visitaaponce.com

Cakupan Imunisasi Rendah, Kasus Campak di Papua Tengah Meningkat

Cakupan Imunisasi Rendah, Kasus Campak di Papua Tengah Meningkat
Petugas menyuntikkan vaksin difteri tetanus saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Kamis (1/12/2022).(ANTARA/RAHMAD)

KASUS campak di Provinsi Papua Tengah meningkat dalam 3 bulan terakhir. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan per 3 Maret 2023, total kasus yang dilaporkan sebanyak 397 orang tersebar di 7 kabupaten.

Tujuh kabupaten yang alami kenaikan kasus campak adalah Nabire, Paniai, Puncak Jaya, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.

“Sekitar 48 telah terkonfirmasi lab positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus," ucap Dirjen Maxi dikutip dari keterangan resmi pada Minggu (5/3).

Baca juga: KemenPPPA Memulangkan Dua Korban TPPO Asal Provinsi Jawa Barat

Baca juga: Sudah Lama Rusak, BMKG Sebut Tak Pernah Pasang Alat Pendeteksi Tsunami

Dari hasil pemeriksaan, didapati 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika. Dari kasus konfirmasi campak dan rubella tersebut, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal.

“Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” papar Maxi.

Maxi menyebut kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di tahun 2022.

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6% pada Imunisasi MR 2. “Temuan kami di lapangan, 87% Kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar 0 (zero),” terang Maxi.

Hal ini menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubela.

Atas kejadian ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai langkah antisipatif, diantaranya melakukan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan Dinas Kesehatan di 7 kabupaten terkonfirmasi, meningkatkan surveilans aktif dan pemantauan penemuan kasus baru di Provinsi Papua Tengah, meningkatkan cakupan imunisasi, dan memenuhi kelengkapan fasyankes untuk persiapan penanganan kasus campak.

“Setelah menerima laporan ini, kami bergegas melakukan upaya tindaklanjut agar tidak semakin meluas,” ujar Dirjen Maxi.

Dirjen Maxi mengingatkan bahwa imunisasi MR masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus yakni campak dan rubella. Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi MR. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat