visitaaponce.com

Mencetak Generasi Kompetitif Kelas Dunia

Mencetak Generasi Kompetitif Kelas Dunia
Ilustrasi(Istimewa)

“BERI aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Demikian bunyi salah satu kutipan pidato Bung Karno atau Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang terkenal. Perkataan itu bermakna bahwa para pemuda memiliki pengaruh sangat besar, bahkan menjadi kunci masa depan suatu bangsa.

Soal ini pendidikan memegang peran penting dalam mencetak generasi kompetitif yang mampu bersaing di tingkat dunia. Pertanyaannya kemudian adalah pendidikan yang bagaimana?

Saat ini, setiap lembaga pendidikan tinggi pastinya sudah banyak menghasilkan para sarjana, magister, dan doktor. Namun, kebanyakan dari mereka dipersiapkan secara akademis atau keilmuan, dan mengabaikan aspek skill atau kemampuan profesional.

Ambil contoh, banyak sarjana komputer, tapi tidak paham soal pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau banyak sarjana akuntansi tapi tidak mengerti cara menyajikan laporan keuangan.

Tidak heran jika kemudian Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menyebut, mayoritas mahasiswa di Indonesia tidak bekerja sesuai dengan jurusan kuliah atau program studi (prodi) yang dijalani. Menurutnya, hanya 20% mahasiswa bekerja sesuai dengan jurusan yang diambil.

Ia pun mengingatkan kalangan perguruan tinggi soal pentingnya menghadirkan pengajaran yang berstandar internasional karena para mahasiswa akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks ketika mereka lulus kuliah.

Di Indonesia, salah satu perguruan tinggi yang memiliki pengajaran berstandar internasional adalah Sampoerna University (SU) di Jakarta yang bermitra dengan University of Arizona di Amerika Serikat (AS).

Kampus ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk mencicipi pendidikan tinggi bergaya AS yang dikenal sebagai gudangnya universitas terbaik di dunia.

Dengan kurikulum berstandar internasional, visi besar Sampoerna University adalah untuk menghasilkan pemimpin masa depan dengan karakter moral yang kuat dan keahlian yang berdaya saing internasional.

Ni Nyoman Putri Shopia Yanuardi, mahasiswi Ilmu Komputer Tahun 2021 bercerita mengenai cara kampus membantunya menemukan potensi dirinya. Dengan mata berbinar dan suara bersemangat, ia menuturkan, pengalaman itu dirasakannya ketika dinyatakan lolos magang sebagai Apple Developer Academy Awardees 2023.

Akademi pengembangan diri ini diadakan langsung oleh Apple Company, perusahaan teknologi berbasis di AS, bertujuan untuk membentuk profesional-profesional berkualitas di bidang app developer berbasis iOS.

"Mirip bootcamp yang membekali mahasiswa dengan ilmu coding, design dan proffesional skill," ujar Shopia.

Dengan mengandalkan pengetahuan yang didapatnya di kampus dan kepercayaan dirinya, Shopia amat bersyukur ia bisa mendapatkan kesempatan untuk bergabung sebagai tim developer di perusahaan teknologi dunia itu.

"Awalnya tidak sengaja tahu mengenai ini dari media sosial. Yang daftar banyak ada yang sudah kerja juga. Aku hanya coba-coba dan bersyukur keterima," tuturnya saat bercerita dalam program Ngopi Sore : Journey to Become A World Class Developer di Instagram Live @sampoerna.university, beberapa waktu lalu.

Shopia mengatakan, bootcamp itu berlangsung di Batam selama 10 bulan, sedangkan ia masih tercatat sebagai mahasiswa aktif. Tidak mungkin ia bolak-balik Jakarta-Batam karena biaya transportasi yang mahal.

Ia pun bersyukur ketika kampus memberinya relaksasi kebijakan dan kesempatan untuk melanjutkan bootcamp tersebut dengan cara mengonversi SKS dari pengalaman kerja di Batam. Keistimewaan ini, sebutnya, menjadi salah satu implementasi program Kampus Merdeka yang digagas oleh pemerintah.

Sama dengan Shopia, mahasiswa Visual Communication Design tahun 2020 Eros Kuncoro juga masuk dalam tim Apple Developer Academy Awardees 2023. Ia yang minim pengetahuan teknologi informasi, tertarik untuk menjajal bidang ini dengan sedikit bekal ilmu IT yang didapatnya dari kampus.

"Aku kan bukan jurusan ilmu komputer. Tapi aku berusaha untuk bisa mengerjakan tes. Kebetulan saat itu aku kuliah di semester itu di Sampoerna ada pelajaran coding juga, jadi bermanfaat banget," tuturnya.

Siap hadapi dunia

Sampoerna University mengoperasikan program di bawah lisensi dan kredensial dari Kemendikbud-Ristek RI. Kombinasi kurikulum Amerika dan Indonesia yang dimiliki Sampoerna University dinilai ideal dalam mempersiapkan tenaga kerja di abad ke-21.

Pasalnya, kurikulum tersebut juga mencakup kurikulum inti yang sama dengan yang diterapkan oleh sejumlah perguruan bergengsi di Amerika seperti Harvard, Yale dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).

"Sampoerna University lebih dari sekadar kampus. Ini adalah lingkungan belajar yang mempersiapkan peserta didik untuk berhasil secara akademis dan profesional. Para mahasiswa akan memiliki keterampilan dan kredensial diakui global, sehingga dapat membuka pintu karir nasional dan internasional setelah lulus," kata Marshall Schott, President of Sampoerna University kepada Media Indonesia.

Dalam kolaborasinya dengan University of Arizona, salah satu kampus terbaik di AS, Sampoerna University juga menawarkan program Dual Degree atau gelar ganda yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar selama 4 tahun di Jakarta di bawah kurikulum Amerika dan lulus dengan dua gelar. Satu gelar sarjana dari University of Arizona dan Sarjana (Strata 1) dari Sampoerna University.

Catherine Jovanka, misalnya, menjadi salah satu lulusan Sampoerna University yang melanjutkan studi Teknik Industri di Fakultas Teknik dan Teknologi. Dia lulus dengan gelar ganda, sebagai Bachelor of Engineering dari SU dan BSc di bidang Teknik Industri dari University of Arizona. Saat ini bekerja di salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia.

University of Arizona sendiri menempati peringkat ke-46 kampus terbaik dunia berdasarkan data Council of World University Rangking (CUWR) 2020-2021.

Dengan standar pendidikan Amerika, kampus ini menawarkan oase baru berupa program akademik yang diselaraskan dengan konteks Indonesia. Targetnya bukan hanya mempersiapkan mahasiswanya untuk sukses, secara akademis, tapi juga profesional. "Dengan kata lain, work ready, world ready," kata Rektor Sampoerna University Wahdi Yudhi saat berbincang dengan Media Indonesia.

Ia mengatakan, mahasiswa SU tidak hanya belajar dan mendapatkan ketelitian akademis, mereka juga ditantang untuk berpikir, mengeksekusi dan mengembangkan diri ke tingkat yang lebih tinggi.  Mereka diharapkan dapat memiliki kompetensi berpikir kritis, berkomunikasi secara efektif dengan bahasa internasional, paham etika, mengembangkan kesadaran diri secara global, mengapresiasi keragaman budaya, memiliki kemampuan literasi informasi, dan literasi kuantitatif.  Tidak heran jika, rata-rata mahasiswanya cepat mendapatkan pekerjaan di sejumlah perusahaan ternama dunia.

Faktanya, kata sang rektor, hingga satu dekade pendiriannya, SU telah memiliki ratusan mahasiswa dan lebih dari 90% mahasiswanya mendapatkan pekerjaan dalam waktu tiga bulan setelah lulus. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat