visitaaponce.com

Sejarah Salat Fardu Lima Waktu terkait Kisah para Nabi

Sejarah Salat Fardu Lima Waktu terkait Kisah para Nabi
Ribuan umat muslim menjalankan ibadah salat Jumat pertama pada Bulan Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (15/3/2024).(MI/Susanto)

SYEKH Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi menyampaikan asal usul, sejarah, atau hikmah di balik salat lima waktu yang difardukan bagi umat Islam. Salat lima waktu itu ialah subuh, zuhur, ashar, maghrib, dan isya. Kita tahu salat lima waktu berawal dari perintah Allah subhanahu wata'ala saat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menjalani isra mikraj.

Namun, Syekh Nawawi dari Banten, Indonesia, meriwayatkan asal usul salat lima waktu itu dan kisah hikmah di balik salat fardu umat Islam yang terkait dengan kisah nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Hal itu ia paparkan dalam kitabnya Sulamunnajah.

Sebelum menyampaikan riwayat dari Syekh Nawawi, ada baiknya kita sampaikan sejumlah perintah salat salam Al-Qur'an. Berikut pemaparannya.

Baca juga : Bacaan Doa Qunut Subuh Arab, Latin, dan Terjemahan

Perintah salat fardu dalam Al-Qur'an

1. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' (4) ayat 103.

فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Maka laksanakanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, salat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Baca juga : Doa Iftitah dalam Bacaan Rumi atau Salat

2. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra' (17) ayat 78.

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

Baca juga : Kisah Nabi Syam'un Samson Al-Ghazi dan Lailatul Qadar

3. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Taha (20) ayat 130.

فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ

Maka bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.

Baca juga : Enam Keutamaan Lailatulkadar, Waktu Terjadi, Tanda, dan Ibadahnya

4. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum (30) ayat 17-18.

فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ . وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ

Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nya-lah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur. 

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Salat lima waktu terdapat di dalam Al-Quran." Lalu beliau ditanya, "Di mana?" Beliau menjawab dengan dalil Surat Ar-Rum ayat 17-18.

Sejarah salat lima waktu

Asal-usul, sejarah, atau hikmah dari setiap lima salat fardu menurut Syekh Nawawi terkait dengan kisah nabi-nabi. Berikut uraiannya. 

Baca juga: Niat Salat Lima Waktu Subuh, Maghrib, Isya, Dzuhur, Ashar

1. Salat subuh.

Salat subuh ialah salat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam alaihis salam. Dua rakaat subuh dijalankan oleh Nabi Adam AS di Bumi setelah diturunkan dari surga. 

Waktu itu, pertama kali Nabi Adam AS melihat kegelapan. Begitu gelapnya keadaan sekitar, ia pun merasakan ketakutan yang amat sangat. 

Namun kemudian kegelapan itu secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut dan perlahan terbitlah terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. 

Karena itu, dua rakaat subuh dilaksanakan Nabi Adam AS sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas datangnya kecerahan.

Baca juga: Niat Menurut Imam Nawawi, Cukup di Hati atau Diucapkan Juga

2. Salat Zuhur.

Nabi Ibrahim AS ialah orang pertama yang melaksanakan salat zuhur. Empat rakaat salat zuhur dilaksanakan sang kekasih Allah SWT itu ketika Nabi Ismail AS yang rencananya akan disembelihnya sebagai kurban diganti dengan seekor domba. 

Kejadian itu terjadi tatkala siang, tepatnya matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya alias waktu zuhur. Empat raka'at itu menunjukkan beberapa perasaan Nabi Ibrahim. 

Satu rakaat ialah penanda kesyukuran atas digantikan Nabi Ismail AS sebagai kurban. Satu raka'at karena kegembiraan. 

Satu rakaat untuk mencari keridaan Allah SWT. Satu rakaat lagi sebagai rasa syukur atas domba pemberian Allah SWT.

3. Salat ashar.

Manusia pertama yang melaksanakan salat ashar ialah Nabi Yunus AS ketika ia keluar dari perut ikan paus. Ketika di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus seakan-akan seperti anak burung yang tidak ada bulunya. 

Nabi Yunus juga menghadapi empat kegelapan, yaitu kegelapan usus ikan paus, kegelapan air, kegelapan malam, dan satu kegelapan dalam perut ikan paus. 

Ketika waktu ashar, Nabi Yunus keluar dari perut ikan paus. Ia kemudian melaksanakan salat empat rakaat karena bersyukur kepada Allah atas selamatnya dari empat kegelapan tersebut.

4. Salat maghrib.

Sedangkan tiga rakaat salat maghrib punya sejarah tersendiri yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa AS ketika berhasil keluar dari kaumnya yang hendak membunuh beliau di penghujung senja. Tiga rakaat itu sangat bermakna bagi Nabi Isa AS. 

Satu rakaat menandai perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikkan semua bentuk sesembahan kecuali Allah. Satu rakaat untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah. 

Satu rakaat terakhir menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa.

5. Salat isya.

Dihilangkan empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa AS oleh Allah SWT ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah penetapan salat isya empat rakaat. 

Tercatat empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Nabi Harun AS, anak-anaknya, dan kekuasaan Fir'aun. 

Ketika semua kesedihan itu diangkat oleh Allah SWT di waktu malam, Nabi Musa AS melaksanakan salat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.

Demikianlah kisah nabi terkait salat fardu lima waktu yang dijalankan umat Islam. Semoga semakin memperkuat keimanan dan ibadah kita. (Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat