visitaaponce.com

Hindari Sifat Pamer dengan Menjadi Orang yang Sederhana

Hindari Sifat Pamer dengan Menjadi Orang yang Sederhana
Ilustrasi. MDS, anak seorang pejabat Ditjen Pajak kerap memamerkan kekayaan di media sosial dan ditangkap terlibat penganiayaan.(Instagram@mariodandys)

PSIKOLOG klinis Ratih Ibrahim mengatakan bahwa sifat pamer sebenarnya ada di dalam diri semua orang.

"Pamer itu baik sebagai sebuah dorongan, kebutuhan, perilaku ada pada semua orang, hanya saja porsinya yang berbeda-beda," ucap Ratih saat dihubungi pada Sabtu (25/2).

Menurut Ratih, orang-orang yang mempunyai penyakit untuk pamer adalah mereka yang butuh pengakuan, ingin mendapatkan kompensasi, dan memang bawaan dari diri mereka sendiri.

"Orang yang memiliki penyakit pamer adalah mereka yang pengakuan, demi eksistensi, lalu untuk mendapatkan kompensasi atas sesuatu semisal tanpa apa-apa yang dipamerkan itu dia nggak ada apa-apa nya, lalu atau memang dasar orang itu memang congkak, sombong," terang Ratih.

Ia pun memaparkan cara untuk menghindari ataupun yang bisa dilakukan untuk mencegah seseorang melakukan pamer dengan cara pola perilaku yang baik dalam keluarga, adanya penegakkan aturan yang jelas dan belajar untuk hidup berkecukupan.

"Pola perilaku dalam keluarga, termasuk pola asuh. Maksudnya jika kerendahan hati adalah bagian dari pola perilaku dalam keluarga, anak-anak akan tumbuh jadi pribadi yang rendah hati. Begitupun dengan empati, sopan santun, tata krama, dan hal-hal yang menjadikan kita manusia beradab," papar Ratih.

"Ada aturan-aturan yang ditegakkan jelas dan tegas. Maka kesederhanaan, kejujuran, sikap berintegritas menjadi sesuatu yang wajib diterapkan dalam keseharian profesinya. Jadi bukan pura-pura sederhana. Memang sederhana betulan. Kemudian belajar untuk hidup cukup. Apa-apa secukupnya. Ini melatih diri untuk tidak serakah, maruk," tambah dia. (Fal/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat