Sudah Lama Rusak, BMKG Sebut Tak Pernah Pasang Alat Pendeteksi Tsunami
![Sudah Lama Rusak, BMKG Sebut Tak Pernah Pasang Alat Pendeteksi Tsunami](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/8741aa1f286bf3d554661e9ebb575374.jpg)
ALAT riset pendeteksi tsunami (Ina-Bouy) di laut Pesisir Barat, Lampung ternyata sudah lama rusak dan tidak juga diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Alat itu tidak dapat berfungsi lagi lantaran dimakan usia dan cuaca, serta kurangnya perawatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa alat riset yang sudah rusak itu bukanlah milik BMKG. Pihaknya tidak pernah melakukan riset terkait tsunami dengan memasang alat seperti itu.
"BMKG tidak memasang alat pendereksi tsunami di laut," ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (5/3).
Menurut Dwikorita, alat yang sudah lama rusak merupakan salah satu riset yang dilakukan BPPT atau sekarang telah menjadi BRIN. Meski direkomendasikan oleh BMKG, Ina-Buoy ternyata tidak efektif dalam mendeteksi tsunami.
Baca juga: Mayoritas Kota Besar Diprakirakan Hujan Ringan Hingga Sedang
"Ina-Buoy adalah karya riset/eksperimen yang dilakukan BPPT mulai tahun 2019 atas Rekomendasi BMKG. Saat itu di tahun 2020 eksperimen/ riset masih berjalan dan dalam tahap uji coba. Dan ujicoba itu dilakukan BPPT bukan BMKG, karena BMKG bukan lembaga riset," jelas Dwikorita
"Karena masih dalam tahap uji coba, belum dapat beroperasi dengan baik. Maka belum bisa dipakai untuk operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS)," tambahnya.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan bahwa Ina-Buoy dan InaTEWS merupakan dua hal yang berbeda. Ina-Bouy adalah alat riset yang dikembangkan BPPT, sementara InaTEWS merupakan sistem peringatan dini tsunami.
Ketika Ina-Buoy gagal atau tidak berhasil, maka alat tersebut pun tidak bisa memperkuat sistem yang ada. "Ina-Buoy adalah riset yang dilakukan oleh BPPT. Tujuannya untuk pengembangan Buoy sebagai alat pendukung peringatan dini tsunami atau InaTEWS," sambungnya.
Namun, mengingat riset Ina-Buoy belum memberikan hasil yang teruji atau proven, maka hingga saat ini alat tersebut belum dapat dipakai untuk mendukung InaTews. Dia mengajak masyarakat untuk membedakan Ina-Buoy dan InaTEWS sehingga tidak serta merta menyebut alat riset sebagai sistem itu sendiri.
"Riset Ina-Buoy belum memberikan hasil yang teruji, maka hingga saat ini Ina-Buoy belum dapat dipakai untuk mendukung InaTews," pungkasnya. (H-3)
Terkini Lainnya
Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Sumba Barat, NTB
Gempa Bumi M 6,2 Guncang Sinabang Aceh
Soal Video Viral Waspada Tsunami di Sumatra 2024, BMKG: Itu Hoaks
5 Stasiun Pendeteksi Tsunami Diefektifkan Seusai Letusan Gunung Ruang
Kawasan Pesisir Gunung Ruang Rawan Tsunami, Warga Diminta Waspada
Erupsi Gunung Ruang, BMKG Pantau Intensif Muka Laut untuk Deteksi Dini Tsunami
Polda Lampung Tangkap Belasan Selebgram Promosikan Judi Online
Tewaskan Satu Orang, Buaya Muara Sepanjang 3 Meter Ditangkap
Minibus Tertabrak Kereta Api, Satu Tewas
Progres Skywalk Capai 70%, Pengembangan Kawasan BHC Terus Dikebut
Polres Lampung Tengah Tangkap Tiga Anggota Ormas Diduga Aniaya Sekuriti
Polres Tulang Bawang Ciduk Buronan Kasus Pemerkosaan Remaja 12 Tahun
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap