripada amalan di 10 hari pertama pada bulan Zulhijah." 

Baca juga : Doa dan Zikir dalam 10 Hari Pertama Zulhijah

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, meskipun berjihad (berperang) di jalan Allah?" 

Rasulullah menjawab, "Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali bagi seorang lelaki yang keluar dengan jiwa dan hartanya untuk berjihad (berperang) di jalan Allah kemudian dia tidak kembali ke rumahnya dengan membawa sesuatu apapun (baik jiwa maupun harta)."

Sejarah dan keutamaan 10 hari pertama Zulhijah

Peristiwa yang terjadi pada 10 hari pertama Zulhijah dan keutamaannya itu diungkap Kitab Durratun Nasihin. Berikut rinciannya.

Baca juga: Lafaz Takbiran Iduladha dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

a. 1 Zulhijah. 

Pada tanggal itu Allah mengampuni Nabi Adam 'alaihis salam. Barang siapa yang berpuasa di tanggal 1 Zulhijah, Allah mengampuni semua dosanya.

b. 2 Zulhijah. 

Pada tanggal itu Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS. Allah mengeluarkannya dari perut ikan paus. 

Barang siapa yang berpuasa di hari kedua Zulhijah, pahalanya setara dengan ibadah satu tahun penuh tanpa maksiat walaupun hanya sekejap mata. 

Baca juga: Sejarah Salat Fardu Lima Waktu terkait Kisah para Nabi

c. 3 Zulhijah. 

Pada tanggal itu Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria AS yang meminta keturunan karena ia sudah tua renta tanpa anak. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, Allah akan mengabulkan doanya. 

d. 4 Zulhijah. 

Pada tanggal itu hari dilahirkan Nabi Isa AS. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, tidak akan menimpanya kefakiran.

e. 5 Zulhijah. 

Pada tanggal itu hari dilahirkan Nabi Musa AS. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, dibebaskan baginya sifat munafik dan azab kubur. 

Baca juga: Niat Puasa Sunah Zulhijah Menjelang Iduladha

f. 6 Zulhijah. 

Pada tanggal itu hari Allah membukakan pintu kebaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, Allah akan memandangnya dengan pandangan rahmat. 

Jika Allah sudah memandangnya dengan pandangan rahmat, Allah tidak akan pernah mengazabnya.

g. 7 Zulhijah. 

Pada tanggal itu hari ditutup pintu-pintu neraka Jahannam dan tidak akan dibuka kecuali berlalu 10 hari dari bulan Zulhijah. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, Allah akan menutup 30 pintu kesusahan dan membuka 30 pintu kemudahan baginya.

Baca juga: Perbaiki Kapal Rusak dengan Sekali Ketuk, Mekanik Minta Harga Tinggi

h. 8 Zulhijah. 

Pada tanggal itu disebut juga dengan hari tarwiyah. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, tidak ada yang tahu pahalanya kecuali Allah SWT.

i. 9 Zulhijah. 

Tanggal itu disebut juga dengan hari Arafah. Barang siapa yang berpuasa di hari ini, ia menjadi pelebur dosanya satu tahun kemarin dan satu tahun mendatang. 

j. 10 Zulhijah.

Pada tanggal itu, Allah berkenan mengganti kurban Nabi Ibrahim AS, yaitu anaknya Nabi Ismail AS, dengan domba sebagai tanda keimanan. Pada hari ini umat Islam diharamkan berpuasa hingga 13 Zulhijah.

Baca juga: Kisah Nenek Dermawan kepada Hasan, Husein, Abdullah bin Jakfar

Fadilah lain juga dikatakan oleh sebagian ulama. "Barang siapa yang berpuasa 10 hari di bulan Zulhijah, Allah akan memuliakannya dengan beberapa kemuliaan yaitu berkah umurnya, bertambah umurnya, dijaga keluarganya, dileburkan dosanya, dilipatgandakan pahalanya, digampangkan ketika sakaratul maut, diberikan cahaya yang terang benderang di kuburnya, dan Allah angkat derajatnya. 

Dikisahkan, Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Suatu ketika aku mengelilingi kuburannya orang-orang muslim di Basrah di malam-malam Zulhijah." Beliau menemui cahaya di kubur seorang laki-laki. 

Sufyan Ats-Tsauri diam sambil berpikir. Kemudian ada seruan dengan suara yang keras, "Wahai Sufyan berpuasalah 10 hari bulan Zulhijah, engkau akan diberi cahaya sepertiku."

Baca juga: Kisah Nenek Penjahit yang Kaya di suatu Desa Kecil

Durratun Nasihin

Kitab Durratun Nasihin ditulis oleh Syeikh Ustman bin Hasan bin Ahmad Assyakir Al Khoubawiy. Ini menyediakan kisah-kisah berbau rohani dengan tujuan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam.

Syekh Usman, seorang ulama asal Konstantinopel pada abad ke-18, mencurahkan pengetahuannya dalam kitab ini sebelum meninggal pada 1224 H. Kitab Durratun Nasihin terdiri dari 75 pasal yang memuat kisah-kisah tentang keutamaan amal dan penjelasan berbagai aspek dalam agama Islam. 

Baca juga: Kisah Hikmah dari Gajah dan Anjing yang Hamil

Pasal-pasal ini membahas topik-topik seperti keutamaan puasa, ilmu, sahabat, bulan-bulan suci, hari kiamat, surga, neraka, dan lain-lain.

Setiap pasal dimulai dengan kutipan ayat terkait dari Kitab Anwar At-Tanzir wa Asrar at-Ta'wil atau juga dikenal sebagai Tafsir Baidhawi. Kitab ini ditulis oleh Al-Imam al-Qadhi al-Mufassir Nashiruddin Abu Sa'id Abu al-Khair Abdullah bin Abi al-Qasim Umar bin Muhammad bin Abi al-Hasan Ali al-Baidlawi asy-Syirazi asy-Syafi'i.

Imam Baidhawi lahir di al-Baidha, Persia, pada awal abad ke-7 H dan wafat di Tabriz, Iran, pada 685 H/1292 M. Selanjutnya, pengarang menggunakan hadis, atsar, dan qaul ulama yang relevan dengan topik yang dibahas dalam setiap pasal.

Baca juga: Kisah Seorang Pria yang Bertobat dari Membidahkan Maulid Nabi

Pengarang mengutip dari beberapa kitab, termasuk Bidayat Al-Hidayah, Tanbit Al-Ghafilin, Daqaiq Al-Akhbar, serta beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Al-Khazin, Tafsir Ma'alimut At-Tanzil (Tafsir Al-Baghawi), Tafsir Ruh Al-Bayan, Tafsir An-Nasafi, dan lain-lain. Meskipun sebagian besar isi Kitab Durratun Nasihin ialah penukilan dari sumber-sumber tersebut, hal ini justru menjadi kelebihan dalam kitab ini.

Kitab ini kaya sumber referensi pembahasan dan memberikan pandangan yang luas tentang berbagai aspek dalam agama Islam. Kelebihan lain ialah fokus pengarang pada satu ayat beserta tafsirnya dalam setiap pasal. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat