visitaaponce.com

Bersatu Cegah Anak Terpapar Pornografi

Bersatu Cegah Anak Terpapar Pornografi
Ilustrasi(Istimewa)

TIDAK ada cara yang tepat atau jitu bagi semua anak untuk menjauhkan mereka dari pornografi. Karena keterpaparan terhadap pornografinya berbagai kasus dan tingkatan dan intensitasnya seperti apakah sudah kecanduan atau baru pertama kali.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Kemenko PMK RI, Imron Rosadi mengatakan bahwa orang tua, sekolah dan masyarakat memiliki peran masing-masing yang mestinya harus saling menguatkan pencegahan paparan pornografi terhadap anak.

"Orangtua dan keluarga berperan sebagai lingkungan terdekat untuk edukasi dini dan deteksi serta pencegahan dini terhadap pornografi. Dari orang tua dan lingkungan keluarga anak-anak mesti dikenalkan dengan berbagai kemungkinan konten pornografi masuk dalam lingkungan keluarga. Tentu saja disesuaikan dengab tingkat usia anak-anak," ucap Imron saat dihubungi Media Indonesia.

Menurut Imron, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan signifikan dalam edukasi dini melalui integrasi pemahaman dan pencegahan pornografi dalam kurikulum formal sekolah serta kegiatan-kegiatan pengisian waktu luang seperti ekstrakurikuler dan pentas seni. Jadikan anak sebagai pelopor dan pelapor pencegahan pornografi melalui OSIS juga harus diintensifkan.

"Peran masyarakat melalui tokoh dan orang-orang berpengaruh untuk menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk u pencegahan dan penanggulangan pornografi. Peran Ketua RT dan Ketua RW untuk bersama-sama warganya menjaga lingkungan bersih dari pornografi seperti dilakukan dengan penyuluhan, edukasi komunitas, pengawasan lingkungan dan lain-lain," tegasnya.

Imron menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah keterpaparan pornografi terhadap anak yang bisa dilakukan sejak dini.

Pertama, edukasi untuk cerdas berliterasi digital, sadar dan cermat mengenali dan menggunakan konten-konten dan aplikasi yang ada, apakah terpapar pornografi atau tidak.

Kedua, batasi pengunaan gawai/gadget kepada anak.

Ketiga, dampingi anak, terutama terhadap anak baduta dan balita. Jangan biarkan mereka berinteraksi dengan dunia maya lebih dari dua jam apalagi seharian.

Terakhir, ajak dan alihkan anak dengan kegiatan-kegiatan lain yang menyenangkan tapi tetap mendidik, di luar menonton dan mengakses internet dan media daring. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat