visitaaponce.com

Kesadaran Memilah Sampah Dimulai dari Skala Rumah Tangga

Kesadaran Memilah Sampah Dimulai dari Skala Rumah Tangga
Aksi kelola sampah organik menjadi kompos bersama komunitas Desa Bestari, program community development dekat pabrik CCEP di Bekasi.(Ist)

KESADARAN dan peran serta masyarakat dalam memilah-milah sampah dari sumbernya perlu terus ditingkatkan. Kalangan swasta juga perlu ambil bagian dalam skenario pengelolaan sampah jangka panjang Indonesia.

"Kami mengapresiasi CCEP (Coca-Cola Europacific Partners) Indonesia yang turut terlibat dalam skenario pengelolaan sampah jangka panjang di Indonesia," kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Novrizal Tahar dalam webinar Fun Learning Studio Coca-Cola Forest, melalui siaran persnya, hari ini.

Menurut data Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian LHK, dalam satu hari volume sampah per orang mencapai 0,7 kg. Ini akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk.

"Diperlukan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam memilah sampah dari sumbernya, terutama dari skala rumah tangga," ungkap Novrizal.

Direktur Public Affairs, Communications & Sustainability CCEP Indonesia Lucia Karina menyampaikan perusahaan ikut berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah.

"Ini menjadi komitmen kami dalam pengelolaan sampah di Indonesia secara komprehensif dan holistik melalui konsep Nona-Helix," ujar dia.

Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun ini misalnya, melalui program Desa Bestari CCEP Indonesia, perusahaan bersama warga sekitar pabrik di kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan panen kompos sejumlah 825 kg.

"Ini dilakukan melalui kegiatan pendampingan pengelolaan sampah organik dengan sistem komposting," ujarnya.

Kegiatan ini dirangkai dengan lomba bercerita pengelolaan sampah dari sumbernya dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kesadaran serta pengetahuan warga atas pengelolaan sampah.

"Juga penimbangan sampah anorganik dari warga sekitar pabrik Bekasi dan Sumedang yang berhasil mengumpulkan sampah anorganik total 602,6 kg, minyak jelantah 9,4 liter, dan sampah organik 27,4 dari kawasan wisata Desa Taman Limo," katanya.

Baca juga: Kemkominfo Ajak Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat

Selain melakukan pengembangan masyarakat untuk pengelolaan sampah di beberapa wilayah operasional perusahaan, komitmen pengelolaan sampah dilakukan CCEP Indonesia melalui membangun pabrik daur ulang PET.

"Pabrik daur ulang PET, PT Amandina Bumi Nusantara di Bekasi, Jawa Barat, dibangun bersama Dynapack Asia dengan investasi senilai Rp556,2 miliar," katanya.

Amandina mampu memproduksi 25.000 ton rPET per tahun sesuai kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional. "Ini akan berkontribusi nyata dalam mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia," ucap Lucia.

Saat bersamaan pada 8 Februari, juga turut diresmikan Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija Foundation) yang akan membantu pengadaan bahan baku plastik daur ulang lokal bagi Amandina.

"Juga untuk memberikan dukungan penting bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup komunitas pengumpul sampah informal," imbuhnya.

Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) merupakan salah satu perusahaan barang konsumsi (FMCG) terdepan di dunia. Di Indonesia, CCEP Indonesia mengoperasikan delapan fasilitas manufaktur di Sumatera, Jawa, dan Bali.

CCEP Indonesia mempekerjakan lebih dari 5.500 tenaga kerja dan mendistribusikan jutaan minuman menyegarkan untuk lebih dari 450.000 outlet di seluruh Indonesia. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat