visitaaponce.com

Memacu Daya Saing, Memenangkan Kompetisi Global

Memacu Daya Saing, Memenangkan Kompetisi Global
Ilustrasi(Istimewa)

BERDASARKAN hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022 sebanyak 68,82 juta jiwa penduduk Indonesia ialah pemuda atau 24% dari total penduduk di Indonesia. Lebih dari separuh pemuda terkonsentrasi di Pulau Jawa (54,79%).

Dalam pembangunan sebuah negara, keberhasilan pembangunan pemuda menjadi kunci suksesnya, terlebih dalam mencapai bonus demografi pada 2030 mendatang.

Pemerintah berharap jumlah angkatan kerja yang nanti diprediksi mencapai 71% akan diisi oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing, bukan sebaliknya.

Untuk mencapainya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan,pemuda harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, karakter, dan jiwa patriotisme. Empat hal ini menjadi indikator pembentukan SDM unggul untuk bisa bersaing dengan negara lain.

Masalahnya, menurut BPS, mayoritas pemuda Indonesia hanya menamatkan pendidikan hingga jenjang SMA/sederajat (39,60%) dan SMP/sederajat (35,78%). Hanya sekitar 10,97% pemuda yang mampu mencapai pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Kalaupun berhasil lulus dari bangku kuliah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, hanya 20% mahasiswa yang bekerja sesuai dengan program studi yang dipelajarinya di kampus.

Profil pendidikan dan daya serap lapangan kerja yang jauh dari ideal ini, menjadi dua masalah besar bagi Indonesia. Dalam menyikapi hal ini, Rektor Sampoerna University Wahdi Yudhi memberikan pandangannya.

Menurutnya, kondisi tidak ideal antara pendidikan dan serapan lapangan kerja terjadi karena keahlian dan keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

"Selain itu, ada juga ketimpangan jumlah SDM dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia," katanya saat menjawab Media Indonesia pada Jumat (24/2).

Dalam menyikapi masalah besar menyangkut masa depan Indonesia ini, Wahdi mengatakan, konsep pembelajaran berbasis dunia nyata (real-world experience) dan menggunakan kasus berbasis studi (real study case) harus dikedepankan.

Dengan begitu, ujar Wahdi, peserta didik dapat memiliki perspektif holistik dan solusi inovatif, serta tentunya lebih gampang beradaptasi ketika masuk ke dunia kerja. Wahdi mengatakan, metode inilah yang diterapkan Sampoerna University selama ini hingga sukses menciptakan lulusan dengan kualitas dunia. Tentu saja hal ini dicapai dari proses yang berkelanjutan, bukan hasil kerja semalam.

"Kami menerapkan General Education bagi para peserta didik kami dengan tujuan mengembangkan internationally competitive skill set atau kompetensi berstandar internasional," ujarnya.

Adapun kompetensi berstandar internasional yang dimaksudnya terdiri dari Critical Thinking, Creative Thinking, Oral Communication, Quantitative Literacy, dan Written Communication.

Melalui pendidikan mata kuliah umum ini, sebut sang rektor, peserta didik diharapkan memiliki tingkat kemampuan, pengetahuan, dan kompetensi sama dengan mahasiswa dimanapun, seperti di Amerika Serikat yang menjadi rujukan Sampoerna University selama ini. Kemampuan berbahasa asing menjadi salah satu skill wajib yang harus dimiliki.

"Ini akan sangat membantu mereka untuk beradaptasi masuk ke industri kerja dan bersaing dengan para tenaga kerja asing," beber Rektor Wahdi.

Alasan memilih Amerika
Sejak 2013 didirikan, Sampoerna University mengoperasikan program di bawah lisensi dan kredensial dari Kemendikbud-Ristek RI dengan menggunakan kombinasi kurikulum Amerika dan Indonesia.

Kenapa Amerika? Kurikulum yang diterapkan sama dengan yang dipraktekkan oleh sejumlah perguruan bergengsi di Amerika seperti Harvard, Yale dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Sang rektor membeberkan, berdasarkan The World University Rankings 2023, sebanyak 7 dari Top 10 Universitas terbaik di dunia ada di Amerika. Sekitar 40% dari 200 universitas terbaik dunia ada di Amerika.

University of Arizona yang menjadi mitra SU sendiri berada di peringkat ke-46, berdasarkan data Council of World University Ranking (CUWR) tahun 2020-2021.

"Amerika Serikat merupakan negara dengan penghasil GDP tertinggi di dunia. Ini berarti perusahaan top multinasional, venture capitalist, dan peluang bisnis terbaik masih berpusat di AS, sehingga lulusan yang pendidikannya mengadopsi pendidikan tinggi AS akan memiliki nilai atau pengakuan lebih secara global," urai Wahdi.

Wahdi menyakini, dengan menghadirkan pendidikan berstandar tinggi dan sesuai dengan kebutuhan industri sekarang akan memacu daya saing lulusan mereka.

Hingga satu dekade berdirinya, SU telah mencetak ratusan mahasiswa yang berasal dari Fakultas Bisnis, Fakultas Teknik & Teknologi dan Fakultas Ilmu Pendidikan, juga Fakultas Arts & Science yang baru saja dibuka.

Visi untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia membuat semua yang ada Sampoerna University harus berstandar internasional. Bukan hanya kurikulum, tapi juga fasilitas dan dukungan sumber daya manusia (SDM).

Menurut rektor, fasilitas pendidikan, seperti ruang belajar, laboratorium, hingga perpustakaan pun menggunakan standar Amerika Serikat. Bahkan fasilitas laboratorium mereka menggunakan teknologi tercanggih berstandar internasional, dan merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.

"Sedangkan, untuk tenaga pengajar atau dosen kami sudah mencapai puluhan dimana 70% memiliki gelar doktor dan ahli di bidangnya," ucapnya.

Sudah kurikulumnya unik, fasilitas mumpuni dan dosennya pun bibit unggul. Bagaimana dengan kualitas lulusannya? Rektor mengatakan, lebih dari 90% mahasiswa lulusan Sampoerna University mendapatkan pekerjaan dalam waktu tiga bulan setelah lulus.

Sederet prestasi yang dicapai SU, antara lain empat medali di ajang ASEAN University Games 2022 yang diraih oleh Nicholas Karel Subagyo dari Fakultas Teknik dan Teknologi. Karel berhasil meraih satu medali emas nomor estafet 4x100m gaya bebas putra, dua medali perak nomor 400 m gaya bebas dan estafet 4x200m gaya bebas, serta satu medali perunggu nomor
1.500 m gaya bebas.

Kemudian, ada penghargaan Best Presenter Award INSITEF 2022 yang diraih oleh Arya Smara Dyota, Azka Aulia Muhammad, dan Muhammad Dzulkifly. Ketiganya dari Fakultas Teknik Mesin.

SU juga menerima beasiswa hibah bantuan modal usaha dari kegiatan Kuliah Kewirausahaan Pemuda (KKWP) yang diadakan oleh Kemenpora bersama PT Pegadaian lewat prestasi Ahmad Nurfais (Ilmu Komputer 2020), Ahmad Dewa Aulia Firdausi (Ilmu Komputer 2019) dan Mochammad Rafli Ramadhani (Teknik Mesin 2019).

Pada 2022, mahasiswa SU meraih Best Paper of Manufacturing Process Category pada ajang Asia Pacific Conference on Manufacturing System and The International Manufacturing Engineering Conference (APCOMS-IMEC 2022) yang diraih oleh Maria Anggi Octaviani, Musafri Yetti, dan Octarina Adiati, Fakultas Teknik Mesin.

Wahdi meyakini, SDM Indonesia yang unggul haruslah yang bisa berdaya saing global, dan mampu beradaptasi dengan perubahan industri yang sangat cepat seperti sekarang ini. Mereka memiliki keterampilan atau kemampuan, seperti berpikir kritis, kreatif, inovatif, tangguh, dan berjiwa kepemimpinan.

"Jadi, work ready, world ready," pungkasnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat